× Amy ×
"Ujian selesai, astaga love, aku tidak percaya ini!"
Luke langsung memelukku, aku membalasnya lalu kita berjingkrak-jingkrak. Seperti biasa, aku, Luke dan CC, serta Ashton dan Michael, merayakan ini dengan melakukan apa saja yang ingin kami lakukan ditaman; taman yang sewaktu itu Luke menyatakan perasaannya padaku, ingat?
Aku melepaskan pelukan Luke, menghampiri Michael yang sedang duduk sendirian sambil makan rumput, tidak, aku bercanda. Ku lihat Luke mengejar Ashton dan CC, mereka ingin belanja makanan dan minuman, mereka bilang kita harus berpesta disini (taman).
"Hey, Clifford."
Aku menyapa, Michael mendongak lalu tersenyum, aku duduk disampingnya. "Kau belum mentraktir kami, kau mendapatkan Samantha." Michael terkejut, "Darimana kau tahu itu?!" Tanyanya panik, "Santai saja, Michael. Dia bercerita padaku." Dia menyengir lalu aku memberi ucapan selamat kepadanya. "Aku traktir kalian kapan-kapan, santai saja."
"Oh, ya, tentang ruang bahasa, biasa saja, sih. Aku duduk dibelakang Luke, sementara perempuan itu, siapa namanya? Oh, Hillary itu berpindah-pindah tepat. Sesekali aku melihatnya melirik Luke lalu dia tersenyum, walaupun hanya seulas. Tidak ada yang mencurig-- Oh! Tadi aku hampir terlambat, saat aku masuk kelas, sisa dua bangku yang kosong. Yang satu disamping Luke, satu lagi di paling pojok paling depan."
Michael menghela napas, "Aku lihat Hillary baru datang, ia sedang berjalan menuju bangku disamping Luke, aku langsung berlari cepat, Am! Siapa yang mau duduk dibangku pojok paling depan?! Tepat saja, ketika Hillary mau duduk, aku bilang padanya kalau Luke sudah menjaga bangku tersebut untukku, aku bilang padanya seperti ini, 'Lagipula, aneh sekali, kan, jika anak pintar duduk disini, anak pintar seharusnya didepan, jadi, maaf."
Michael mengambil jeda, "Luke. Yang tidak tahu apa-apa, ia sedang membaca buku, aku rasa sedang belajar. Ia langsung menoleh ke arah aku dan Hillary, Hillary tersenyum padaku dan meminta maaf kepadaku lalu dia pergi. Aku ber-terimakasih kepada Luke, karena namanya ia menyelamatkan ku. Dan ia ber-terimakasih padaku karena Hillary tidak jadi duduk disampingnya."
Ya, aku memang meminta Michael untuk melihat gerak-gerik Hillary selama ujian. Mungkin saja Hillary bertingkah laku cari perhatian pada Luke, ya, kan? Aku lupa, perempuan itu polos sekali. Aku ber-terimakasih kepada Michael karena dia sudah membantuku.
Tepat saja, mereka datang membawa banyak plastik yang ku pikir isinya adalah makanan kesukaan kami semua. Ashton dan Michael duduk dikursi taman, sementara CC duduk dirumput. Aku menjaga jarak dengan CC, lalu aku duduk dirumput bersama Luke. Aku membuka plastik, mencari-cari makanan yang enak untuk dimakan.
"Sandwich! Ini punya siapa, aku mau, ya? Aku lapar sekali." Aku memasang wajah memohon kepada Luke, lalu ia mengangguk dan bilang, "Makan saja." Aku membuka plastik sandwich, lalu langsung melahap sandwich-nya. "Sebenarnya, Ayahmu tidak membayarkan tiket pesawat ku, love."
Katanya tiba-tiba, "Apa-apaan?!" Aku tersontak, dia menyengir. "Aku minta maaf, sungguh, maaf, ya, love. Aku sudah membicarakan tentang ini dengan ayahmu, aku juga sudah bayar. Jadi begini, aku merasa kalau aku tidak modal sama sekali. Hey, ke Italia bersama pacar, tapi perempuannya yang bayarin? That's suck!"
Kata Luke panjang lebar, iya, sih, benar juga. "Maafkan aku, oke? Aku kan laki-laki bermodal." Dia menyengir, "Maafkan aku juga karena telah memaksamu dan merasa kalau--" Omonganku terpotong, "Jangan berlebihan, love. Ayo dimakan lagi sandwichnya."
Mom: Belikan pasta gigi, ya, Mom sedang berkemas untuk pergi ke Italia nanti.
Amy: Oke.
"Hey, Penguin, aku rasa Mom sudah sangat tidak sabar untuk pergi ke Italia, aku pun juga begitu!" Luke dan aku sama-sama tertawa, "Bagaimana se-ruang dengan Hillary?" Aku bertanya, ia mengerutkan dahinya. "Begitulah, sesekali dia tersenyum padaku, aku balas tersenyum. Aku pikir ia merindukanku, kau merasa, tidak?"
Dia tertawa, lalu dia menceritakan kejadian tadi pagi saat Michael terlambat."Omong-omong, Luke, aku serius kali ini. Aku benar-benar jijik kalau kau memanggilku dengan love. Bagaimana kalau kita berjanji kita akan membuang kata itu jauh-jauh? Aku ben--"
"Hey, love! Kita sudah membahas ini berapa kali? Astaga Zenith, hahaha!"
Dia menyengir lalu tertawa terbahak-bahak, aku yang melihat Luke seperti itu akhirnya ikut tertawa. "Hey, lo-- Zenith, aku belum mengenggam tanganmu hari ini." Luke sialan, aku dibuat gila olehnya. Aku mulai merasakan nutrisi tubuhku mulai meningkat. "Penguin, jangan modus!" Luke tertawa dan berusaha memegang tanganku.
"Eh, tunggu, emangnya gaboleh, ya, modus sama pacar sendiri? Seriously?"
Aku tertawa terbahak-bahak kali ini, begitupun dengan Luke. "Aku masih lapar, Luke, ada makanan lagi?" Dia menggeleng, lalu aku berdiri dan mengajaknya untuk pergi membeli makanan. Aku izin pada CC, Ashton dan Michael, kalau aku ingin membeli makanan. Aku berjalan dan Luke berada disamping kiriku, "Diamlah sebentar."
Aku berhenti, lalu menghadap Luke, "Apa lagi?" Kata ku, lalu ia meraih tanganku, dan ia kembali berjalan, otomatis aku juga kembali berjalan. "Apa maksudnya, sih? Disuruh berhenti sebentar, lalu kau hanya mengenggam tanganku lalu kembali berjalan?" Kata ku, "Aku sedari tadi berusaha untuk mengenggam tanganmu, tahu! Tapi tanganmu ini,"
Ia mempererat genggamannya, "Sangat susah untuk ku pegang, jadi aku menyuruhmu untuk berhenti." Aku tertawa sementara ia tersenyum jahil. See? Luke bisa saja setiap hari--bahkan setiap jam, dia selalu bisa menggoda ku habis-habisan, kau bisa agak miring kalau berpacaran dengannya (jangan anggap serius, kawan).
--------
iya emang cepet bgt tau2 ujian udh selesaii. bodo ah soalnya pas ujian LA kan sibuk <3
KAMU SEDANG MEMBACA
LA :: l.h
FanfictionIni tentang Luke dan Amy. Bukan tentang kota Los Angeles. VOTE AND COMMENTS, OKAY?