part 23

2K 67 0
                                    

"Halo vin, hari ini bisa ketemuan gak"

"Bisa, ketemuan di mana? Jam berapa?"

"Di cafe biasa aja, sore habis lo pulang kerja"

"Oh..  Yaudah"

"Lo, pulang kerja jam berapa? "

"Jam 5"

"Yaudah jam 5 ya"

"Iya"

Sambungan telepon pun di putuskan oleh Fazar.

Dret.. Dret..

Dinda is calling

Tanpa menunggu lama, fazar langsung mengangkat panggilan dari Dinda.

"Bentar ya, ini otw jemput "

"Bang.. Abang gak usah jemput, Dinda mau ke toko es krim dulu sama Tika"

" oh.. Yaudah, tapi jangan sampai magrib pulang nya"

"Enggak, gak lama nanti jam 5 udah pulang"

"Iya yaudah, inget jangan lama-lama pulang nya"

"Iya, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

                               🌸🌸🌸🌸🌸

Beberapa jam setelah nya.

Fazar melangkah kan kaki nya memasuki cafe, ia mengarahkan Pandangan mencari kevin, yang kata nya sudah lebih dulu sampai di sini.

Setelah melihat seseorang yang duduk di dekat jendela dengan menggunakan seragam polisi. Fazar pun melangkah kan kaki ke sana.

"Vin"

Kevin mendongak ke arah seseorang yang tengah berdiri di depan nya.

"Maaf ya lama, biasa lah jam segini, macet"

"Iya gakpapa, ada apa tumben lo ngajak ketemu "

"To the point banget, baru juga duduk. Bentar gue pesen minum dulu"

"He'em "

Setelah fazar sudah memesan minum, ia mengutarakan niat nya, kenapa ia mengajak kevin ketemu.

"Ehem..  Oke sebener nya gue mau minta tolong sama lo"

"Minta tolong apa? "

"Gue mau minta tolong, buat jagain Dinda, tiga hari lagi gue mau balik ke Jakarta. Ada persentasi yang mesti di selesai kan dan juga banyak tugas yang udah numpuk"

" apa yang buat lo, yakin dan percaya sama gue buat jagain Dinda? "

Fazar tersenyum mendengar ucapan kevin.

"Seharusnya lo, gak usah nanyak gitu ke gue, kita sahabatan udah lama, bukan cuma sehari atau dua hari, gue udah tau banget sifat lo gimana. Dan gue juga tau lo suka sama adek gue, gue izini lo deketin Dinda, asal jangan rusak semua kepercayaan gue, ke lo"

"Dari mana lo, tau gue suka sama Dinda. Lo jangan asal nebak"

"Asal nebak gimana, dari cara lo mandang Dinda udah ketahuan kalok lo suka sama Dinda"

Kevin tidak menanggapi ucapan fazar, ia hanya diam. Pasalnya ia pun masi binggung atas perasaan nya kepada Dinda, ia merasa nyaman saat bersama Dinda, dan juga jantung nya selalu berdebar-debar ketika berada di dekat Dinda.

"Lo kenapa bengong"

"Ha..  Gakpapa"

"Lo mau kan, bantu gue jagain Dinda? "

Kevin kembali terdiam, ia binggu ingin menjawab apa, tapi disisi lain ia bahagia karna kalau ia mau menjaga Dinda, berarti akan lebih sering bertemu Dinda.

"Vin, lo kenapa, bengong mulu dari tadi"

"Gakpapa, gue cuma takut gak bisa jaga amanah elo"

Fazar tersenyum menanggapi ucapan Kevin.

"Gue, percaya sama lo, makanya gue amanahin ini ke lo, jadi gimana lo mau gak? "

"Iya, gue mau jagain Dinda"

"Alhamdulillah kalok lo mau, gue jadi enggak terlalu khawatir ninggalin Dinda sendiri di sini"

"Iya... Gue bakal berusaha buat jalani amanah lo sebaik mungkin"

"Makasi ya, vin lo emang sahabat terbaik gue. yaudah gue pamit pulang ya, udah malem kasian Dinda. Sekali lagi makasi ya"

Tidak terasa ternyata sekarang jam menunjukkan pukul 07:45.

"Iya, hati-hati zar"

Kini Kevin memandang punggung fazar, yang berjalan keluar cafe. Ia masi binggung dan takut, takut tidak bisa menjalankan amanah yang fazar percayakan ke pada nya dengan baik.

                           🍁🍁🍁🍁🍁

"Assalamualaikum, dek"  Fazar mengucap salam namun tak mendengar tanda-tanda seseorang akan menjawab nya.

Fazar tidak melihat Dinda berada di ruang tamu dan juga ruang TV.

Kini Fazar melangkahkan kaki, menaiki tangga, menuju kamar Dinda yang bersebelahan dengan kamar nya. Lalu membuka pintu kamar Dinda yang ternyata tidak di kunci.

Didalam kamar, Fazar tidak menemukan Keberadaan Dinda. Tapi setelah mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, Fazar yakin kalau Dinda sedang berada di dalam kamar mandi. 

Fazar memutuskan untuk menunggu Dinda selesai dengan kegiatan nya di kamar mandi. Fazar duduk di tepian tempat tidur Dinda, lalu mengambil bingkai foto yang terletak di atas nakas, fazar sedikit tersenyum kala, melihat potret dua bocah kakak beradik yang tengah tersenyum lebar ke arah kamera.

Lalu fazar melihat sekeliling kamar Dinda yang begitu banyak bingkai foto diri nya dan juga Dinda yang di pajang di kamar ini, dari foto mereka masi kecil hingga mereka dewas.

Lagi-lagi Fazar tersenyum, rasanya baru kemaren dia mengajari Dinda menaiki sepeda, tapi sekarang Dinda sudah dewasa rasanya waktu berjalan sangat cepat.

Lamunan Fazar buyar, karna mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, dengan spontan Fazar mengarahkan pandangan nya ke arah Dinda yang ternyata juga sedang menatap nya binggung.

"Loh, abang udah pulang, kok Dinda gak tau"

"Gimana mau tau, kan kamu lagi di kamar mandi"

"Oh, iya jugak ya" kata Dinda sambil mengeringkan rambut nya yang basah dengan handuk.

"Kamu kebiasaan banget mandi malam-malam, dasar jorok kenapa gak dari sore aja mandi nya"

"Jorok apaan justru, ini mandi yang ketiga kali hari ini, tadi sore udah mandi tapi cuaca nya lagi panas banget jadi gerah terus mandi lagi" kini Dinda duduk bersebelahan dengan Fajar.

"Oooh..  Gitu toh, iya deh adik abang udah cantik rajin mandi lagi" kata Fajar sambil menarik pelan hidung Dinda.

"Apaan si sakit bang"

Bukan nya membalas ucapan Dinda, kini Fazar mengambil ahli handuk yang berada di tangan Dinda, dan mulai mengeringkan rambut Dinda.

Dinda hanya membiarkan Fazar menggantikan kegiatan nya mengeringkan rambut. Dinda sangat menikmati usapan-usapan lembut di atas kepala nya yang di lakukan Fazar saat ini. Rasa nya ia sangat merindukan saat-saat seperti ini, saat di mana ia bisa bermanja-manja dengan abang nya.

Assalamualaikum

Jangan lupa vote dan komen ya. Dan jangan lupa follow author.

Rab-6-maret-2019

my police husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang