Seperti yang diperintahkan sebelumnya, Eowen mengatur jadwal latihan beladiri agar Mark bisa melindungi dirinya sendiri dalam keadaan darurat.
Beberapa instruktur ditunjuk untuk melatihnya, mulai dari instruktur martial art hingga instruktur penembak jitu.
Dan Mark baru tahu bahwa di gedung tempat majikannya bekerja memiliki sarana untuk latihan itu.
Jadi selama majikannya bekerja dibalik meja kerjanya, Mark akan berada di ruang latihan dan berhenti satu jam sebelum jam kerja berakhir.
Selain itu, instrukturnya juga orang-orang yang pernah ia ia obati sebelumnya.
Mereka sangat ramah, walaupun ketika sesi latihan cukup kejam hingga membuat Mark ingin menyerah. Tapi mengingat hari ketika tangan pria aneh itu merayap di pahanya, ia kembali mengeraskan tekadnya.
Persetan dengan itu, ia harus bisa seperti Eowen meskipun ia hanya first footman. Mark tidak ingin kehilangan muka lagi.
"Latihan kali ini cukup sampai disini, kerja bagus Mark," ujar Johnny, orang yang mengajarinya teknik bertarung jalanan. "Sampai bertemu lusa!"
Mark mengangguk kecil sambil mengatur napasnya yang tak beraturan, lalu melepas kain yang membebat kedua tangannya sambil duduk di lantai.
Ia tidak sendirian di ruangan itu, ada beberapa orang lain yang juga tengah latihan atau sekedar datang untuk menemui rekan mereka.
Ia bangkit lalu berjalan menuju lokernya dan mengambil set pakaiannya beserta perlengkapan mandi sebelum berjalan menuju kamar mandi yang disediakan disana.
Tiga puluh menit kemudian ia sudah rapi seperti sebelumnya dan duduk di sofa dekat ruangan Lucas dengan buku ditangannya. Buku belajar bahasa Mandarin yang selalu ia bawa kemanapun karena ukurannya yang kecil.
Ia melirik jam sekilas untuk melihat waktu, dan berdiri saat waktunya pulang akhirnya datang. Buru-buru berdiri didekat pintu ruangan Lucas, dan membungkuk hormat saat majikanya itu keluar dari ruangan lalu mengikutinya dari belakang.
❖❖❖❖
Saat ia menunggu Lucas selesai makan malam sebagai tugas terakhirnya untuk hari itu, pria itu tiba-tiba berkata. "Temui aku di balkon sayap kiri setelah kau berganti pakaian."
Tanpa mengucapkan apapun lagi Lucas berdiri dan berjalan menapaki tangga, sementara Mark masih kebingungan. Ia hanya sadar kembali saat salah satu footman menepuk pundaknya.
Ia tampak khawatir karena melihat Mark tidak bergerak, tapi Mark meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja. Sebelum pamit untuk berganti pakaian dan menemui majikannya.
Udara sejuk dengan sedikit aroma mawar terbawa angin menemani mereka malam itu. Bulan bersinar terang dalam bentuk penuhnya, ditemani gugusan bintang yang berkelap-kelip.
"Tuan?" ujar Mark memecah keheningan yang ada saat majikannya hanya menatap taman mansion yang dirawat dengan sangat baik.
Lucas menegakan tubuhnya dan berbalik sebelum kemudian tiba-tiba menyerangnya dengan gerakan cepat, Mark yang terkejut langsung menangkis dan melakukan gerakan bertahan saat Lucas terus menyerangnya tanpa ampun.
"Serang aku." titahnya.
Mark ragu-ragu, namun semakin ia ragu semakin Lucas mendesaknya. Dan ia tidak punya pilihan lain selain mulai melakukan gerakan menyerang dan sesekali bertahan.
Keduanya bertukar banyak sekali pukulan hingga kemudian Lucas menendang kakinya dan membantingnya ke lantai marmer, membuat Mark sedikit meringis saat merasakan kerasnya permukaan dingin itu.
Setelahnya Lucas kembali berdiri, dengan kedua tangannya tergenggam dibelakang tubuhnya. "Dalam empat Minggu pelatihan kau cukup baik, tapi keragu-raguan dan proses berpikir mu yang lambat membuatmu mudah untuk dijatuhkan."
Mark berdiri sambil meringis sebelum bicara, "maaf, saya hanya terkejut karena anda tiba-tiba menyerang."
Lucas kembali memasang kuda-kuda bertarung, dan Mark mengikutinya. Tapi berbeda dari pertarungan sengit seperti sebelumnya, kali ini Lucas melakukannya dalam gerakan lambat.
Mark memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan dan mereka pertukarkan, mencoba mengingatnya dan menyimpannya dalam memorinya. Beberapa kali Lucas juga memberi saran ataupun menyebutkan kelemahannya saat bertarung.
Dan Mark langsung memperbaikinya di gerakan berikutnya.
Itu lebih seperti tarian dibandingkan dengan bertarung, gerakan mereka mengalir, seirama dengan angin yang berhembus, tenang, dan membawa kenyamanan.
Ketika mereka akhirnya selesai, Mark menunduk hormat dan berterima kasih atas kesempatan untuk sparing yang mereka lakukan.
Lucas hanya mengangguk dan membiarkan pemuda itu pergi setelahnya. Membiarkan dirinya kembali menikmati ketenangan balkon luas ditemani semilir angin dan bulan.
Lagi, ia bisa mencium aroma familiar pemuda itu saat tubuh mereka berdekatan, saat tangan dan kaki mereka saling menyerang, dan setiap gerakannya tampak anggun.
Setiap ekspresi yang ia keluarkan saat memikirkan apa yang harus ia lakukan dan tatapan matanya yang penuh perhitungan dan mencoba merekam setiap gerakan mereka untuk diingat dan digunakan dalam lain kesempatan.
Ia seperti angsa yang tengah berenang di danau dibawah sinar bulan, tidak seperti Eowen yang memiliki gerakan tajam dan niat membunuh yang jelas.
Senyum samar terbentuk di bibirnya, saat pemikiran bahwa pemuda yang menjadi first footman nya benar-benar orang yang menarik.
Kotak Pandora kecilnya yang menakjubkan, Lucas tak sabar menunggu kejutan lain yang akan datang.
To be Continued
Pendek dulu nggih
KAMU SEDANG MEMBACA
[Rewrite] My Second Life
FanfictionKarena aspal yang licin, mobil yang Mark kendarai menjadi tak terkendali hingga tergelincir dan menabrak pembatas di jembatan yang membuat dirinya tewas terjebak di dalam mobil yang tenggelam. Tapi bukannya alam akhirat yang ia temukan, malah sebua...