part 9

3.8K 127 0
                                    

Kevin membawa Dinda ke dalam mobil, dan mendudukkan Dinda di kursi samping kemudi, setelah itu kevin juga segera masuk ke dalam mobil. Tapi ia tidak langsung menjalankan mobil nya, kevin kembali menatap Dinda, Dinda dari tadi masi terus menangis, mungkin Dinda masi syok dengan kejadian yang baru saja di alami nya.

Kevin mengelus pundak Dinda, ia berharap dengan cara itu ia bisa sedikit menenangkan Dinda, tapi nihil Dinda malah menangis semangkin terisak, bahkan Dinda menangkup wajah nya dengan kedua tangan.

Ada rasa sedih dalam hati kevin melihat Dinda sampai menangis seperti itu, ia tidak terima Dinda di ganggu oleh prema tadi.

kevin akan membawa masalah ini ke jalur hukum, lagi pula jika prema seperti itu di biarkan terus berkeliaran makan akan ada orang lain yang menjadi korban kejahatan nya lagi.

Kevin yang tidak tega melihat Dinda terus menangis tiba-tiba kevin menarik lengan Dinda menghadap nya lalu dengan sepontan kevin memeluk dinda sambil mengelus punggung Dinda, untuk menenangkan gadis itu.

Awal nya Dinda di buat kaget oleh perlakuan kevin, tapi memang saat ini ia butuh seseorang untuk menenangkan nya.

"Kamu tenang ya, sekarang kamu udah aman"

"Ta... Tapi kak a... Aku takut Hik... Hik... Hik... "

"Udah gak ada lagi yang harus kamu takuti, kakak ada disini, kakak akan lindungi kamu, yaudah kita pulang ya"
Kata kevin sambil melepaskan pelukan nya, sebenar nya ia tidak rela melepaskan nya tapi tidak mungkin juga ia terus memeluk Dinda.

Tangis Dinda sedikit mereda, Dinda masih tetap menangis karna fikiran nya sangat kacau, Dinda sangat ketakutan saat kejadian tadi, lalu Dinda mengubah posisi duduk nya menghadap depan begitupun dengan kevin.

Tanpa banyak bicara kevin langsung melajukan mobil nya menuju rumah Dinda, ia ingin segera sampai ke rumah itu karna saat ini Dinda membutuhkan istirahat untuk menenangkan fikiran nya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah Dinda, karna cuaca saat ini sedang turun hujan membuat jalanan sedikit sepi, hanya memakan waktu 20 menit untuk sampai di rumah Dinda.

Tin...  Tin...  Tin...

Kevin menekan kelakson saat di depan pagar rumah Dinda, tetapi satpam tidak juga membuka pagar nya, dengan sedikit geram karna mengingat keadaan Dinda yang seperti ini, kevin mengeluarkan sedikit kepala nya dari jendela mobil.

"Pak cepat buka pagar nya saya bersama Dinda" kata Kevin dengan berteriak karna hujan dan juga sedang emosi.

Tapi satpam tidak mendengar teriakan kevin.

"Pak...  Buka pagar nya" kata kevin dengan berteriak lebih kencang.

Satpam itupun berlari ke arah pintu pagar lalu membuka nya.

Kevin langsung menjalankan mobil nya memasuki bagasi rumah Dinda. Bagasi yang pernah Dinda beritahu saat kevin mengantar Dinda dengan sepeda.

Kevin segera turun lalu berjalan memutari kab depan mobil, lalu membuka pintu kiri depan mobil dan langsung menggendong Dinda. Saat sampai di depan pintu rumah dinda, kevin di sambut oleh pembantu Dinda dengan wajah panik.

"Ya allah, non..  Non kenapa non"

Hik.. Hik.. Hik.. 
Dinda masi mengeluarkan isakan isakan kecil.

"Nanti saya jelasi, sekarang bibi tunjuki kamar Dinda di mana"

Pembantu Dinda langsung berjalan di depan kevin dan berjalan ke arah kamar Dinda.

Kevin langsung meletakkan Dinda di atas tempat tidur dengan hati-hati.

"Bik saya keluar dulu, tolong gantikan baju Dinda, baju Dinda basah, dan nanti tolong panggilin tukang urut ya bik"

my police husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang