Bao dan Rain terus memakukan pandangannya dengan mulut sedikit ternganga, matanya hanya bisa berkedip tak percaya baru saja mereka tak memperhatikan malah kehilangan jejak.
"Cari yuk, mungkin ke sebelah sana" Bao menunjuk sebuah arah menuju tanah lapang yang sepi.
Rain mengangguk setuju. "Baiklah kalau begitu tapi apa kau yakin?" imbuh Rain dengan wajah penasarannya.
Bao mendengus kasar dan langsung menarik tangan Rain untuk mengikuti dirinya. "Coba saja dulu"
"Ehhh baiklah "
Rain akhirnya pasrah mengikuti tarikan tangan Bao yang berjalan menuju tanah lapang sepi dan lebar hingga mulai tampaklah seorang gadis yang tak lain adalah Fina tengah berdiri di sana.
Rain dan Bao sempat menghampirinya namun langkahnya terhenti karena shyock melihat sesosok mayat dengan lumuran darah telah terbaring di depan kaki Fina."Fina ! " Kaget Rain secara tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini benar-benar mengerikan.
"Fina, apa yang terjadi? " Tanya Bao sambil mencoba mendekatkan dirinya namun Fina malah berjongkok mengamati mayat berlumuran darah itu. "Aku baru saja tiba disini dan aku tak sengaja menemukannya, sepertinya ia adalah korban pengeroyokan"
"Hahh?" Kaget kedua pemuda itu. Bao dan Rain bergidik ngeri melihat mayat itu, sebagai seorang polisi Bao akhirnya memutuskan untuk beranikan diri memeriksa mayat itu. Sedangkan Rain langsung berpaling dan pergi ke sebuah semak-semak untuk memuntahkan isi perutnya yang mual tak kuasa melihat kondisis mayat yang terlumuri darah menjinjikan dengan sayatan di leher dan delapan tusukan di perut hingga tak sengaja Rain menemukan sesuatu yang tampak panjang dan licin telah keluar dari perut mayat itu. Ya, lebih tepatnya usus. Baru pertama kalinya Rain melihat usus manusia secara langsung , benar-benar menjijikkan dan membuatnya ciut saat melihatnya.
Entah siapa yang setega itu membunuh sosok itu secara sadis, sepertinya pelakunya memang pelaku berdarah dingin yang tak kenal dengan sifat kasihan.
Namun tak berapa lama kemudian Rain melihat seseorang menyeret paksa sosok seorang anak kecil yang tak bersalah, entah sepertinya Rain merasa ada yang tidak beres dengan hal yang di lihatnya itu hingga sekali lagi mata Rain terbelalak melihat sarung tangan yang di pakai oleh pria itu terpenuhi dengan darah segar. Entah darah apa itu sepertinya ini benar-benar harus di selidiki, tanpa pikir panjang Rain langsung mengikuti sosok pria yang sedang menyeret paksa anak itu hingga tiba di sebuah tempat yang sama sekali tak di kenali olehnya. Satu masalah lagi, Rain lupa izin pergi kepada Bao dan Fina yang tengah memperhatikan mayat itu.Rain menepuk jidatnya sambil mendesah pelan. "Kenapa aku begitu ceroboh? Bagaimana kalau mereka cemas" Gumamnya dalam hati.
"Lepaskan aku, toloong!! " Teriak sosok anak kecil yang saat ini mulai terseret ke sebuah gudang kecil, sedangkan pria itu terus menyeretnya dan langsung mencabut sebuah celurit di dinding pintu gudangnya.
Mata Rain lagi-lagi terbelalak melihat pria itu sepertinya hendak ingin menghabisi nyawa anak kecil tak bersalah itu.
☆☆☆
Kembali pada Bao dan Fina yang masih mengamati. Bao kini telah menemukan sesuatu barang bukti sederhana di bawah kepala mayat yang nyaris hancur karena tikaman benda tumpul. "Kunsol Game??? Orang ini gamer " Gumam Bao dalam hati saat mengamati ponsel mayat itu yang masih menjalankan gamenya."Kau lihat itu? Tempat pada peta game itu sama persis dengan lokasi orang ini tewas, sepertinya ada hubungannya dengan game itu" Timpal Fina dengan nada seriusnya.
==========================
》》》Tbc《《《
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart
FantasyMencari sebuah jati diri memang tidak mudah, terlalu banyak rintangan yang harus di hadapi. Sama halnya dengan seseorang pemuda yang sedang kebingungan mencari jati dirinya yang sebenarnya, akankah ia dapat menemukan jati dirinya?