09:Meeting King of Baltier

17 9 31
                                    

Semenjak perkenalan pertamanya dengan Ayashi, TianWang sepertinya sudah dapat berteman akrab dengan Ayashi. Ayashi merupakan seorang pendekar yang mampu mengendalikan bola api sekaligus untuk mengalahkan musuh.
Setelah sekian lamanya berbincang-bincang dengan Ayashi tiba-tiba saja ada seorang pemuda tengah duduk menyendiri di depan terasnya.
TianWang sedikit terkejut melihat pemuda itu. "Apakah dia Alvander? Umur berapa dia?"

Ayashi tersenyum dan menjawab. "Dia menikah di umur 12 tahun, dan saat ini mungkin usianya 23 tahun"

TianWang ternganga mendengar penjelasan Ayashi. Bagaimana mungkin dalam usianya yang begitu muda bisa menjadi seorang raja bahkan menikah dan punya anak sekaligus. "Bagaimana mungkin? Jangan bercanda kau" Protes TianWang yang merasa masih tak percaya.

Ayashi tersenyum melihat expresi TianWang yang tampaknya sedang terkejut. "Di Baltier ini sudah terbiasa dengan pernikahan muda, tak hanya raja Alvander tapi juga seluruh rakyatnya begitu.

"Astaga, kasihan dia tak bisa menikmati masa remaja" TianWang mendesah pelan saat menanggapi perkataan Ayashi.

Ayashi sedikit terkikih sambil mengibaskan tangan di hadapan wajahnya."Masa remajanya hanya di habiskan untuk perang dan melindungi rakyat saja"

Sungguh ini baru pertama kalinya TianWang tau kalau ada tempat yang membudidayakan pernikahan muda, setahunya jika menikah muda itu tidak akan mampu berpikir dewasa untuk menyelesaikan konflik rumah tangganya kecuali ngambek dan bercerai. Mengingat soal bercerai, jadi teringat tentang apa yang Qyuma ceritakan bahwa ayahnya pernah bercerai dengan istri pertamanya dan Qyuma sang sosok generasi muda yang masih berumur 11 tahun itu merupakan anak dari istri keduanya yang bernama Alica.

Rupanya benar, kehidupan pernikahan memang tak semulus apa yang ada di hayalan. Semuanya membutuhkan pemikiran yang dewasa dan siap.

"Ayashi, boleh aku bertemu dengannya? " Tanya TianWang sambil terus membiarkan netra cokelatnya terpaku menatap raja Alvander yang terlihat tampak bersedih dalam kesendiriannya.

"Baiklah, mari aku antar " Ayashipun akhirnya memutuskan untuk mengantar TianWang menghampiri Alvander yang saat ini masih duduk menyendiri di sebuah teras.

"King, ada yang ingin bertemu denganmu "

Alvander menoleh pelan dan mengangguk tanpa beranjak bangkit dari duduknya. Wajahnya yang begitu sangat menyedihkan itu kembali terpaku menatap rerumputan hijau yang berada di hadapannya. Sepertinya Alvander sedang merasa kurang mood untuk bertemu dengan siapapun.
"Katakan apa yang ingin kau sampaikan kepadaku"

TianWang tidak tau dia harus bersikap bagaimana agar bisa tampak sopan terhadap seorang raja, berdiri salah atau mungkin duduk di sampingnya juga akan salah. TianWang menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung tapi tak apalah daripada bingung harus bagaimana jadi TianWang memutuskan duduk disamping Alvander dan bertanya . "Apa yang kau sedihkan? Maaf, aku TianWang. Penduduk baru disini "

Ayashi sedikit terkejut dengan sikap TianWang yang bisa dibilang kurang sopan memperhatikan adab. Tapi sepertinya Alvander tampak tidak keberatan.
"Aku Alvander, aku sedang sedih karena aku bimbang dengan apa yang harus ku lakukan untuk memenuhi permintaan putra ku yang menginginkan seorang adik, sedangkan aku masih belum siap untuk punya anak lagi" Keluhnya sambil menghembuskan nafas beratnya seakan mencoba menenangkan beban yang ada dipikirannya lalu menoleh kearah TianWang yang saat ini masih tampak tercengang dengan mulut sedikit terbuka. Alvander terus menatap dan mengibaskan tangannya di hadapan wajah TianWang hingga kembali tersadar. "Ah maaf, hmmm kenapa harus tidak siap? Kau harus mewujudkan keinginan Qyuma, lagipula bukankah kau tak perlu bersusah payah melahirkan "

Alvander menyipitkan kedua matanya dan mendekatkan wajahnya hingga berjarak sejengkal terhadap wajah TianWang yang mulai bergidik ngeri. "Hey kalau terjadi apa-apa dengan istriku saat melahirkan memangnya kau mau tanggung jawab"

"Ah iya tidak juga, bukankah semuanya tergantung takdir" TianWang yang mulai ngeri sedikit memundurkan wajahnya.

Alvander mendesah dan kembali ke posisi semula sambil mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. "Sebenarnya bukan itu yang ku takutkan, tapi aku takut ... hmmmmm... ah sudahlah " Alvander bangkit berdiri dari duduknya dan pergi masuk ke dalam istananya.

TianWang tertegun melihat tingkah Alvander yang tiba-tiba seperti itu. Mungkinkah ada yang salah ? Apa aku menyinggung ? Hal itu terus terlintas di benak TianWang.
Ayashi menggelengkan kepalanya. "Seharusnya kau jangan membahas tentang masalah pribadinya"

"Hey, aku hanya takut dia stres karena memikirkan masalahnya" Protes TianWang.

Ayashi mendesah pelan. "Hah, kau ini banyak protes tapi ada benarnya juga sih.. Ya sudah ayo ku antar pulang saja"

==========================
》》》Tbc《《《

Maaf telah terjadi beberapa typo xD

The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang