Bab 6

2.8K 484 12
                                    

Seperti yang Zhoumi katakan kemarin, hari ini adalah hari baru untuk Mark dan jabatan barunya. Di pagi buta ia sudah bangun, mandi dan bersiap-siap. Merapikan penampilannya, juga memakai sarung tangan putih khas first footman.

Seragamnya juga berbeda dengan hari sebelumnya, jika sebelumnya ia dan footman yang lain hanya memakai vest, maka first footman diberikan satu set jas hitam yang tak kalah mewah dari vest itu.

Seragamnya dikirim malam tadi oleh staff laundry bernama Yuqi dan Miyeon. Mereka bilang itu adalah perintah dari Zhoumi, dan Mark diwajibkan untuk memakainya saat bertugas.

Dan disinilah sekarang, dengan tubuh berbalut jas hitam dan celana bahan berwarna senada, juga sepatu pantofel yang melengkapi outfitnya. Arloji saku ia sematkan di jas bagian dalamnya, karena ia tak memiliki jam tangan.

Setelah siap, ia melirik jam dinding dan langsung keluar dari kamarnya.

Staff lainnya juga sudah bangun dan bersiap ke posisi mereka, beberapa kali Mark bertegur sapa dengan suara pelan, agar tidak membangunkan penghuni mansion ini.

Ia langsung menuju ke dapur, untuk mengambil set teh yang selalu diminum tuannya sebelum beraktivitas.

"Pagi, Mark." sapa koki yang kemarin bercerita, ia sering dipanggil Paman Lao.

"Pagi juga, Paman." ia balas menyapanya.

"Teh untuk Tuan?" Paman Lao bertanya, dan langsung di angguki pemuda itu. Pria berumur itu lalu menoleh pada salah satu bawahannya dan memberi instruksi, sebelum pergi untuk membuat sarapan.

"Ini, sambil menunggu makanlah. Tugasmu akan berat mulai hari ini." Cheng Xiao, salah satu koki datang menyodorkan dua sandwich padanya.

"Terima kasih." balas Mark, ia langsung mengambilnya dan memakannya dengan cukup cepat.

Ia harus menghemat waktu dan melayani Tuan tepat pada waktunya. Cheng Xiao hanya menepuk pundaknya dan pergi untuk menangani bagiannya.

Selesai sarapan cepat, teh juga sudah siap. Mark langsung membawa nampan berisi teko dan cangkir teh dan berjalan tegap menuju kamar Tuannya.

Ia sudah tahu lokasinya berkat para staff chamber maid, yang juga menjelaskan dimana letak-letak barang dan kamar mandi disana. Bahkan mereka memberinya kertas berisi denah kamar Tuannya.

Ia dengan perlahan mengetuk pintu Ebony berukir dihadapannya, lalu membukanya dengan perlahan-lahan. Dia bisa melihat tuannya tengah duduk di ranjang king size ditengah ruangan sambil membaca sebuah buku.

"Selamat pagi, Tuan. Teh anda sudah siap, silahkan dinikmati." ujar Mark, ia lalu meletakkan nampan di meja nakas dan menuangkan isi poci teh kedalam cangkir. "Apa anda ingin menambahkan gula?"

"Tidak perlu." Lucas menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.

Mark lalu meletakkan kembali poci ditangannya dan dengan sigap memberikan cangkir beserta tatakannya pada sosok di tempat tidur.

Setelahnya, ia masuk ke ruang ganti dan mulai menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Sang Tuan. Juga aksesoris apa yang akan ia pakai.

Semuanya hanya spontanitas, ia mencocokkan dasi dengan kemeja dan jas, serta manset nya. Toh, ia suka fashion jadi untuk memadukan outfit seperti ini adalah hal yang mudah untuknya.

Ia langsung meletakkannya di gantungan yang tersedia, lalu menyusun aksesoris untuk hari ini di meja kaca yang ada disebelahnya.

Saat keluar, suara pancuran air terdengar. Itu artinya tuannya akan siap dalam beberapa saat lagi.

Ia lalu merapikan kasur bed ukuran King itu dan memastikan kamar tuannya kembali rapi. Tak lupa, membuka gorden kamar agar sinar matahari bisa masuk ke dalam.

Setelah selesai dengan semua tugasnya, ia berdiri tegak tiga meter dari tempat tidur. Menunggu tuannya siap untuk ikut bersamanya dalam agenda hari ini.

Pria Wong itu keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melingkar di pinggangnya dan menampilkan tubuhnya yang proporsional.

Mark tidak iri sungguh, ia juga punya tubuh yang bagus walaupun perutnya tidak terbentuk sempurna seperti milik tuannya. Hanya saja ia tengah berpikir, dengan tubuh yang sedemikian bagus pasti tuannya akan cocok menjadi brand ambassador dari merk busana ternama.

❖❖❖❖


Lucas tampak terkejut dengan pakaian yang sudah disiapkan first footman barunya. Dan tanpa protes ia mengambil lalu langsung mengenakannya di ruang ganti.

Ia melirik meja kaca yang diatasnya sudah ada jam tangan, manset, juga cincin yang sudah disiapkan. Tak lupa, sepatu yang serasi dengan pakaiannya sudah disiapkan juga.

Kali ini, ia benar-benar kagum. Juga puas dengan kinerja first footman nya. Sepertinya pemuda itu punya sense yang bagus terhadap fashion, hingga bisa membuat mix and match yang cukup luar biasa ini.

Setelah menyemprotkan parfum dan memakai jas serta aksesorisnya, ia langsung keluar dari ruang ganti langsung menuju pintu dengan Mark yang mengikutinya dibelakang.

Ia berjalan tiga langkah darinya, tetap menjaga batas sopan antara atasan dan bawahan, namun tak tampak seperti orang udik. Ia anggun, tampak tenang dan berdiri tegak seperti kemarin saat ia menyambutnya di pintu masuk kediaman.

Diam-diam Lucas mengangguk puas. Ia suka pemuda itu.

Mereka berjalan dalam diam menuju ruang makan, dimana sarapan sudah siap untuk disantap oleh sang pemilik rumah.

Butlernya, Zhoumi sudah berdiri satu meter dari meja makan bersama dengan seorang pria bule yang Mark tidak ketahui namanya. Beberapa footman juga berbaris rapi dengan kepala tertunduk sambil menunggu Tuan mereka untuk sarapan.

Lucas duduk di kursi kepala, ia langsung membalik piringnya dan mengambil hidangan yang ia inginkan. Sementara Mark berdiri setengah meter dibelakang kursinya.

Sarapan pagi itu sangat tenang, tanpa ada suara tambahan kecuali beberapa kali suara peralatan makan yang digunakan oleh Lucas.

Setelah selesai, ia mengusap bibirnya dengan serbet, lalu berdiri dan melangkah keluar dari mansion diikuti oleh pemuda bule itu, Mark, dan beberapa penjaga.

Didepan, mobil SUV hitam sudah terparkir rapi. Driver keluarga Wong langsung sigap membukakan pintu belakang untuk Lucas kala pria itu berjalan mendekat.

Pemuda bule itu berada satu mobil dengannya, sementara Mark masuk ke mobil dibelakang. Ia sadar diri dengan posisinya.

Setelah selesai, mobil melaju meninggalkan kediaman dalam hening. Sementara staff mansion lainnya harap-harap cemas apakah Mark akan melakukan tugasnya di hari pertama sebagai first footman dengan baik atau tidak.

To be continued

Hi hihihi

[Rewrite] My Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang