× Luke ×
Sekarang pukul setengah tujuh malam, aku menunggu Hillary yang sedari tadi masih dikamar mandi. Kau tahu, kan, tadi Amy memaksa aku untuk bertemu Hillary. Cafe tempat biasa aku dan Hillary bertemu dan mengobrol (itu dulu) suasananya sangat agak ramai sekarang. Hillary tiba-tiba saja duduk dihadapanku, lalu ia tersenyum.
"Hey, maaf menunggu lama."
Begitu katanya, aku mengangguk seolah berkata, 'Tidak ada yang perlu dipermasalahkan.' lalu dia tersenyum lagi. Aku menatap dia dengan tatapan ada-apa, "Luke, maaf sebelumnya, maaf." Aku mengangguk, "Dulu, kau dekat denganku, kan?" Aku mengangguk lagi, "Kau membuatku menyukaimu."
Aku menatap wajahnya, dia tersipu malu, sementara aku menatapnya dengan heran. Kalau dia suka padaku, kenapa bilangnya pas aku sudah punya Amy? Itu tidak sopan, tahu. "Dan kau berpaling dariku, kau bersama Amy sekarang." Aku mengangguk lagi. "Luke, maksud-- maafkan aku, Luke. Aku menyukaimu, ak--"
"Hillary, dengar, aku kesini karena Amy memaksa ku untuk menemui-mu. Jangan membicarakan hal yang tidak penting, Hillary, cepat katakan apa yang ingin kau katakan."
"Luke, ini hal yang penting, dan ini yang ingin ku katakan." Apa? Dia cuma ingin berkata padaku kalau dia menyukaiku? "Itu saja?" Aku bertanya, "Luke, aku mohon, aku harap kau mengerti. Kalau Amy ada disini, pasti ia akan memberikanmu untukku karena dia mengerti bagaimana sakitnya perasaanku." Seriously? Astaga Hillary, dia berubah dua puluh lima derajat.
"Luke, tolong mengerti, aku selama ini sabar menunggumu mengatakan kalau kau suka padaku, aku selama ini menunggu, Luke." Matanya mulai berkaca-kaca, "Hillary, aku tidak pernah menyukaimu, aku bersumpah." Dia menganga, pertanda kaget. "Luke, tapi kau mendekatiku begitu saj--"
"Hillary, aku menganggapmu sebagai teman, teman baru. Aku tidak pern--"
"TAPI KAU MEMBERIKU HARAPAN LUKE!"
"HARAPAN YANG SANGAT BESAR!"
"KAU MEMPERLAKUKAN AKU SEPERTI KAU MENYUKAIKU!"
Seketika itu juga, dia meledak. Dia membentakku, lalu dia menangis tersedu-sedu. Aku tidak tahu harus berkata apa dan melakukan apa, mengelap air matan-- Astaga, itu tidak mungkin. "Hapus air matamu, Hillary. Bicaralah dengan tenang." Dia tersenyum, lalu mengelap air matanya. "Aku minta maaf, atas segalanya, aku tidak pernah berniat mendekatimu biar kau suka padaku."
Hillary menatapku sambil tersenyum, mungkin dia sudah sangat aneh, mungkin dia benar-benar menyukaiku. "Hanya maaf?" Aku bersumpah Hillary benar-benar berubah beribu-ribu derajat.
"Hillary, kau merasa selama ini aku memperlakukanmu seperti aku menyukaimu? Dan kau membentakku dengan artian kau menyalahkan aku? It's not my fault, Hillary. Selama ini aku menganggapmu sebagai teman, aku bersumpah. Dan, tadi kau bilang aku berpaling darimu? Astaga Hillary, kau temanku, sungguh. Aku bersama Amy sekarang? Iya, itu benar dan kau sudah tahu itu. Sekarang, apa masalahnya? Aku sangat tidak mengerti, ini tidak jelas."
Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Luke Hemmings, mungkin ini pertama kalinya aku berbicara panjang kepada Hillary. "Tentang perasaanku, itu masalahnya." Dia tersenyum miris, "Perasaanmu sekarang, sakit? Aku beri solusinya, move on dan--"
"Tidak, tidak, tidak. Aku hanya mau, kau balas perasaanku, Luke."
"Aku tidak akan pernah melakukan itu, perasaan itu tidak akan muncul, Hillary. Aku tidak bisa menyukaimu--"
"Kalau begitu, mencoba. Cobalah."
Dasar perempuan berkepala batu, "Sekali tidak bisa, tidak bisa. Perasaan itu akan datang sendiri, Hillary, cinta atau perasaan suka itu tidak bisa dipaksa, oke? Perasaanku pada Amy itu datang sendiri." Kata ku, "Kenapa? Kenapa bisa datang sendiri? Kenapa ke dia bisa dan ke aku--"
"Karena dari sikap-sikap dia sendiri yang membuat aku suka padanya, dia membuatku menarik, nyaman, senang, alhasil, perasaan itu datang sendiri. Kalau kau menyukai seseorang, kau harus terima semua resikonya, apapun itu, Hillary. Kau tahu, aku tidak bisa membuat kata-kata bijak, so, sudah, ya, aku ingin pulang."
Hillary terdiam sebentar, lalu dia menatapku kembali. "Kalau begitu, solusinya adalah, kabulkan satu permintaanku." Aku tertawa miris, "Sungguh? Satu permintaan, apa itu solusi?" Dia mengangguk. "Mau, kan?" Dia bertanya, tak lama, aku mengangguk, pertanda setuju. "Permintaanku hanya biasa, tidak rumit, mungkin menyakitkan untukmu."
See? Hillary berubah beribu-ribu derajat, "Aku mau, kau dan Amy berpisah, menjauh, tidak ada yang namanya LA lagi, cukup Los Angeles saja, biarkan Amy menyukai laki-laki lain yang lebih baik darimu, aku mohon, ini tentang perasaanku, Luke."
"Gila, aku tidak akan pernah melakukan itu."
×
Amy: Dia bilang begitu?
Luke: Ya, love.
Amy: Kalau itu untuk kebahagiaan Hillary, kabulkan saja.
Luke: Dasar gila! Mengorbankan perasaanmu hanya untuk dia?
Luke: Aku tidak akan mengabulkan itu, love.
Luke: I love you, i swaaaaaggg.
Luke: *i swear.
Amy: Luke! Dia benar, kalau aku bersama kalian tadi, aku sudah memberimu untuknya.
Amy: HAHAHA I SWAG
Amy: Luke, aku mohon. :(
Luke: Hey, kenapa pake emoji itu? Kamu kok malah sedih?
Amy: Luke, coba saja, mencoba untuk menyukainya.
Luke: Kamu kok malah begini, sih, moodku jadi hilang.
Amy: KAMU KOK NGAMBEK BEGINI SIH
Luke: Kamu kenapa bela dia? Seharusnya kamu ber-terimakasih kepada Tuhan.
Luke: Karena impianmu selama setengah tahun ini tercapai.
Amy: Kau tidak akan mengerti perasaannya, ini tidak adil.
Luke: Tidak adil bagaimana? Sudahlah Amy.
Amy: Luke, ini demi aku.
Luke: Aku tidak mau, jangan memaksa.
Amy: Kenapa tidak mau?
Luke: Karena aku mencintaimu!
Luke: Dia terlalu polos, Amy, dia hanya ingin cintanya terbalaskan.
Luke: DIA TERLALU POLOS!
Amy: Aku pinjamkan kamu ke Hillary, satu minggu, bagaimana?
Luke: PINJAM???
Luke: Memangnya aku apa? Buku?
Luke: Moodku hancur, aku tidur duluan.
Amy: LUKE NGAMBEK PASTI PASTI PASTI
Amy: Selamat malam, Lucas. <3
--------
gajelas ya? emang... hargain ya soalnya authornya keabisan ide... INI IDE demonfoxyy DANK JE YA DEMON! :)) oiya maafin hillary yg aneh ya mupeng bgt cintanya terbalaskan:') dia kan polos polos polos polos kaya kacang polong/? maafin hillary&authornya ya vooments jgn lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
LA :: l.h
FanficIni tentang Luke dan Amy. Bukan tentang kota Los Angeles. VOTE AND COMMENTS, OKAY?