28: Cinta merah tomat

10 2 38
                                    

Disaat suasana telah terpenuhi dengan isak tangis, akhirnya saat yang paling di tunggu telah tiba, baru saja Alvander dan Ayashi datang.

"Ada apa ini ? " Tanya Alvander dengan heran melihat Qyuma terisak di pelukan Monica dan perlahan terkejut saat melihat Afin telah berada di dekat mereka berdua. "K..Kau pemuda yang waktu itu? "

"Ahh apa kau mengenalnya ?" Tanya Ayashi pada Alvander sedangkan Qyuma dan Monica hanya bisa tersenyum menatap ayahnya yang tengah keheranan.

Afin menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Iya, aku Afin Bryan.. aku kesini hanya mengantar Monica kembali, walau dia sudah tampak jauh berbeda dari sebelumnya"

"Monica kah? " Tatapan Alvander kembali terarah kepada Monica dengan penuh tanda tanya sedangkan Ayashi masih keheranan dengan Afin hingga ia mulai berjalan mengelilingi dan menatap Afin naik turun.

"Iya ayah hikss " Monica langsung memeluk tubuh Alvander dengan erat dan Alvander pun membalasnya dengan pelukan hangat sambil mengelus lembut rambut Monica. "Jangan pergi lagi yah, ayo masuk dan temui ibumu yang juga sedang merindukanmu" Ajak Alvander dan Monica pun tersenyum sambil mengangguk.

Sedangkan Qyuma yang tak sengaja melihat tingkah laku Ayashi langsung menegur.
"Paman Ayashi!! " Panggil Qyuma memecahkan keheningan hingga Ayashi terhenti dari Aktivitas mengamati Afin. "Ada apa? " Tanya Ayashi.

"Tuh lihat" Qyuma mengerinyitkan dahinya dan menunjuk ke suatu arah.

"Apaan sih?  Waduuuuhhh" Ayashi nyaris terjungkal kaget ketika mengikuti ajakan telunjuk Qyuma ke sebuah arah dua orang yang tak lain adalah istri dan anaknya.

"Ayashiiiiiii !!!  Darimana saja kau? " Kesal sang istri sambil menggenggam sapu di tangannya bersamaan dengan langkah kaki yang mulai mendekat.

"Tau nih, pergi lupa pamit bikin cemas aja " Kesal Refia sambil mendelikkan matanya.

Ayashi yang mulai bergidik ngeri melihat keduanya akhirnya langsung kabur meninggalkan mereka semua. "Aku pulang duluan sekarang jaaaa"

"Hai bibi Garnet, hai Refia" Sapa Qyuma sambil menahan tawanya.

"Oh hai Qyuma maaf ganggu ya, bibi mau urus pamanmu dulu jaa" Garnet menyunggingkan senyum mengerikannya sebagai tanda dan akhirnya ikut pergi mengejar Ayashi yang kini berlari menuju rumah.

"Aku juga mau bantuin gebuk, Okaa sama matteee " Teriak Refia sambil berlari menyusul kedua orang tuanya.

"Sungguh keluarga yang harmonis" Afin terkikih melihatnya antara ngeri dan lucu semua seakan terpadu menjadi satu.

Qyuma yang tak kuasa menahan tawanya akhirnya terlepas juga. "Paling tepatnya keluarga harmonis sekaligus seram"
☆☆☆☆

"Semua baik-baik saja kan bu? " Tanya Monica memastikan keadaan Alica yang tengah terbaring dan hendak beranjak bangun dari baringannya. "Iya Monica, ibu kira kau telah pergi meninggalkan ibu untuk selamanya"

Monica menggeleng pelan da menyunggingkan senyumannya saat melihat Afin dan Qyuma yang baru saja masuk menghampiri. "Seseorang telah berhasil membangunkanku dengan cinta tulusnya"

Alica tertegun sejenak mendengar ucapan Monica, "Maksudmu?"

"Dia yang membangunkanku" Jawab Monica sambil melirikkan matanya ke arah Afin yang masih tampak terkikih geli bersama Qyuma.

Alvander mengerti maksud dari jawaban Monica dan mengangguk memberi Alica sebuah kode isyarat mata.
Alica yang masih keheranan akhirnya mengangkat bicaranya. "Anak muda kemarilah dan duduk di sampingku ! " Panggil Alica dengan lembut hingga Afin menoleh tatapan bertemu dengan tatapan sang ibu Monica. Tentu ia mengerti bahwa dirinya lah yang sedang di panggil karena tak ada orang asing lagi kecuali dirinya dan akhirnya Afin mengangguk sembari menghampiri lalu duduk di samping Alica. "Ada apa bu? " Tanya Afin dengan ramah.

"Kau menyukai Monica? Dan apakah kau juga yang telah membangunkannya?"

Afin terdiam sejenak dan menunduk dengan wajah yang sedikit merah tomat, tak tau harus menjawab apa karena perasaan yang tulus memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. "Ettoo... ng.... etto..." tangannya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali, kata-katanya seakan grogi dan kesulitan untuk berbicara. "I...i... iya " lanjutnya dengan singkat hingga kedua pipi di wajahnya berwarna merah sempurna.

"Ahh udah .. udah... ibu bikin calon adik iparku malu ihh " Sela Qyuma sambil main menyerempet pembicaraan hingga refleks membuat reaksi semua keluarganya tertawa geli. "Hahahaaa maaf nak" Ucap Alica di sela tawanya.

"Biasa ibumu ini pengen tahunya sangat kuat sekali" Sela Alvander sambil tertawa geli bersamaan dengan Monica yang hanya diam dan ikut tertawa menikmati suasana yang seakan menggelitik hati. Sedangkan Afin hanya terdiam menahan wajahnya yang semakin merah tomat.

==========================
         》》》Tbc《《《

The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang