Chapter 3

3.2K 269 3
                                    

Cerita ini aku buat berdasarkan imajinasiku sebatas, kalau ada yang berkenan aku minta maaf.

Rate: T

SasufemNaru

Fantasi, petualangan, romance, dan sedikit baper.

Naruto belong Masashi Kishimoto.

.
.
.
.
.

"Katakan pada ayahanda, apa alasan Naru ingin belajar?" Tanya Minato yang membuat Naruto berpikir jawaban yang sesuai dengan situasinya saat ini.
.
.
.
Setelah menimbang cukup lama akhirnya Naruto menjawab pertanyaan ayahnya dengan jawaban yang sudah diatur oleh sahabatnya dan mengatakannya dengan nada yang terbilang cukup tenang, dan sukses sekali lagi membuat Minato ingin bertanya kepada putrinya itu dari mana dia belajar cara bicara dan sikap seanggun dan setenang dari biasanya.

Setelah menimbang cukup lama, akhirnya Minato mau menyetujui permintaan putrinya itu karena terbesit pikiran di kepalanya jika ia mengajarkan politik kepada putrinya ini maka putrinya ini akan dapat bertahan dari kejamnya sangkar emas yang berkedok istana ini.

Jawaban yang diberikan oleh Minato membuat Naruto senang tak tertahankan, dan untuk menjaga keanggunannya ia permisi untuk pamit undur diri dengan wajah yang menampilkan senyum ceria.

Minato yang memperhatikan kelakuan putri semata wayangnya itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum lembut, setidaknya putrinya itu bahagia akan keputusan yang diambilnya dan sebenarnya jauh di lubuk hati Minato ia sedang senang karena Naruto mau berubah.

Minato bangkit dari duduknya dan menuju ke pavilium permaisurinya itu untuk menceritakan tentang Naruto hari ini dengan permaisurinya itu.
.
.
.
Naruto tidak langsung pergi ke kamarnya, melainkan ia berbelok kearah perpustakaan istana berada.

Dan lagi-lagi para dayang dan Kasim yang mengikutinya bertanya-tanya seperti 'apa tuan putri mendapat pencerahan?' Atau 'apa tuan putri kerasukan sesuatu sehingga sikapnya menjadi seperti ini?' dan lain-lainnya.

Naruto melambaikan tangannya menyuruh para dayang dan Kasim yang mengikutinya pergi agar ia dapat membaca dengan tenang, dan Kasim serta dayang yang mengerti langsung pergi meninggalkan Naruto yang kini mulai masuk kedalam perpustakaan dan sibuk berkutat dengan berbagai buku dan gulungan kertas.

"Hhmmm..... Jadi ayahanda dapat mengeluarkan cahaya pada tubuhnya, membakar apapun yang dikehendakinya, dapat berteleportasi dalam waktu singkat ke tempat yang sangat jauh sekalipun, memiliki kecepatan cahaya, dan dapat mengobati atau membunuh menggunakan cahaya yang dia keluarkan dari tubuhnya dan ini merupakan jurus tingkat tinggi tapi cahaya ini haruslah cahaya yang diserap dari matahari. Sedangkan ibunda dapat menggunakan jurus penggoda, api rubah, jurus bayangan, teknik kinetik, dapat mengeluarkan rantai dalam tubuhnya, dan yang paling penting ibunda dapat berubah menjadi rubah. Tapi api rubah tidak dapat mengeluarkan panas hanya berfungsi sebagai jurus pengalihan. Hhaahh... Menyebalkan!"

(Yang diatas merupakan jurus-jurus yang ada di dalam kepalaku yaa...😊)

"Hmn... Kalau aku dapat menguasai jurus yang dikuasai ayahanda dan ibunda, mungkin saja aku dapat melakukan penggabungan jurus dan aku juga dapat menciptakan jurus yang mematikan" ujar Naruto pada dirinya sendiri, dengan buku tebal dihadapannya dan berbagai gulungan kertas yang berserakan disekitarnya.

"Ah, itu ide yang bagus! Sekarang tinggal cara mempelajari semua jurus yang dimiliki ayahanda dan ibunda lalu aku akan mempraktikkannya langsung"

Dan setelahnya Naruto sibuk berkutat dengan sebagian besar buku-buku yang ada di perpustakaan istana.
.
.
.
~ 5 bulan kemudian ~

My Kitsune Hime (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang