Disaat semuanya menyadari Alvander masih hidup, disaat itulah semuanya masih belum bisa percaya sepenuhnya dengan apa yang terjadi saat ini, bagaimana bisa Alvander masih hidup? Dan apa yang terjadi? Itulah yang kini ada dalam benak mereka, terlihat Qyuma yang masih menangis sesegukan karena rasa rindunya yang sangat dalam kepada ayahnya. Alvander hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil mencoba menenangkannya.
Refia sedikit bimbang jika Alvander tahu kalau Monica menghilang dan dalam proses pencarian, Ayashi dan TianWang juga sebaliknya.TianWang dan Ayashi saling menyenggol satu sama lain untuk membicarakan soal Monica yang menghilang tiba-tiba. "Bicaralah sebentar" Seru TianWang di sela bisikannya sambil menyenggol bahu Ayashi.
"Jangan senggol-senggol" Sembur Ayashi dengan kesal. Sedangkan Refia melirikkan matanya ke arah Ayashi dan TianWang, Refia tahu kalau sebenarnya Ayashi dan TianWang saling mendorong untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
Refia hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya dan dengan nada serius ia mencoba berbicara dengan entengnya. "Paman, maaf sebenarnya saat ini kami sedang dapat masalah serius. Monica menghilang dan kami masih dalam tahap pencarian untuk menemukannya, aku juga minta maaf telah lalai menjaga Monica "Seketika wajah Alvander mulai terlihat sendu dan melepas pelan pelukan Qyuma. "Tidak perlu di cari"
Refia, Qyuma, Ayashi dan TianWang tertegun seketika mendengar tanggapan yang terlontar dari ucapan Alvander.
"Kenapa kau bicara seperti itu?" Tanya Ayashi dengan nada sedikit kecewa mendengar tanggapan yang Alvander lontarkan.
"Ayah, apa karena aku kau mulai tak memperdulikan Monica? Dia masih adikku dan aku ingin dia kembali." Lanjut Qyuma sambil menghapus air matanya.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa bisa seorang ayah membiarkan anaknya sendiri menghilang? " Lanjut TianWang dengan sedikit mengerutkan keningnya dengan heran.
Alvander menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Bukannya aku tak peduli ! Bukannya aku membenci ! Bukannya aku membiarkannya menghilang begitu saja ! Tapi aku hanya ingin kalian menyia-nyiakan waktu untuk mencari orang yang sudah menggantikanku"
"M..Menggantikan??? " Refia, Ayashi dan TianWang tertegun dengan penuh tanda tanya bersamaan."M..Maksudnya apa ? Aku tidak mengerti itu " Tanya Qyuma dengan wajahnya yang mulai menegang bersamaan dengan firasatnya yang mulai tidak enak.
Alvander hanya bisa menahan kesedihannya dengan penuh susah payah, namun tetap saja tekanan suaranya yang begitu gemetar menyesakkan dada kini terlontar juga "Maaf.. Adikmu sudah tidak bersama kita lagi, dia... dia menggantikan dirinya demi mempertemukan kita kembali, dia tampak begitu menderita setelah kau begitu sering membencinya"
"M..Monica, maaf aku tak becus menjagamu dengan benar. Aku bukan kakak yang baik" Qyuma mengambil sebuah kupu-kupu kertas dari saku bajunya yang sudah tampak rusak karena remasan tangannya.
"Benda apa ini, sama sekali tak berguna "
~~Srekkk Sreekk~~
"Kakak, kau merusaknya dengan tanganmu sendiri."
"Memangnya kenapa? Jika kau tak suka aku merusaknya bisakah jelaskan fungsi kegunaannya jika memang berguna?"
"Aku tak bisa menjelaskannya, aku hanya ingin dia mewakiliku untuk menghiburmu saat kau sendiri, aku tak tau sampai kapan aku akan bersamamu lagi, aku hanya ingin kau menyimpannya. Aku tak ingin kau menyesal karena menyia-nyiakan orang yang peduli kepadamu. Aku tak ingin tuhan menghukummu dengan penyesalan bersamaan dengan kehilangan"
Begitu sesak rasanya saat mengingat semua itu. Kini Qyuma tersadar oleh ucapan Monica saat dulu, hanya benda yang tak begitu ternilai di pandangannya inilah yang benar-benar menemaninya.
Matanya mulai tergenang dan perlahan pula menetes meskipun dengan sekuat tenaga ia menahannya.
Benar-benar tak di sangka kupu-kupu jelek yang di rusak oleh tangannya sendirilah yang kini akan menemani harinya mewakili sang adik yang sempat ia benci.==========================
》》》Tbc《《《
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart
FantasyMencari sebuah jati diri memang tidak mudah, terlalu banyak rintangan yang harus di hadapi. Sama halnya dengan seseorang pemuda yang sedang kebingungan mencari jati dirinya yang sebenarnya, akankah ia dapat menemukan jati dirinya?