page 20

1.3K 138 21
                                    

brother & sister



•°•



rencana kiara kabur dari lucas dan doyeon gagal. donghyun gak bisa diajak kerja sama makanya kiara terpaksa meladeni dua temannya itu, lagian kasihan juga mereka jauh-jauh ke bandung buat nyariin dia.

jujur aja kiara tersentuh, ternyata teman-temannya itu peduli. apalagi doyeon keliatan emosional banget, cewek itu terus terusan ngomong panjang lebar, ngejelasin beberapa hal tentang keluarganya. intinya doyeon cuma bilang kalau keluarganya berusaha mencari keberadaannya.

perihal kiara yang kabur ke bandung, kiara melarang keras doyeon dan lucas ngasih tahu hal ini ke siapa pun. terutama keluarganya.

doyeon dan lucas setuju. itu pun harus melewati perdebatan yang alot.

dan sekarang kiara gelisah banget. gadis desvara itu gak bisa percaya sama doyeon dan lucas gitu aja, toh gak menutup kemungkin kalau dua orang itu tiba-tiba memberi tahu keberadaannya di bandung kan?

"halo bong, gimana soal permintaan gue tempo hari lalu?"

woojin melirik kiara sejenak. cowok itu memperhatikan kiara yang tampak asik berbicara di telfon, diam-diam merasa kepo. siapa yang kiara hubungi?? bong siapa sih??? setahu woojin sejauh ini cuma dia dan saudara-saudaranya yang tahu perihal kiara yang kabur—gara-gara kejadian kemarin kiara mau gak mau cerita juga sama youngmin dan yang lainnya.

"kalo gitu gua berangkat besok bisa kan?"

"berangkat kemana?" tanya woojin tiba-tiba bikin kiara noleh dengan raut wajah terkejut. kaget ternyata dari tadi woojin memperhatikannya.

alih-alih menjawab kiara justru bangkit berdiri, beranjak ke teras kontrakan. jelas sekali dia tidak ingin woojin menguping lebih jauh.

woojin gak nyerah gitu aja, cowok itu nyusul kiara, nungguin si gadis desvara dengan bersandar pada daun pintu.

"telfonan sama siapa sih?" tanya woojin tepat setelah kiara menutup panggilannya. kiara mendengus cuek, "kepo banget sih lo." sahutnya lalu melengos masuk ke dalam kontrakan nayoung—tempat tinggalnya akhir-akhir ini.

woojin mendelik heran, diam-diam merasa curiga. "lo gak berniat macem-macem kan?" selidik woojin.

"macem-macem gimana sih?" kiara yang hendak menutup pintu kontrakan jadi urung.

"ya macem-macem, mau kabur ke lain tempat misalnya." sahut woojin asal tapi kiara merespon dengan raut wajah kaget. bola mata gadis itu membulat sempurna, woojin jelas terkejut. tidak mengira kalau ucapan asalnya justru benar. "kiara desvara—"

"elo diem aja, jangan ikut campur!" tidak mau meladeni woojin lebih lama lagi kiara langsung menutup pintu dengan keras.

di depan pintu yang baru saja tertutup dengan keras woojin kehabisan kata-kata. dia bisa saja menyusul kiara untuk sekedar meminta penjelasan, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

woojin akan menegur anak itu nanti.

nanti kalau mood sahabatnya itu sudah membaik.



•°•




"lo jangan lupa makan, cy." ujar herin. siang ini herin datang berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk mama lucy. "lo gak boleh sakit juga."

"iya lo gak perlu khawatir soal itu," balas lucy. bungsu keluarga kiara itu tiba-tiba menghela napas panjang buat herin yang duduk di sampingnya menoleh cepat.

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang