CHAPTER 8

1.2K 183 13
                                    

Don't forget to vote and comment.

Raut wajah khawatir terpampang jelas di wajah pria yang tengah terduduk lemas di bangku rumah sakit itu.

Bagaimana tidak, Yoongi menyaksikan langsung bagaimana Seungwan akan melakukan percobaan bunuh diri tepat di depannya. Masih terbayang bayang di dalam kepalanya bagaimana darah yang mengucur dari urat nadi tangan kiri Seungwan, begitu juga wajah pucat dan lemas yang terpatri di wajah Seungwan, wanita yang sekarang menaruh tempat khusus di hatinya itu.

Yoongi menoleh ketika mendapati Oma Seungwan dan jangan lupakan lelaki hitam manis yang mengikuti di belakangnya tengah berjalan cepat ke arahnya.

"Bagaimana anak saya?." Tanya Oma Seungwan pada Yoongi yang hanya ia tanggapi dengan gelengan dari kepalanya.

Oma Seungwan mengambil tempat duduk di samping Yoongi, ia menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya, menangis terisak. Yoongi menatap sedih kearah oma Seungwan.

Yoongi melihat sekilas kearah lelaki hitam manis yang tengah menelepon seseorang dengan raut wajah khawatir.

Yoongi beralih memberanikan diri merangkul oma Seungwan yang berada di sampingnya. Menepuk-nepuk pelan punggung oma Seungwan.

Tak berapa lama, seorang dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana anak saya Dok?"

"Anak ibu nyaris kehilangan nyawa jika saja terlambat beberapa saat dilarikan kesini. Kami bersyukur anak ibu masih bisa diselamatkan. Kita tunggu urat nadinya kembali normal, pasti anak ibu akan sadar, baik saya permisi dulu, mari."

Oma Seungwan menoleh melihat Yoongi yang tengah terduduk menundukkan wajahnya khawatir. Oma lalu berlutut di bawah kaki Yoongi, membuat Yoongi terlonjak kaget. Yoongi lantas menarik Oma duduk di sampingnya.

"Oma benar benar berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan Seungwan. Oma-oma-"

"Gakpapa Oma. Udah kewajiban kita buat saling tolong-menolong. Jadi jangan merasa seperti itu lagi." Jawab Yoongi di iringi senyuman.

"Oma, Oma sekarang pulang dulu ya. Makan, terus ganti baju ya? Biar Jongin yang jaga Seungwan disini."

"Tapi Jongin, Oma belum tenang kalau belum melihat Seungwan."

"Gakpapa Oma, Oma tenangin diri dulu, lalu nanti kesini lagi buat mastiin keadaan Seungwan ya." Bujuk Jongin.

"Makasih Jongin, Oma titip Seungwan sama kalian berdua ya. Oma pergi dulu sebentar."

Yoongi melihat ke punggung Oma Seungwan yang semakin menjauh. Tak lama, ia sedikit tersentak begitu mendapati uluran tangan pria hitam manis di sampingnya.

"Jongin, Kim Jongin. Elo?"

"Yoongi." Jawab Yoongi, terdengar tidak ramah.

"Loe gak usah khawatir, gue bukan saingan loe kok." Ucap Jongin santai lalu menoleh ke arah Yoongi.

"Gue udah dikasih tau sama Sooyoung, kalo ada cowok albino yang jadi cowok pertama yang berani nyatain cinta ke Seungwan di kampus, Min Yoongi. Itu loe kan?" Tanya Jongin yang di balas deheman singkat oleh Yoongi.

"Gue disini bener-bener murni cuma sahabat Seungwan. Dia udah gue anggap adik kandung gue sendiri malahan."

Jongin menoleh lagi ke arah Yoongi menatap Yoongi tepat di mata. Mencari jawaban kejujuran di balik mata sipit Min Yoongi itu.

"Loe percaya gak kalo Seungwan itu bukan seperti yang sekarang? Loe percaya, kalo Seungwan itu sebenarnya gadis yang periang, ceria, murah senyum, bahkan mudah bergaul."

Yoongi lalu menautkan alisnya heran dengan pertanyaan yang Jongin lontarkan.

"Jujur, dulu gue pernah ngerasa jatuh cinta sama Seungwan." Ucap Jongin terhenti.

Yoongi menatap sinis ke arahnya, membuat jongin mengendikkan bahu.

"Rasa cinta gue ke dia waktu gue tau sesuatu menimpa dia bahkan merubah semua sifat yang dulu dia punya sekarang berganti. Berganti jadi rasa simpati dan rasa ingin melindungi dia. Dia itu rapuh, Yoon. Dia butuh seseorang yang mampu menerima dia apa adanya dan dalam keadaan apapun di hidupnya. Kalo begitu, lo sanggup jadi yang apa gue maksud?"

"Maksud loe?" Tanya Yoongi

"Loe boleh deketin Seungwan. Deketin dia perlahan-lahan, buat dia bisa percaya dan nyaman sama lo. Dengan begitu dia yang bakal ngejelasin ke lo semuanya dari mulutnya sendiri pada saatnya. Gue masuk dulu."

Jongin kemudian masuk ke ruangan Seungwan meninggalkan Yoongi yang masih terdiam meresapi kalimat yang di lontarkannya barusan.




♦♦♦




"Hadeh Wan, Wan, ada-ada aja sih loe tuh. Kalo mau mati itu pake cara yang etis dikit kek."

Seungwan mengerutkan dahi tanda tak faham dengan ucapan yang di lontarkan Jongin.

"Lo gak ngerti bunuh diri yang etis yang kaya di ftv atau sinetron gituloh Wan. Lompat ke laut kek atau lo gantung diri pake tali tambang atau rapia juga gakpapa. Ini bunuh diri motong urat nadi, pake pisau lipat pula." Cerocos Jongin membuat Seungwan menatap sinis ke arahnya.

"Becanda gue becanda. Ohiya lo gakmau ngucapin makasih gitu buat orang yang udah nyelametin lo?"

"Gue malah mau marah. Dia udah ngancurin jalan kebahagiaan gue. Di saat gue pengen cepet-cepet ketemu orang yang paling mengerti keadaan gue malah di gagalin gitu aja." Jawab Seungwan sembari menatap langit-langit ruangan.

"Ya ketemunya gak di akhirat juga Wan. Gue, Seulgi, Joohyun, Sooyoung, Oma masih ngertiin loe kok. Masih banyak kan yang mengerti loe?"

"Cih, kalian semua perduli sama gue gak bener-bener karena sayang sama gue. Kalian semua cuma kasian sama gue, gue sadar itu. Bener kan?"

Seketika Jongin memalingkan wajahnya ke arah lain ketika Seungwan mengatakan hal tersebut.

"Kalian semua kasian sama aku karena kalian tau bahwa aku cuma pura-pura kuat, kalian kasian sama aku karena ngeliat aku yang selalu sendirian dan kesepian. Kalo kalian gak kenal aku, aku gak yakin kalian akan tetap ada di samping aku saat kalian gak tau apa-apa tentang aku. Cuma papa yang bisa ngertiin aku, papa yang bisa dengan tulus sayang sama aku. Bahkan ketika aku yang beritahu kapan dia akan meninggalkan semuanya. Dia tetap mau menghabiskan waktunya sama aku. Terus, apa aku salah kalau mau bertemu dengan orang yang sayang sama aku walaupun itu di akhirat?"





"Salah. Karena di dunia pun ada gue yang bener-bener tulus sayang sama lo. Walaupun gue gaktau masalah lo apa, gue janji akan terus ada di samping lo. Bahkan ketika loe dengan terang-terangan membenci gue. Gue bakal selalu disamping lo, Seungwan."

♦♦♦


🔜 CHAPTER 9
Don't forget to vote and comment.

Menjauh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang