Haiii! Selamat membaca dan maaf jika terdapat typo(s) 🙏
Semoga kalian bisa suka, menikmati, dan ikut jatuh cinta dengan kak Arkan di cerita ini ❤
Kalau kalian merasa suka dengan kak Arkan, bisa di tag atau diberi tahu temannya untuk baca dan ikut meramaikan cerita ini, hehe. Kalau ada kata-kata atau ada adegan yang kalian suka, kalian bisa share dan tag aku di instagram😊
Instagram : im.hyera
***
Hari ini menjadi hari yang sangat bersejarah dalam hidup kedua insan tersebut. Untuk kali pertama usai bertahun lamanya, Khaira kembali merasakan sebuah gaun melekat pada tubuhnya. Berbeda dengan yang dirasa saat itu, gaun ini begitu panjang serta longgar. Rambutnya pun kini tertutup oleh pashmina dan dipercantik dengan mahkota kecil yang tersemat di atas kepala.
Andai, ia bisa melihat rupa dirinya di hari besar ini. Apakah dengan pashmina dan riasan tipis—sesuai permintaannya—membuat ia tampak begitu cantik?
"Cantik," komentar penata rias Khaira seolah mengetahui apa yang saat ini ia pikirkan.
Khaira tertegun.
"Mbaknya cantik," ulang penata rias itu membuat kedua sudut bibir Khaira membentuk senyuman tipis.
Masa, sih? Jelas lebih cantik Kia dan gadis di luar sana yang dapat melihat dunia ini dengan jelas.
Ah, ia memang tidak bisa untuk sedikit lebih percaya diri kalau sudah membahas penampilan dan kecantikan.
"Dari rupa ia bisa terlihat begitu cantik, namun apakah hati dan sikapnya sesuai dengan kecantikan yang ia miliki? Kecantikan mbak terpancar dari hati dan sikap mbak sendiri. Terlihat bagaimana ramahnya diri mbak dengan keluarga sendiri maupun calon mbaknya. Ini hari bahagia mbak yang akan terjadi sekali seumur hidup. Biarkan hatimu ikut merasakan kebahagiaan tersebut dan tutup telinga apabila ada yang mencela. Mereka yang mencela itu tidak tahu betapa Tuhan menciptakan seluruh hambaNya begitu indah dan sempurna," tutur Patricia. Wanita yang terlihat awet muda itu berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai MUA sang mempelai. "Saya rias adik mbak dulu, ya, di ruang sebelah. Nanti saya akan ke sini lagi."
Sebelum Patricia berlalu, tangan Khaira mencegat pelan, "makasih, mbak Cia," ucapnya disertai senyum manis sebagai penutup.
***
Sebelum proses ijab kabul dimulai, Aliya serta Kia masuk ke kamar Arkan, tempat di mana Khaira sudah duduk manis di atas kasur. Gadis itu memang diminta untuk menunggu di dalam sampai Arkan menjemputnya usai akad.
"Gimana perasaanmu kali ini, Sayang?"
"Deg-degan, nyonya—maaf. Maksudnya bunda. Sa—saya belum terbiasa," jawab Khaira kikuk. "Tolong maafin say—"
"Sssh, kamu ini kayak sama siapa aja," potong Aliya melihat bahasa yang dipakai Khaira dengannya masih kaku. "Sudah mau mulai ijab kabul sepertinya. Bismillah, semoga Allah lancarkan."
Suasana hening beberapa saat sampai akhirnya suara Baba terdengar menyebut nama Khaira untuk dinikahkan dengan Arkan. Dengan lantang dan dalam satu tarikan napas pula, Arkan berhasil mengucap kalimat 'kabul'nya.
Riuh ungkapan syukur pun terdengar ketika mereka dinyatakan sah sebagai sepasang kekasih halal dan kembali hening saat do'a dipanjatkan.
Aliya memeluk Khaira yang kini resmi menjadi menantunya. "Selamat menjadi bagian dari keluarga kami, Sayang."

KAMU SEDANG MEMBACA
(Im)perfect
SpiritualSemua terjadi karena sebuah kesalahpahaman. Seandainya aku tidak menolongnya, tidak akan pernah ada kata 'kita' di antara aku dan dia. -Arkan Faiq Ardicandra- ♡♡♡ Maaf. Hanya satu kata itu yang dapat aku ucapkan. Aku tahu dia bermaksud baik dengan m...