page 15

1.5K 146 21
                                    

sudah tiga hari kiara hilang tanpa kabar papa dan mama hampir kehabisan cara untuk menemukan kiara. segala cara mereka coba tapi hasilnya tetap nihil.

taeyong juga ikut membantu tapi sejauh ini usahanya juga belum menunjukkan hasil.

siang itu karna merasa buntu harus mencari sang adiknya kemana lagi taeyong akhirnya masuk ke dalam kamar tidur kiara.

sejauh matanya memandang kamar dengan nuansa biru laut itu terlihat rapi. taeyong melangkah mendekati meja belajar di sudut ruangan, duduk di atas kursi lalu menatap satu persatu barang yang ada di sana.

mulai dari buku kuliah, album foto, sampai alat tulis benar-benar ditata begitu rapi.

srek!

taeyong menunduk lalu memungut benda yang tidak sengaja dia jatuhkan saat bangkit berdiri. dahinya mendelik menatap buku tabungan di tangannya, setelah dicek ternyata atas nama kiara.

lipatan dahi taeyong makin bertambah seiring dengan jarinya yang membalik halaman buku tabungan tersebut. matanya membelo begitu jarinya selesai membalik halaman terakhir.

satu fakta yang taeyong dapat dari buku tabungan itu bahwa kiara telah mengambil seluruh tabungannya yang berjumlah dua puluh satu juta rupiah seminggu yang lalu.

"dua puluh satu juta…" taeyong mengusap wajahnya kasar.

yang benar saja, dua puluh satu juta itu bukan uang yang sedikit. pertanyaannya adalah uang sebanyak itu akan digunakan untuk apa???

taeyong berpikir, kiara bukan tipe orang yang gemar shopping atau menghamburkan uang dengan mudah.

karna rasa penasaran taeyong terpaksa membongkar seluruh isi meja belajar kiara, berharap menemukan hal lain yang bisa dijadikan pentunjuk.

dewi fortuna berpihak padanya, taeyong menemukan surat keterangan tanda cuti dari dalam tumpukan map di dalam lemari belajar kiara. bukan hanya surat keterangan cuti, tapi taeyong juga menemukan bukti bayar senilai dua juta rupiah sebagai pembayaran uang cuti kuliah.

tanpa mengulur waktu lagi taeyong merogoh ponsel di saku celananya, mendial satu kontak teratas dari riwayat panggilan telefon.

"ada yang ingin kakak tanyakan, kita ketemu di depan kampus kamu sejam lagi."

•°•

hari ini hasil snmptn akan keluar dan lucy masih belum bisa tenang, sejak tadi si bungsu keluarga desvara itu terlihat gelisah.

lucy melirik ponsel yang tergeletak di atas sofa, notifikasi ponselnya jebol, penuh dengan notif grup kelas yang heboh dengan hasil snmptn. tadi lucy sempat mengintip ada beberapa teman kelasnya yang diterima ptn favorit dan cukup banyak pula yang tidak diterima.

berbeda dengan teman-temannya yang bahagia karna lolos snmptn, atau mereka yang berlomba-lomba menghibur sesama teman sejawat karna tidak lolos snmptn, lucy justru takut menyentuh laptopnya.

padahal benda itu sudah menyala di atas meja tamu sejak sejam yang lalu.

"abang mau kemana?" tanya lucy melihat taeyong yang turun tangga dengan tergesa.

"keluar sebentar ada urusan, kenapa?" sahut taeyong.

"gak papa sih,"

taeyong menghampiri adik bungsunya lalu tak sengaja menatap layar laptop, dia bisa lihat web pengumuman snmptn tertera di layar laptop.

"kamu ngapain?" tanya taeyong.

lucy menunduk menatap layar laptop. "lucy nungguin hasil snmptn, hasilnya udah keluar tapi lucy takut bukanya."

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang