Bab 14

3.1K 379 73
                                    

Mark dan Eowen benar-benar menikmati waktu luang mereka dengan menjelajahi mall di kawasan elite Beijing, tangan mereka menenteng beberapa paper bag.

Keduanya menjadi pusat perhatian karena selain tampak seperti model kelas atas, wajah blasteran mereka yang tampan layak untuk menjadi objek cuci mata.

Eowen berjalan dengan percaya diri dan acuh tak acuh, sementara Mark tak nyaman dan sering menundukkan kepalanya.

Mereka juga bisa merasakan beberapa kamera ponsel yang diarahkan kepada keduanya, tapi Eowen meyakinkan Mark bahwa itu bukan apa-apa.

Setelah puas berkeliling dan makan siang di salah satu restoran mewah yang ada di mall itu, keduanya keluar dan berkendara menuju kediaman Lucas.

Kali ini, Mark yang menyetir. Mereka sepakat untuk bergantian menyetir sebelumnya, dan supaya lebih adil. Jadi, Eowen yang menyetir pertama lalu sekarang giliran Mark.

Keduanya diam, hanya ada suara dari radio saat Bugatti hitam itu melesat di jalanan.

Tapi kemudian Mark melirik spion depan, dan mengetuk-ngetuk kemudi. "Kau merasakannya?"

Eowen melirik sekilas dan melipat tangannya, menaikkan sebelah alisnya sebagai pertanyaan.

"Tiga mobil hitam dibelakang mengikuti kita." sambung Mark, tanpa mengalihkan perhatiannya.

Eowen melirik spion, dan melihat mobil yang dimaksud. Ia cukup kagum karena Mark menyadarinya dengan cepat.

Dan ia juga tak protes saat pemuda seumurannya itu berpindah jalur, mencoba mencari tahu apakah hipotesa awalnya benar.

Ketika yakin bahwa ketiga mobil itu mengikuti mereka, Mark menginjak pedal gas sedikit lebih kencang. Eowen dalam diam memegang hand grip diatasnya,  membiarkan Mark mengambil kendali dalam permainan kecil ini.

Dalam hati ia menyeringai, first footman kecil ini punya nyali juga untuk menantang penguntit mereka. Sepertinya Lucas menemukan harta karun tak terduga diantara pekerja mansion.

Tak ada raut takut di wajah pemuda Jung itu, hanya ada keseriusan dan tekad. Matanya yang biasa bulat dan berbinar polos, berubah menjadi tajam. Dengan alis camar yang menukik.

Ketika mereka jauh dari jalanan utama, Mark tiba-tiba menambah kecepatan laju mobil mereka. Membuat mobil dibelakang mau tak mau juga ikut menambah kecepatan mereka.

Aksi balapan yang tak terhindarkan itu berlangsung cukup lama, hingga membuat Mark cukup muak dan kehilangan kesabarannya.

Ia melirik Eowen yang masih tampak tenang sambil memegang hand grip dibagian atas, "apa kau punya senjata?"

Eowen menunjuk dashboard mobil dengan dagunya, "shotgun darurat ada disana."

"Kalau begitu tembak pengemudi atau ban mobil mereka." ujar Mark saat ia kembali menambah kecepatan mereka.

Eowen mengangkat bahu, dan dengan tangan kirinya ia meraih shotgun nya. Melepaskan pegangannya pada hand grip sebelum membuka jendela samping dan membidik ban mobil dibelakang satu persatu.

Tidak ada suara saat peluru terlontar, namun decitan rem dan roda yang bergesekan dengan aspal bisa terdengar saat ia selesai melepaskan tembakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Rewrite] My Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang