Chapter 6

5.5K 230 13
                                    

Jessy POV
Gue bangun dan gue lihat ternyata gue ada di rumah sakit. Oh iya gue kan dibully sama Haura dkk trus gue nelfon abang gue.

'Srettt'
Pintu terbuka dan nampaklah sosok abang gue yang belakangnya diikuti oleh xavier dan orland.

"Dek dah bangun, gimana lo?" tanya abang gue

"Dek?" tanya si kepot orland

"Kan adik kelas ya panggil dek lah" ucap abangku dan kak orland hanya ber-oh ria

"Lo mau makan dek?" tanya abang gue yang mengundang perhatian xavier dan orland dan gue hanya menggelengkan kepala gue

"Yaudah lo istirahat aja dulu" ucap abang gue lalu menarik kak orland dan xavier keluar kamar gue

Gue yang kecapekan dan bosen entag mau kerjain apa pun terlelap ke dalam mimpi lagi. Saat gue bangun ternyata sudah malam dan gue lagi ga pengen makan malam jadi gue tidur lagi.

Besokny gue bangun dan ternyata masih jam 5.30 pagi. Gue menelefon bodyguard gue untuk mengantar seragam sekolah gue dan perlengkapan sekolah gue ke rumah sakit ganesh. Gue mandi lalu berganti pakaian. Tak lama bodyguard gue datang mengantar barang barang gue. Gue lalu berganti ke seragam sekolah dan pergi ke sekolah.

Saat gue sampe sekolah, gue ketemu abang gue. Betapa terkejutnya dia ngelihat gue disini. "Dek ngapain lo sekolah? istirahat aja dirumah" ucapnya yang gue geleng gelengkan kepala. "Nggak dirumah bosen dan pengen ketemu fanie dan nesha" ucap gue lalu berlari ke kelas gue. Kalau gue nggak lari bakalan panjang adu mulut sama abang gue tuh.

Sesampainya dikelas, gue duduk dan dihampiri nesha dan fanie. "Lo gapapa kan jess?" tanya nesha khawatir "Gapapa kok" jawab gue yang diangguki nesha "Bakal gue bunuh cabe tengik tuh" geram fanie "Udalah fan kena karma tuh dia" ucap gue berusaha menenangkan fanie kalo enggak tuh cabe beneran dibunuh.

Setelah itu kami melanjutkan pelajaran kami sampai akhirnya bel berbunyi menandakan istirahat pertama.

Gue dkk pergi ke kantin dan duduk di tempat biasa. Tak lama abang gue dkk datang dan duduk bareng kami. "Lo cemana jes?" tanya Xavier khawatir. "Skarang dah gapapa kok" ucap gue yang dia anggukkan "Emm cuman gue atau semua pada ngerasa Xavier khawatir pada seorang perempuan?" ucap Orland yang membuat semua ketawa. "Emm pada mau pesen apa biar aku aja yang pesenin" ucap gue lalu mereka sebutin satu satu apa yang pengen mereka pesen dan gue pergi mesan.

Di tempat memesan ternyata ketemu Haura. Dianya melempar ejekan ini itu yang gue hiraukan. Saat pesanan gue sudah lengkap, gue lewat dia dan menyenggol dia yang enggak sengaja membuat dia jatuh.

"CUPU SIALANNNN" jerit Haura yang menggelegar di kantin. Gue mah tetep jalan letempat gue makan. Gue meletakkan makanan dan gue dkk makan makanan yang kami pesan. Tiba tiba gue ditarik dan dilempar ke lantai. "Cupu udah cupu lo berani juga hah!" ucap Haura kesal "Ga sengaja" ucap gue yang membuat emosinya memuncak "Gu gak mau tau GIRLS!" ucapnya lalu antek anteknya memegang erat tangan gue. Gue lihat abang gue dan teman trman gue ingin membantu gue tapi gue kasih isyarat untuk diam saja biar gue yang selesain sendiri. "Rasain lo!" ucapnya melempar tepung lalu telur busuk lalu air bekas pel "Udah gue bilang kan jangan lo berani berani" ucap Haura "Sukak aku dong" ucap gue yang membuat dia geram "Apa kata lo!" ucap Haura lalu mengambil jus dan bakso di meja gue dan melemparnya ke gue. Urgh lengket lengket lagi ewww "Kok gabersuara lo Hah?" ucapnya lagi dan gue tetep bungkam lalu dia mengeluarkan gunting. WTH apa yang bakal dia buat. Lalu dia berjalan kearah gue. Gue tetap tatap dia tajam. Dia lalu mulai mengguntik rok gue yang menampakkan sedikit paha gue. "Apa apaan lo" ucap gue "Heh jangan sok ga takut lo kalau bisa jerit aja lo" ucapnya lalu menggunting baju gue yang menampakkan punggung gue lalu dia menendang gue ke dinding dan gue terbentur keras. Gue yang hampir ga bisa bersiri dihampiri oleh abang gue dan dia memberi gue jaket. "Makasih" ucap gue lemah "Hm" ucapnya "Beb ngapain sih dikasih jaket kan sayang jaketnya kena virus kuman" ucap Haura pada abang gue dengan nada yang ewe kali.

Fake NerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang