"Gi, kamu tahu kan kalau biaya tes DNA nggak semurah harga telor gulung?" awal Gefta membaringkan tubuhnya di kasur Giga.
Kakaknya benar. Untuk melakukan tes DNA dibutuhkan uang tidak sedikit. Kisaran tujuh hingga hingga sepuluh juta kalau tidak salah. Tadi Giga sudah mengeceknya melalui salah satu website terpercaya. Ia juga sudah memikirkan darimana dan bagaimana cara mendapat uang sebanyak itu.
Remaja itu tak menjawab. Maniknya fokus memperhatikan plastik kecil berisi beberapa helai rambut Gatta.
"Uang hasil jualan postcard kita masih ada kan, Mas?" tanyanya tiba-tiba.
Gefta menegapkan tubuh. Menatap adiknya yang duduk di atas karpet.
"Ada!" jawabnya semangat. "Tapi cuma tiga juta yang ada di tabungan kita," lanjutnya memberitahu.
Giga kembali lesu. "Kita juga nggak mungkin minta ke Bunda," katanya.
"Apa Mas minta Bapak aja ya?" tanya Gefta.
"Alasannya?" respon si bungsu cepat. "Nggak mungkin kamu tiba-tiba minta uang sebanyak itu. Bukannya dikasih yang ada malah dia masuk rumah sakit karena kaget," lanjut Giga.
Kali ini Giga benar. Bisa saja Gefta memintanya, tapi semua harus beralasan. Gefta harus mencari alasan selogis mungkin agar tidak dicurigai.
"Jangan minta deh, Mas," ucap Giga menggeleng kuat. "Kalau kamu minta uang ke Bapak dia akan ngadu ke Bunda. Akhirnya kita ketahuan juga," lanjutnya.
"Ya, terus gimana dong, Gi?" tanya Gefta frustasi sendiri.
Giga berfikir lebih keras. Apa yang bisa dilakukan untuk mendapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat.
Meminjam? Pada siapa?
Bekerja? Tidak ada orang yang mau mempekerjakan seorang pelajar. Ada sih beberapa, tapi gajinya tidak besar. Lagipula untuk mendapatkan gaji Giga harus bekerja selama satu bulan. Terlalu memakan waktu.
"Gi," panggil Gefta membuyarkan lamunan adiknya. "Lego kamu ada yang belum dibuka kan?"
Lego? Kenapa di saat seperti ini kakaknya malah membahas itu?
"Katanya kamu dapet lego baru selama aku nggak ada. Aku nggak tinggal di sini selama tiga minggu. Itu artinya ada tiga lego baru?"
Giga mengangguk, tapi belum paham.
"Kita udah susun satu. Itu artinya masih ada dua yang belum dibuka?" tanya Gefta lagi.
"Iya."
"Nah!" Gefta melompat dari kasur ke sebelah Giga. Tak lupa pula ia menepuk bahu adiknya. "Kita bisa jual salah satu lego itu!"
Oh, jadi itu...
"Setuju!" kata Giga begitu tahu artinya."Tapi kalau Ayah atau Bunda nanya gimana?" lanjutnya menatap Gefta.
"Kita pikirin alasannya nanti. Yang terpenting sekarang adalah jual lego dan dapetin hasilnya," jawab si sulung. "Kamu ambil legonya terus kita pilih salah satu yang paling mahal kemudian jual," tambahnya memerintah.
Giga menjalankan apa yang dikatakan Gefta. Remaja itu mengambil dua kotak lego berukuran sedang. Setelah berhasil didapatkan ia kembali ke hadapan kakaknya.
"Lego star wars dan lego bangunan kuno," ucap Gefta menimbang-nimbang.
"Oke kita jual yang star wars aja kali ya? Harganya lumayan." Gefta mengambil salah satu kotak sedang. Belum sempat memegang seutuhnya Giga lebih dulu menahannya.
Remaja itu menatap kotak berisi lego berbentuk kapal yang ada di film star wars. Salah satu lego yang inginkannya sejak dulu, tapi baru dimilikinya dua minggu lalu. Ia belum sempat menyusunnya lalu apa iya harus merelakan?
