0.5 | Ayo Kita Menikah

3.4K 442 55
                                    

Haiii! Selamat membaca dan maaf jika terdapat typo(s) 🙏

Semoga kalian bisa suka, menikmati, dan ikut jatuh cinta dengan kak Arkan di cerita ini

Instagram : im.hyera

***

Kepala Khaira terasa begitu berat. Pusing kembali menyergapnya. Namun itu tidak lebih mengganggu daripada kedua tangan yang melingkari tubuhnya semakin erat.

Khaira yang tersadar segera terbangun bertepatan dengan suara tamparan yang membuatnya ketakutan.

Pelukan tersebut terlepas dan ia dapat mendengar suara berat seseorang di sebelahnya tampak terkejut.

"A—ayah?"

Ia termangu. Di mana dirinya sekarang? Apakah pakaiannya masih utuh—astaga! Kenapa ia hanya memakai dalaman saat ini?

Tangannya mencengkram erat selimut yang hanya bisa menutupi dirinya.

"Itu baru permulaan, Arkan. Ayah bisa berbuat lebih dari itu, tergantung dari penjelasanmu nanti. Kenakan pakaianmu! Ayah tunggu di luar."

Arkan? Apa dia seorang laki-laki yang—oh tidak.

Kepala Khaira menggeleng kuat. Sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang terjadi semalam? Apakah saat ini ia masih menjadi seorang gadis atau ia sudah—

Hiks, Baba. Maafin teteh, batinnya sembari menggigit bibir. Menahan supaya suara tangisnya tidak begitu terdengar.

"Arrrgh!"

Dirasakannya kasur bergerak saat laki-laki bernama Arkan itu turun dari kasur.

Bruk!

Pakaiannya di lempar begitu saja tepat mengenai wajah Khaira yang masih tertunduk.

"Kenakan pakaian ini! Sekarang!"

Selesai laki-laki itu melempar kaos panjang serta celana pendek baru miliknya, Khaira mengelus dada saat pintu tertutup dengan begitu keras.

Ia tidak menyadari masih tersisa seorang wanita di sana yang menatapnya dengan wajah sendu.

Begitu tangan Aliya menyentuh pelan bahu Khaira, gadis itu terkesiap dan menepisnya ketakutan, mengira bahwa Aliya berjenis kelamin laki-laki.

"Jangan takut," ucap Aliya lembut.

Wajah Khaira terdongak, mencoba mencari sumber suara lembut tadi.

"Ka—kamu ... siapa?"

Aliya termangu menyadari bahwa gadis di hadapannya ini adalah seorang tunanetra. Matanya membulat sempurna, penuh keterkejutan.

Tidak mungkin kakak berbuat hal yang tidak-tidak dengan gadis seperti dia. Tapi bagaimana bisa mereka ditemukan dalam keadaan seperti ini, ya Allah? Apa yang sebenarnya terjadi dengan anakku? Dengan mereka?

"Boleh bunda peluk?" tanya Aliya dengan suara parau begitu Khaira selesai memakai kaos yang diberikan anaknya.

Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Aliya memeluk dan mengecup puncak kepalanya sayang. "Saya Aliya, bundanya Arkan," katanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Khaira tadi. "Kamu—maaf, apa kamu tunanetra, nak?"

Khaira mengangguk. Isak tangisnya pecah begitu merasakan hangatnya pelukan seorang ibu yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Maafin saya, nyonya. Saya—saya tidak tau kenapa saya bisa berada di sini dan tidur hanya berbalut dalaman. Sa—saya, demi Tuhan saya bersumpah tidak mengenal apalagi sampai menggoda anak nyonya, terlebih dengan keadaan saya yang seperti ini. Ampuni saya. Tolong jangan hakimi saya, saya tidak tahu apa-apa," ucapnya dengan nada sarat ketakutan.

(Im)perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang