page 2

2.2K 223 15
                                    


Brother & sister.





"ara…"

taeyong berkata pelan tapi mama, papa dan lucy jadi menoleh dan ikut menatap kiara yang berdiri di tengah anak tangga.

kiara menghela nafas dalam, risih di perhatikan seperti itu ia buru-buru turun, sengaja memberi taeyong jalan.

"kamu udah makan ra?" tanya mama pada kiara.

"mau mcd?" tawar papa.

kiara melirik dua kotak berisi ayam di atas meja lalu mendengus begitu saja. "gak usah," katanya dingin.

"gak laper." imbuhnya sambil berjalan menuju dapur, mencuci gelas bekas es teh siang tadi lalu beranjak naik ke kamar lagi.

"kamu belum makan loh ra," kata mama. "dari pagi kamu di kamar terus."

"nih ra, makan aja ayam punya papa."

di tengah anak tangga kiara kembali berhenti, menoleh kecil. "ara gak laper ma, pa."

setelah bunyi pintu kamar ditutup terdengar kedua orang tua itu menghela nafas panjang.

mama menatap taeyong yang masih berdiri di depan tangga. "udah tahu ada kiara, kenapa gak dibeliin juga?"

taeyong menoleh, ingin menjawab tapi didahului oleh lucy.

"lucy yang pesen ma," katanya. "lucy lupa sama teh ara,"

"terus gimana ma?" tanya lucy.

"apanya yang gimana?"

"teh ara ma…"

mama menghela nafas lagi. "biarin aja, nanti juga kalo laper keluar sendiri."

senin pagi mama sudah sibuk di dapur membuat sarapan untuk papa dan ketiga anaknya. mama melirik jam sebentar, pukul enam dua puluh delapan.

biasanya di jam segini kiara lah yang pertama turun.

"kiara berangkat dulu,"

dan benar saja perempuan sembilan belas tahun itu menuruni tangga dengan keadaan rapi.

"kamu gak sarapan dulu?" tanya mama, mengabaikan sebentar telur dalam wajannya. "sarapannya udah mateng."

"gak usah,"

"tapi kamu belum makan dari kemarin ra!"

kiara buru-buru meraih tas nya saat melihat mama mulai menghampirinya.

"kiara berangkat."

mama tak bisa berbuat banyak, beliau menghela nafas lagi. diam-diam khawatir dengan putrinya yang satu itu karna dulu kiara pernah masuk rumah sakit karna telat makan.

"kenapa ma?"

suara berat taeyong membuat mama menoleh. putra satu-satunya itu memandang khawatir sang ibu.

"gak papa," mama mencoba tersenyum. "ayo sarapan, mama panggil papa sama lucy dulu."






🌸







"ra, lo kenapa sih dari pagi gak bisa fokus terus??" tanya lucas pada kiara yang berjalan di belakangnya.

sedari tadi lucas mengoceh panjang lebar yang intinya memaki kiara yang pagi tadi nampak tak fokus. gara gara gadis itu persentasi kelompok mereka terancam berantakan.

"udah kenapa cas… gak liat anak orang pucet banget gini?" omel doyeon. begitu doyeon ngomong lucas langsung diem.

"lo gak papa ra?" tanya doyeon.

kiara menggeleng pelan. "it's okay yeon,"

"it's okay apaan muka lu pucet gitu!" sahut lucas yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari doyeon.

"ke unit kesehatan yuk, minta obat." ajak doyeon.

"bener tuh dari pada lo pingsan nanti gue yang repot." imbuh lucas.

doyeon udah gregetan mau nendang lucas tapi gak jadi karna kiara yang tiba-tiba oleng. doyeon jadi panik.

"tuh tuh kan! jangan pingsan di sini ra!" kata lucas.

"lucas!" sentak doyeon, lucas langsung ciut.

"b-bercanda doy,."

"mending lo anter kiara balik,"

"apa apaan!" lucas menolak keras. "gue kan mau nganter lo balik, ngapain jadi harus nganter si kucrut satu ini!?"

doyeon udah melotot. "anterin gak!!?"

"k-kagak mau!"

"lucass!!!"

"udah udah," kiara menengahi. kepalanya udah pusing malah tambah pusing dengerin doyeon sama lucas berantem. "gue balik sendiri aja yeon,"

"naik angkot?????" doyeon langsung menggeleng keras. "gak gak gak, nanti kalo lo pingsan di angkot gimana!?"

"gue cuma pusing elah," kiara tersenyum lebar. "alay lo."

"udah sih ra biarin lucas anter balik nanti-"

"lo gak denger nih bocah kepengen nganter lo balik yeon,." potong kiara. "udah ya gue balik!"

"kiara!!"

"gue pulang naik gojek yeon, santai aja."

doyeon sebenernya gak tega liat kiara tapi mau gimana lagi, temennya yang satu itu batu kalo dikasih tau.

"yeon jadi balik kagak-"

"NOOO!"

lucas menghela nafas pendek, emang udah nasib banget dia ditinggal sendirian lagi.

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang