CHAPTER 12

915 138 0
                                    

Dont forget to vote and comment


"Akhh kaki gue, hiks hiks."


"Tolongg- tolongin gue."

"Mata ku perih banget."

"Bisnya bakalan meledak kalo kita gak keluar."






Duarr







"Hah, hah, hah." Seungwan terbangun dari tidurnya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cemas Min Yoongi.

"Loe gak papa, Wan? Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Yoongi bertubi-tubi.

Seungwan hanya menggelengkan kepala, matanya melihat ke seluruh penjuru ruangan, tidak ada siapa-siapa lagi, hanya dirinya dan Min Yoongi.

Seungwan sangat tahu, dia tidak pernah bermimpi buruk sebelumnya, tidurnya selalu teratur, berbeda dengan kali ini, ia cukup tahu kejadian buruk yang ada dalam bunga tidurnya itu adalah sebuah pertanda tidak baik. Seungwan dapat melihat jelas, bukan hanya Yoongi yang ada di dalam kejadian buruk didalam mimpinya namun sahabat-sahabatnya, bahkan perempuan yang paling Seungwan sayangi, Tiffany, Ibu kandungnya.

Seungwan menyadari bahwa Yoongi sempat melepas genggaman pada tangannya, apakah mungkin, semua yang ia saksikan di dalam mimpinya itu karena kontak fisik yang dilakukan Yoongi?

Yoongi mengernyit karena Seungwan yang memandang dirinya seperti sedang menelaah sesuatu.

"Yoon."

Yoongi berdehem menjawab panggilan Seungwan, padahal baru beberapa jam yang lalu mereka bertengkar, Seungwan yang meminta dirinya menjauhinya, tapi sekarang masih menegurnya.

Yoongi dapat melihat jelas raut keraguan dari wajah Seungwan. Karena penasaran, Yoongi akhirnya bertanya.

"Kenapa?"

"Gu-gue boleh pegang tangan loe? Bentarr ajaa." Pinta Seungwan

"Hahh?!"

Yoongi menautkan kedua alis dengan kedua bola mata sipitnya yang ikut membesar mendengar permintaan aneh gadis itu, padahal jelas sekali Seungwan meminta dirinya untuk menjauhinya. Yoongi lalu terdiam sejenak. Ah ya, dirinya sempat tidak sengaja menyentuh tangan Seungwan ketika hendak memperbaiki selang infus yang tertempel di tangan gadis itu. Apakah mungkin karena itu, Seungwan bergumam gelisah di dalam tidurnya?

Sejujurnya, Yoongi masih menaruh keraguan atas kelebihan yang dimiliki oleh Seungwan, yaitu melihat bahaya seseorang hanya dengan melakukan kontak fisik.

Namun, apa yang terjadi barusan sepertinya sedikit mengurangi keraguan yang dimilikinya terhadap Seungwan. Bagaimana tidak, Seungwan sudah dua kali menyelamatkan adik kesayangannya dari bahaya, bagaimana mungkin itu masih disebut sebuah kebetulan?

Belum lagi ia yang tak sengaja menyenggol tangan Seungwan. Yoongi dapat melihat sendiri bagaimana Seungwan yang masih terlelap nyenyak, tiba-tiba bergerak gelisah sampai-sampai terbangun ketika tangan Yoongi tak sengaja terkena tangan Seungwan.

"Oh, kenapa emang? Bukannya loe tadi minta gue jauh-jauh? Kok tiba-tiba minta gue pegang? Alasannya apaan gue harus pegang tangan loe?" Tanya Yoongi bertubi-tubi.

Dapat dilihat wajah gengsi Seungwan yang menurut Yoongi begitu lucu, sekali lagi ingatkan Yoongi bagaimana bisa dirinya jatuh cinta dengan Seungwan.

"Gue mimpi sesuatu. Gue tau tadi loe pegang tangan gue kan waktu gue tidur?"

"Buahahaha, geer banget lo, Wan. Mau banget gue pegang tangan loe. Kesenggol kali, ya kali gue pegang tangan loe diem-diem." Jawab Yoongi disertai candaan.

"Gue serius, Yoon!"

"Kenapa memang? Loe mimpi gue kenapa? Diculik? Atau kejebur kolam? Atau gimana?"

"Yoon!"

"Seungwan, gue sekarang gak bisa menganggap loe lagi berhalusinasi berkhayal atau apapun itu, ngeliat loe yang udah dua kali tolongin Yerim waktu ada bahaya, gue gak bisa anggap itu cuma sebuah kebetulan." Ujar Yoongi serius.

"Tapi Yoon, gak bisa. Gue gak mau kalian kenapa-napa." Jawab Seungwan menunduk.

"Wan, kalaupun gue kenapa-napa itu udah jadi takdir, gue gak mau ngeliat loe mengorbankan diri loe sendiri sampai harus sakit demi ngeliat orang lain gak kenapa-napa. Jangan khawatir, ok?"

Seungwan menggeleng, "Gue gak mau sampai diliputi perasaan bersalah karena gue bisa ngeliat orang lain bahaya tapi gue malah diam aja. Gue udah coba buat gak perduli, tapi karena rasa bersalah itu gue jadi beranggapan kalo gue yang bikin orang sial."

Yoongi merenungi ucapan Seungwan barusan, gadis itu sudah tidak ragu mencurahkan keluh kesah padanya, tandanya Seungwan memang benar-benar memiliki kelebihan seperti yang dituturkan Oma Seungwan padanya waktu itu.

"Sorry, Wan. Gue gakbisa, kalau gitu gue pamit pulang dulu, loe istirahat yang cukup, ya." Ujar Yoongi

"Yoon, cuma sebentar kok Yoongi."

"Yoon!'

Seungwan masih terus memanggil Yoongi yang sudah meninggalkan ruangannya. Seungwan kali ini tak memperdulikan perasaan gengsinya. Yang ia tahu, ia hanya harus menyelamatkan mereka semua, orang-orang yang Seungwan sayangi.

♦♦♦

🔜CHAPTER 13

Nah loh, Seungwan mimpiin apa hayo? Ada yang bisa tebak mungkin?

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comment yaa

Menjauh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang