Suasana tampak begitu sengit di tambah dengan Bao yang kini melawan tiga orang kekar itu sendirian, Bao tampak terlihat mulai lelah sekalipun berhasil melumpuhkan ketiganya satu persatu. Roberto semakin geram melihat semua itu hingga akhirnya dia memutuskan berdiri dengan susah payah karena luka dari kaki sebelah yang sempat tertembak. "Avenia, apa kau punya rencana lain? " Roberto melirikkan manik matanya pada perempuan yang kini ada di sampingnya.
Perempuan itu mengangguk dan mulai membisikkan suatu rencana jahat kepada Roberto, entah apa yang kini ia rencanakan. Yang jelas Roberto kembali menyunggingkan senyum jahatnya sambil membelenggu Fina dan Rain.
"Hei..!! " Kesal Rain sambil mencoba memberontak sedangkan Fina dengan santainya menginjak kaki Roberto hingga membuat Roberto sedikit merintih kesakitan merasakan injakan yang menekan kakinya, namun pegangannya malah semakin erat.
Sedangkan Avenia langsung menodongkan kedua pisau di dekat leher Rain dan Fina, "Menyerah atau kehilangan temanmu?"
Bao mendengus kesal. "Baiklah! Tapi lepaskan mereka"
Avenia menyeringai sekali lagi, "Buang senjatamu!"
Bao membuang kedua pistol dari saku celananya dan mengangkat kedua tangannya, "Sudah!" Bao mengerti sepertinya hal ini memang sengaja di rencanakan, selain menuruti keinginan demi keselamatan kedua temannya itu tetap saja ia harus mewaspadai diri karena belum tentu mereka melepaskan orang yg kini di sandra dengan mudah. Ia melihat Roberto tampak mencurigakan, senyum liciknya dan kedipan matanya. Entah untuk siapa yang jelas Roberto berkedip ke arah Bao.
Bao yang masih tercenung tak mengerti seketika membelalakkan kedua bola matanya. "Bao, awas di belakangmu! " Teriak Fina dan Rain bersamaan hingga refleks Bao membalikkan badannya.
~~Bukk~~
Seketika Bao langsung terbatuk pelan, pandangan matanya mulai tampak buram menuju ruang hampa kosong dan gelap hingga dirinya jatuh tersungkur tak sadarkan diri seketika.
Ternyata tanpa disadari sebenarnya ketiga bawahan Roberto kembali bangkit dan salah satunya lah yang memukul Bao hingga pingsan.Beberapa menit kemudian..
Bao kembali tersadar dari pingsannya sambil menggigit bibir bawahnya seolah menahan rintihan sakit akibat bekas pukulan keras yang mengenai perutnya.
Namun ada sesuatu hal yang aneh terjadi pada dirinya, kedua tangan dan kakinya terikat sekaligus ia juga tak bisa melihat apapun lagi kecuali gelap. "Ahh.... apa-apaan ini " Bao terus menggerak-gerakkan tubuhnya namun seketika itu juga terasa seseorang langsung menindih tubuhnya dengan kuat hingga tak mampu bergerak lagi. "Pemuda yang tampan boleh bermain sedikit denganku " Suara seorang perempuan, itulah yang ia dengar saat ini.
Bao sama sekali sangat membenci perempuan tipe seperti ini, begitu rendah.
Bao tidak dapat berbuat apapun jika dalam kondisi terikat seperti ini, seketika tangan yang masih terikat itu langsung di angkatnya ke atas kepala. "Kau wanita tadi? " Tanya Bao seketika tangan sosok itu langsung bergerak masuk ke dalam baju seragamnya dan mulai menelusuri tubuh di balik seragamnya."Namaku, Avenia.. ya aku memang perempuan tadi" Jawabnya sambil terkikih dan mulai perlahan menyingkap baju seragam Bao.
"Berhenti bertingkah murahan, dimana kau sekap teman-temanku sekarang? " Ketus Bao dengan nada dinginnya,
Merasa tersinggung dengan sikap dingin Bao, Avenia langsung mencengkram kerah bajunya dan menariknya hingga bangkit dari baringnya dan terduduk. "Tenang saja, sebentar lagi mereka akan terlepas dari kesengsaraannya" Avenia tersenyum sini sambil memegang dagu Bao dengan tangan lembutnya.
==========================
》》》Tbc《《《Thanks for read ya ^-^
Maaf kalau masih ada Typo..By the way, si abang tersekap nihh... ada yang mau nolongin gak :"v kasihan atuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart
FantasyMencari sebuah jati diri memang tidak mudah, terlalu banyak rintangan yang harus di hadapi. Sama halnya dengan seseorang pemuda yang sedang kebingungan mencari jati dirinya yang sebenarnya, akankah ia dapat menemukan jati dirinya?