part 3

5.4K 167 2
                                    

Kevin pov

Sore ini aku berniat pergi ke taman yang ada di kompleks ini. Tapi saat aku masi berjalan sampai pagar depan rumah ku, aku melihat ada seorang gadis yang tengkurap di aspal, tepat di depan pagar rumah ku.

Seperti nya aku pernah melihat gadis ini, tapi di mana ya, oh iya aku baru ingat ini gadis yang tempo hari kena tilang dan sempat aku antar ke rumah nya.

Tapi ngapain gadis ini tiduran di sini, seperti nya dia terjatuh dari sepeda yang ia naiki, dan tidak jauh di belakang nya aku melihat ada anjing, apa mungkin dia jatuh karna di kejar anjing tetangga ku

Aku tepat berdiri di depan nya, tapi dia seperti nya tidak menyadari keberadaanku

"Heh kamu ngapain tiduran di sini apa gak ada kasur di rumah kamu, sampek-sampek tiduran di aspal"

Lalu dia mendongakkan kepala nya, menatap ku beberapa saat, setelah itu ia mencoba bangkit. Dengan terus meringis, seperti nya lutut, tangan, dan wajah nya terluka.

Tanpa menjawab pertanyaan ku gadis itu mencoba menaiki sepeda nya lagi, tapi saat masi ingin menaiki sepeda nya, tubuh nya oleng dan mau terjatuh mungkin karna luka di kaki nya yang cukup besar dan terus mengeluarkan darah, pasti rasa nya sangat sakit.

Dengan sigap aku menangkap tubuh nya yg akan terjatuh, ia nampak kaget saat aku menangkap nya.

"Luka kamu harus cepat di obati kalau enggak nanti bisa infeksi, ayo ikut saya, biar saya obati"

"Gak usah pak, saya langsung pulang aja biar saya obati sendiri di rumah"

"Mau pulang gimana, tadi aja kamu hampir jatuh waktu kamu mau naik ke sepeda kamu"

Tanpa menunggu jawaban nya aku langsung menuntun nya memasuki halaman rumah ku.

"Pak tolong ambil sepeda yang ada di depan pagar ya " kata ku pada satpam yang berjaga di pos depan.

"Iya tuan "

Saat sampai teras aku menduduk kan nya di kursi yang ada di teras, setelah itu aku langsung masuk ke dalam untuk mengambil kotak obat.

Ia tampak meringis saat aku mengobati luka nya, setelah selesai aku perban luka nya, lalu aku masuk ke dalam lagi untuk meletakkan kotak obat tadi.

Saat aku kembali, aku melihat nya sedang menatap perban di tangan nya, ia sempat menatap ku saat aku duduk di kursi yang berada di samping nya.

"Makasi ya pak" kata nya dengan senyum yang sangat manis menurut ku.

"Iya sama-sama"

"Ternyata rumah kita satu kompleks ya"

"Iya...eh kamu kenapa kok bisa tiduran di aspal, gak ada kasur di rumah kamu ya" kata ku sambil terkekeh.

"Enak aja, ya ada lah. Tadi saya di kejar sama anjing tetangga bapak, saya gak tau kalau di depan saya ada batu, yaudah nabrak batu itu terus jatuh"

"Kamu jangan panggil saya bapak, saya jadi berasa udah tua"

"Jadi saya panggil apa? oom" kata nya sambil sedikit terkekeh.

Ternyata dia orang nya lucu juga, pikir ku.

"Oom.. " kata ku sambil mengernyit kan alis ku.

Ia tampak mengangguk kan kepala nya sambil terus terkekeh.
"sejak kapan saya nikah sama tante kamu"

"Hahaha... Terus saya panggil apa"

"Panggil aja kakak, oiya nama kamu siapa,  dari kemaren belum sempat kenalan"

"Nama aku Adinda panggil aja Dinda"

"Oh Dinda, saya Kevin"

"Hem.. Yaudah ya kak saya permisi pulang dulu, makasi ya sekali lagi, karna kakak udah obati luka saya" kata nya sambil berdiri dan mulai berjalan dengan kaki yang sedikit pincang.

"Eh... kamu biar saya antar aja" kata ku sambil menahan lengan nya.

Gak tau kenapa baru kali ini aku ngerasain hal yang beda sama yang nama nya perempuan, seolah-olah semua sifat cuek, jutek sama orang yang baru aku kenal hilang seketika saat di dekat perempuan ini yang baru aku ke tahui nama nya adalah Dinda.

"Biar saya antar naik sepeda kamu" kata ku lagi.

Dia nampak mengerut kan alis nya.

Sebelum dia menolak aku langsung naik ke sepeda nya dan menepuk-nepuk besi yang ada di depan tempat duduk, memberi isyarat untuk di duduki nya.

"Gak usah kak, saya pulang sendiri aja"

"Udah ayok naik, biar saya antar,liat kamu jalan aja masi pincang, gimana mau ngayuh sepeda "

"Tapi kan.. "

"Udah ayo naik" kata ku memotong ucapan nya dan menarik lengan nya.

Dengan wajah yang sedikit kaget atas perlakuan ku, aku saja heran kenapa aku begitu peduli dengan nya, dengan gadis yang baru aku kenal. Lalu ia mendudukan bokong nya di besi tadi.

Setelah itu aku mulai mengayuh sepeda nya keluar halaman rumah ku dan menuju rumah nya yang ada di blok b, kami sempat hening beberapa saat sebelum aku mulai mengajak bicara Dinda.

"Gimana sama mobil kamu" kata ku sedikit berbasa basi.

"Udah di urus sama pengacara kak"

"Oh Bagus lah"

"Kok tiba-tiba mendung ya, tadi perasaan cuaca nya cerah" kata nya sambil mendongakkan kepala nya ke atas.

"Iya kok mendung"

Tiba-tiba rintik-rintik air hujan mulai berjatuhan, dengan panik aku lebih cepat mengayuh sepeda nya.

"Udah kak jangan Buru-buru, pelan-pelan aja dayung nya, aku suka hujan udah lama gak main hujan, tapi kalau kakak takut sakit mending kita berteduh aja dulu"

"Enggak kok, kakak enggak takut sakit, yaudah kita pelan-pelan aja ya sambil nikmati hujan"

Iya mengangguk dengan antusias, saat aku melihat wajah nya, ia sedang tersenyum bahagia sambil mengadahkan tangan nya menampung air hujan.

"Kakak tau gak kenapa aku suka hujan, karna di saat kita mandi hujan kayak gini itu adalah bagian bahagia paling sederhana bagi aku, dan juga karna di setiap tetes air hujan yang jatuh maka di situ juga ada nikmat yang di berikan tuhan, coba bayangin kalok gak ada hujan, pasti kita akan mati karna kekeringan, dan hujan adalah shower yang paling besar yang di ciptakan tuhan" kata nya sambil tertawa di akhir kata.

"Hahaha..  Kamu ini ada-ada aja, emang kamu gak takut sakit kalok mandi hujan kayak gini"

"Ya enggak lah kan kalok sakit tinggal minum obat, lagian jarang-jarang kan bisa mandi ujan kayak gini " kata nya sambil tersenyum.

Rasa nya ada sedikit rasa bahagia saat bisa melihat gadis ini terus tersenyum.

"Eh.. Gak terasa ya tiba-tiba udah sampek rumah kamu" kata ku sambil menatap pagar didepan kami.

Sekarang kami tepat berada di depan Pagar nya menunggu satpam membuka pagar , saat sudah di buka aku mengayuh lagi sepeda nya menuju garasi rumah nya yang iya tunjukkan melalui arah tangan nya.

"Is kok cepet banget si sampek nya, kan aku masi mau main hujan" kata nya sedikit cemberut.

"Hahaha.. Yaudah sana kamu mandi ujan lagi"

"Enggak ah males... Eh yuk kakak masuk dulu ke dalam, mandi aja dulu nanti biar pakek baju abang aku"
Tanpa menunggu jawaban ku ia menarik lengan ku memasuki rumah nya.





Hai makasi yang udah mau baca.

Eh ngomong² kok mereka cepet banget ya akrab nya.
Tapi Bagus kalok cepet akrab berarti bisa cepet END yeeeee

Sen-11-juni-2018

my police husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang