Dont forget to vote and comment!
Suasana mendadak hening semenjak mereka berkumpul bersama di dalam kamar rawat Seungwan. Seungwan tak terbiasa berkumpul bersama dengan orang banyak, terlebih orang-orang populer seperti Bangtan genks.
Entah angin darimana, Seungwan membuka percakapan di antara mereka dengan memanggil salah satu orang yang ia kenal.
"Namjoon, kita ada tugas tambahan?"
"Hah, oh heh ehh." Namjoon hanya bisa tercengang karena ini pertama kalinya Seungwan berbicara dengannya, terlebih Seungwan duluan yang memulainya. Sementara yang lain pun sedikit terkejut mendengar si gadis yang begitu tak akrab dengan sekitar membuka percakapan. Seolah tak enak hati jika Namjoon tak menjawab pertanyaan Seungwan, Seokjin pun menegur Namjoon.
"Joon, loe ditanyain kok jadi kaya orang bego begitu sih, kagak biasanya."
"Ohiya, Wan, tugas pasti ada sih, hehe. Kalo loe mau gue bisa pinjemin catatan gue." Jawab Namjoon.
"Memangnya boleh?" Tanya Seungwan kembali.
"Yaiyalah, Seungwan. Kita semua ini temen loe, kalo loe ada apa-apa atau butuh bantuan ngomong aja sama kita semua, kita pasti bersedia bantuin, terlepas dari semua sikap loe ke kita." Ujar Namjoon panjang lebar.
Mendengar pernyataan Namjoon, membuat Seungwan mengeratkan pelukannya pada boneka tupai yang diberi Yoongi. Yoongi yang menyaksikan itu semua seolah tahu pasti, Seungwan tengah berkaca-kaca menahan air mata.
"Memangnya ka-kalian gak benci sama gu-e?" Tanya Seungwan ragu mendengar jawaban mereka.
"Wan, kita gak bisa gitu aja menghakimi sifat orang lain. Sifat semua orang gak mesti sama, pasti beda-beda, kita gak bisa asal menghakimi sifat loe yang sebenarnya cukup buruk itu, karena loe bersikap kayagitu juga pasti ada sebabnya." Jelas Seokjin, diikuti anggukan dan pembenaran Bangtan Genks yang lainnya.
Joohyun, Seulgi, dan Sooyoun yang mendengarnya begitu terharu, mereka bersyukur tak salah memilih teman dan kekasih. Melihat betapa tulusnya para anggota Bangtan Genks.
Sementara Seungwan masih menunduk menahan air mata, Seungwan kira semua orang menganggapnya buruk dan dengan asalnya menjelek-jelekkan sifat buruknya. Mendengar penuturan Seokjin barusan, Seungwan tercengang karena ternyata masih ada yang mau memaklumi sifat Seungwan tanpa asal menjelekkan dirinya. Jadi ternyata dia masih memiliki teman, begitu?
Tanpa aba-aba Seungwan turun dari ranjang rumah sakit dan berlalu ke pintu keluar, diikuti tatapan terkejut anggota Bangtan Genks yang tidak enak hati, takut kalau-kalau perkataan mereka ada yang membuat Seungwan tersinggung, hingga memutuskan keluar ruangan.
Seulgi yang mengetahui Seungwan mendadak keluar ruangan tiba-tiba berniat menyusul gadis itu, sayangnya lengannya ditahan oleh seseorang, Min Yoongi.
"Biar gue."
"Tap-tapi Yoon."
Yoongi mengangguk seolah memberikan Seulgi kepercayaan bahwa Seungwan aman bersamanya.
Sepeninggalnya Yoongi keluar ruangan menyusul Seungwan, Seokjin membuka suara, merasa tak enak hati karena takut ucapannya ada yang menyinggung hati Seungwan.
"Joo, ini gakpapa? Gue gak enak sama Seungwan, suer." Ujar Seokjin pada Joohyun.
"Lebih baik kalian pulang, nanti biar permintaan maaf kalian gue sampaikan ke Seungwan, gue takutnya Seungwan tambah canggung begitu tau kalian masih disini." Ujar Joohyun membuat para anggota Bangtan Genks menyetujui ucapan Joohyun, mereka lalu pergi keluar menitipkan salam mereka kepada Seungwan lewat Joohyun.
Sementara Yoongi masih sibuk mencari Seungwan di seluruh penjuru rumah sakit. Dan akhirnya menemukan Seungwan tengah terduduk di bangku taman sendirian, tengah melamun. Yoongi dapat melihat jelas wajah Seungwan yang terlihat sembap, begitu juga seberkas air mata yang masih ada di pipinya.
Seungwan menyadari kini Yoongi tengah duduk di samping dirinya.
"Seharusnya semua orang benci sama gue."
"Wan, loe jangan kayagini, masih banyak orang yang peduli sama loe, liat sendiri, kan?" Ujar Yoongi tak membenarkan perkataan Seungwan.
"Berapa kali harus gue bilang, semakin banyak orang dekat sama gue, bukan gak mungkin mereka bakal kena bahaya. Gue sayang kalian semua, gue bersyukur kalian masih menganggap gue teman, tapi gue gak mau kalian kenapa-napa karena dekat dengan gue."
"Wan, bisa gak sih loe buang pemikiran loe tentang orang lain yang bakal kena musibah kalo ngelakuin kontak fisik sama loe, bisa gak hah?" Ujar Yoongi sedikit nyaring.
"Loe pikir gue mau ngeliat musibah orang lain, Yoon! Loe kira gue mau ngeliat ayah gue yang kecelakaan tapi gue gakbisa ngelakuin apa-apa, loe pikir gue mau?! Gue gak mau Yoon, gak mau!" Teriak Seungwan kepada Yoongi, meluapkan semua emosinya yang selalu terpendam.
"Dan, loe tau hal itu darimana?" Tanya Seungwan sinis.
"Gak penting gue tau itu darimana, yang penting, loe bisa gak buang semua pemikiran loe itu?"
"Ini yang selalu gue khawatirkan kalo orang-orang tau kelebihan gue. Mereka bakal berfikiran gue berhalusinasi, berkhayal, atau yang lebih parahnya menganggap gue gila."
"Kalau loe masih berfikiran, semua musibah yang bisa gue liat lewat kontak fisik itu adalah halusinasi, khayalan atau apapun itu
Lebih baik, loe buang rasa kasian loe, dan pergi jauh dari gue."
♦♦♦
🔜CHAPTER 12
Gimana-gimana? ada yang sudah bisa menebak mbak Seungwan itu kenapa?
Ehehe, mungkin beberapa chapter lagi bakalan end nih
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comment nya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjauh ✔
Fiksi RemajaSeungwan mempunyai sifat buruk dalam dirinya hingga membuat orang-orang di sekitarnya perlahan menjauhinya bahkan memusuhi dirinya. Bukannya sedih, ia justru merasa senang jika orang-orang menjauhinya. Nyatanya, ada cerita tersembunyi dibalik hal te...