"Gi," panggilan Gefta kembali menyadarkan Giga.
Si kakak mengangguk meyakinkan. Sementara Giga masih menatap legonya.
"Kita bisa beli lagi nanti," ucap Giga menepuk punggung Gefta. "Katanya kamu mau diakuin Bapak kan? Sebelum itu terwujud kamu harus melakukan pengorbanan. Menjual lego masuk ke dalamnya," lanjutnya memberi penjelasan.
Giga tersenyum nanar. "Kenapa harus aku, Mas? Kenapa harus aku yang berada di posisi nggak enak ini?" katanya lirih.
Gefta merasakan kesedihan adiknya. Kali ini terasa berlipat-lipat sesaknya. Tak mau dikuasai kesedihan dalam jangka waktu lama Gefta segera mencairkan suasana.
"Kamu pernah ngerasain ditampol pake kardus isi lego nggak?" tanya Gefta memiting Giga. "Lumayan nih bisa bikin mulut bengkak selama satu sampai dua hari. Tergantung aku nampolnya sih. Kalau kuat bisa semingguan tuh baru sembuh," lanjutnya.
Mendengar ucapan Masnya membuat Giga bergidik ngeri. "Nggak deh, Mas. Makasih," jawabnya.
Gefta mengacak rambut Giga setelahnya.
"Kamu tadi tanya kenapa kamu yang dipilih di posisi ini?"
Giga mengangguk.
"Karena Tuhan tahu kamu kuat, kamu hebat. Tuhan mau kamu ngebuktiin. DIA tahu kamu bisa," ucap Gefta mengelus punggung adiknya.
"Ingat, Gi, di dunia ini nggak ada perjuangan yang sia-sia. Semua akan terbayar. Kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan," lanjutnya penuh dengan keyakinan.
Giga tersenyum haru. "Aku nggak tahu gimana jadinya kalau kamu nggak dukung aku," katanya memeluk masnya dari samping.
"Aku nggak akan ngelakuin kesalahan sama dengan ninggalin kamu lagi. Aku akan terus di samping kamu, Gi. Mendukung apapun yang akan kamu lakukan."
"Thanks, Mas. Thankyou so much."
"Soal lego kita tetap harus menjualnya," ucap Gefta lepas dari pelukan Giga.
"Setelah hasil DNA keluar dan hasilnya membuktikan kalau kamu darah daging Bapak kamu bisa minta ganti rugi. Mas janji akan bantu kamu porotin dia. Sampai bangkrut kalau bisa!" tambah remaja berkaos merah itu berhasil menyingkirkan keraguan dalam diri adiknya.
...
Bersyukur.
Itulah kata yang tak henti-hentinya Gefta dan Giga ucapkan pada Tuhan. Baru semalam mereka pasang gambar lego di akun jual beli barang lalu tadi pagi ada lima kandidat pembeli. Dan mereka sudah mengantongi uang hasil jualan.
Sungguh Tuhan Maha pemberi pertolongan.
Setelah melakukan proses cod dan mendapatkan uang, Gefta-Giga langsung menuju rumah sakit. Mereka tak mau lagi mengulur waktu atau menunggu lebih lama. Lebih cepat lebih baik, pikirnya.
Karena jarak tempat cod dengan rumah sakit lumayan dekat, tak perlu waktu untuk Gefta dan Giga sampai di tempat tujuan.
Si bungsu sempat nervous bahkan ingin membatalkan niatnya. Gefta langsung menyadarkan adiknya hingga membuat Giga kembali positif thinking. Tak berbasa-basi lagi ia langsung menjalani prosedur tes dan tetek bengeknya.
"Hasil tes bisa diambil dua hingga tiga hari ke depan. Pihak rumah sakit akan menghubungi begitu hasilnya keluar," ucap petugas yang menangani.
"Semoga hasilnya beneran positif," ucap Giga penuh harap.
Tbc.
#sasaji