page 14

1.6K 150 9
                                    

brother & sister



•°•



"gimana pa?"

mama menatap papa penuh harap sedang yang ditatap menggeleng pelan, membuat helaan nafas berat kembali terdengar.

"minimal lapor ke polisi dua kali dua puluh empat jam," ujar papa. "lagian kita juga belum yakin kan kalo kiara ilang."

"terus kalo bukan ilang apa lagi?" seru mama. "papa lupa ya, akhir-akhir ini lagi banyak kasus penculikan yang berujung pembunuhan—"

"hush!" papa buru-buru menyela ucapan istrinya itu.

pria paruh baya itu mengerti kalau mama sudah pasti khawatir dan panik, jadi wajar kalau pikirannya diisi dengan hal-hal negatif.

"siapa tahu aja kiara nginep di rumah temennya, terus lupa ngabarin orang rumah." kata papa mencoba untuk terus berpikir positif.

"taeyong udah coba hubungin temennya kiara pa," taeyong muncul dari arah dapur. "gak ada yang tahu kiara dimana. sejak liburan semester mereka gak kontakan lagi sama kiara."

papa yang semula mencoba terlihat tenang mulai menunjukkan sedikit ekspresi paniknya.

"kamu hubungin siapa aja emang? doyeon sama lucas udah kamu tanyain belum?" tanya papa. "siapa tahu kiara lagi sama mereka."

"dari doyeon sampai temen sekelas kiara, semua udah taeyong tanyain pa." jawab taeyong, pemuda itu melirik ekspresi sang ayah yang mendadak berubah serius. "jawabannya sama, gak ada yang tahu dimana kiara."

"abang…" papa akhirnya bangun dari duduknya, dia menoleh menatap anak sulungnya itu.

"ayo ikut papa,"

"mau kemana pa," tanya mama bingung.

"papa mau minta tolong sama riyanto ma, buat nyari kiara."





•°•






motor matic yang dikendarai woojin mulai memasuki pekarangan rumah, kiara lekas turun saat motor berhenti. si gadis terus memperhatikan rumah dengan cat biru laut itu.

kalau diperhatikan bangunan cat biru laut di depannya ini lebih mirip jajaran kontrakan, bukan rumah.

"malah bengong, ayo masuk." woojin menepuk pundak kiara lalu merangkul gadis itu masuk ke salah satu unit kontrakan.

"kalian pindah lagi?" tanya kiara yang langsung dijawab dengan anggukan kepala dari woojin.

"kenapa?"

"kontrakan yang lama harga sewanya naik makanya gua sama yang lain nyari kontrakan baru, yang lebih murah." woojin mengangkat bahu sekilas, kedua sudut bibirnya tersenyum aneh. "lagian di sini bikin nyaman, banget."

muncul tanda tanya besar di kepala si gadis desvara, mulutnya terbuka dengan niat ingin menanyakan apa maksudnya, tapi sebuah suara nyaring menginterupsinya.

"youngmin!"

pintu kontrakan yang ditengah tiba-tiba terbuka, muncul seorang pria dewasa dengan tinggi menjulang.

"kenapa nay?"

"masakannya udah mateng nih, ayo makan! panggilin daehwi, donghyun sama—ehh, woojin udah pulang?" wanita pemilik suara nyaring itu menyadari keberadaan woojin dan kiara yang berdiri di pekarangan. dia menatap bingung.

bahkan pria dewasa di depan pintu kontrakan tengah juga ikut menoleh.

"ada tamu nih," ujar woojin lalu seenaknya mendorong kiara ke depan. "masih inget gak bang sama cewek cerewet yang hobinya manjat pohon ceri, terus kalo jatoh nangisnya paling ken—aADAAWW!"

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang