Seluruh wajah Iren sudah basah dengan air mata. Kedua tangannya ditahan dengan kasar oleh satu tangan Stev di atas kepala. Pria itu sudah berada diatasnya. Memandang dirinya dengan tatapan penuh nafsu.
Iren masih mencoba meronta untuk lepas. Namun, Tubuh Stev terlalu berat untuk ia lawan.
"Jangan takut, gue tau ini pertama kali bagi lo, iya kan, sayang? Nanti gue mainnya pelan-pelan, biar lo juga menikmatinya,"ujar Stev memainkan jari-jarinya di wajah Iren menuju leher.
Iren membuang muka ke sisi lain. Ia jijik serta ingin marah pada Seorang bajingan yang paling brengsek di muka bumi ini. Dulu Ia pernah membayangkan hidup berdua dengan Stev. Sekarang sangat disesali. Pernah menyukai Pria yang memiliki sifat lebih rendah dari binatang. Itu sungguh sangat memalukan.
Iren kembali meronta ketika Stev hendak menciuminya. Dengan cepat Iren meludahi wajah pria itu,
"Jauh-jauh lo dari gue, BRENGSEK!" teriaknya.Stev bangun dari menindih tubuh Iren. Ia menyeka wajahnya dengan handuk Sambil menahan amarah. Meeratkan rahangnya dan menatap Iren tajam.
"Di baikin, lo ngelunjak ya! habis ini gue gak akan kasih ampun buat lo, Irenia! Niat gue main halus akan gue ganti dengan main kasar! gue gak peduli lo masih perawan, gue habisi lo hari ini juga!"
Stev mulai menarik Sweater yang di kenakan Iren dengan paksa. Gadis itu teriak dan ketakutan. Mencoba menahan bajunya dari amukan Stev.
"Lepasin, brengsek!" teriak Iren menendang, memukul tubuh Stev dengan gerakan cepat. Iren kembali memikirkan nasipnya Yang akan berakhir tragis seperti ini. Rasanya dia sudah tidak mempunyai harapan untuk selamat. Sampai sekarang pun tidak ada seseorang yang datang menolongnya.
Stev masih dalam usahanya membuka pakaian yang dikenakan Iren. Dalam waktu lima menit ia berhasil merobek sweater itu dengan gunting. Beruntung Iren memakai tenktop sebagai pelapisan dalam. Sehingga tubuhnya masih tertutupi tanpa bisa di lihat langsung oleh pria itu.
"Jangan Stev! Berhenti!"
Stev mendengus kasar. Apa yang ia lihat masih saja ada yang menghalangi. Satu tarikan kuat tanktop putih itu berhasil robek dua bagian. Sehingga tubuh Iren terekspos sangat jelas. Iren berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut. Stev menyeringai puas akan hal itu.
"Lo mau buka sendiri, apa gue? Dan itu lebih kasar dari yang tadi, cepat buka!" titahnya.
Iren menggeleng kuat. Air mata masih terus bercucuran di wajahnya,
"Jangan, gue mohon!"Tanpa aba-aba Stev bergerak lebih dulu untuk menarik jeans yang di gunakan Iren. Nafsu dalam dirinya sudah tidak bisa di tahan lagi.
Seketika mereka saling main tarik menarik. Bunyi tendangan dari arah pintu mengangetkan dua manusia itu.
"Iren!"
Teriakan lantang dari seseorang pria di ambang pintu membuat tangis Iren semakin tinggi.
"Kakak!"
Zyan terkejut melihat keadaan adik perempuannya. Ia mengetatkan rahang. Kedua tanggan mengepal kuat. Dan sudah sangat siap untuk melayangkan pada wajah pria busuk itu.
"Berani lo nyentuh adek gue, KEPARAT!"
Bukk
Bukk
Stev memang tidak siap menerima pukulan itu. Berhasil terhempas kasar kelantai dengan sekejap. Ia meringis menyentuh wajahnya mulai terasa memanas.
Ia kembali memperhatikan pria berseragam polisi itu, saat ini berjalan ke arahnya dengan wajah merah padam. Dan mulai memukuli dirinya bertubi-tubi. hingga sakit yang ia rasakan tidak tertahan lagi. Sampe sesuatu cairan mengalir dari lubang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Cinta Irenia (Tamat)
RomanceCover @Lilinbening Perjuangan mendapatkan cinta sejati, itu tidak mudah. Seperti kehidupan Irenia yang penuh lika-liku. Dikhianati, ditipu, bahkan dilecehkan. Sampai dirinya menemukan dambaan hati dari seorang pria biasa, tetapi untuk kesekian kalin...