luke & amy - 60

746 98 0
                                    

× Luke ×

Aku membuat kesalahan besar.

Luke Hemmings membuat kesalahan besar.

"Amy, aku minta maaf." Aku menatap wajahnya, dia tidak menatapku balik. "Amy Zenith, aku hanya menolongnya." Ya, Amy tahu kalau aku membantu Hillary kemarin. Entah dari siapa informasi itu dia dapat aku tak tahu, yang jelas, tiba-tiba dia memberi pesan padaku tadi yang isinya, 'Sudah bertemu Mr. Green-nya?'

Aku langsung menuju rumahnya, Amy langsung menutup pintu rumahnya dan menyuruh ku untuk pulang karena dia ingin sendiri. Dari suaranya, aku mendengar dia menahan tangis. Aku berkali-kali memanggil namanya, tapi dia tetap menyuruhku pergi. Aku beruntung, karena Mom Amy berteriak kalau Amy tidak sopan dan Amy harus menemuiku.

Ia membuka pintu rumahnya, "Dengarkan aku, aku akan memberimu penjelasan, please," Dia mengangguk, lalu dia menutup pintu rumahnya. "Jangan disini, ayo." Dari rumah Amy, aku berjalan kaki bersama Amy mengelilingi daerah-daerah terdekat sampai kami melihat taman bermain.

Ada bangku taman dipojok lapangan, dan aku menyarankan pada Amy kalau kita duduk disitu saja. Amy menyutujui, lalu setelah sampai, aku langsung minta maaf padanya. "Dia hanya meminta bantuan padaku, nilai bahasanya jelek." Aku menjelaskan, "Dia bilang aku adalah orang yang bisa membujuk Mr. Green."

"Dia memohon padaku, katanya, demi nilai dia. Aku sudah menolak kalau aku ada janji, tapi, dia bilang Mr. Green hanya ada waktu hari ini dan waktunya dari jam sembilan sampai jam setengah sebelas, dia baru memberitahu ku setelah disekolah. Aku minta maaf, love, aku hanya menolongnya. Setelah itu, aku bersumpah, aku langsung meninggalkannya."

Kata ku panjang lebar, aku langsung mengusap air matanya yang entah keberapa kalinya. "Amy, jangan menangis, aku mohon." Amy menatapku, wajahnya terlihat hancur. "Tumben sekali, memakai eye-- Uh, apalah itu." Amy tersenyum tipis, "Aku hanya mencoba." Akhirnya dia berkata. "Lihat wajahmu, anak-anak disana yang sedang bermain akan menganggap-mu hantu taman bermain."

Akhirnya Amy tertawa, dia memukul ku, "Hey, aku serius!" Dia menatapku sinis sambil tertawa. "Jangan menangis, ayo usaha!" Seru ku, Amy mengangguk, lalu mengusap air matanya. "Astaga Amy, aku takut melihat matamu. Kau terlihat sangat hancur, pasti ini semua karena aku, ya? Duh, Amy, aku minta maaf, please?" Amy terdiam, lalu mengelap matanya yang menyeramkan itu.

"Love, hey, aku mohon padamu, jangan menangis."

Ada hitam-hitam luntur turun ke pipi Amy, pokoknya, menyeramkan sekali dia. Aku membantu dia mengelap hitam-hitam itu (aku benar-benar tidak tahu apa namanya) sampai hilang, "Yeah! Kau terlihat cantik, jangan menangis, ya." Aku mendekat, Amy mendekat, dia bersender didadaku. "Kau percaya, kan? Sungguh tadi aku--"

"Kau bisa, ya, selalu bisa, merebut hatiku lagi."

Aku rasa dia tersenyum, dan aku ikut tersenyum. Aku mengusap-usap rambutnya, "Aku dimaafkan? Aku janji tidak akan--" Amy menepuk dadaku, "Sudahlah, jangan bawel." Lalu aku dan Amy tertawa. Dia bangun, "Aku sudah berapa kali, ya, melihatmu menangis?"

Tanyaku, mencari topik untuk dibicarakan. "Rasanya bosan sekal-- Hey! Kau menangis gara-gara aku dan Hillary? Astaga Amy, aku tidak percaya ini!" Aku tertawa, Amy memukul ku. "Heh, ini membuktikan kalau aku cemburu, tahu!" Akhirnya dia mengakui, lalu Amy langsung menutup mulutnya, tidak percaya kalau dirinya sendiri mengucapkan kata-kata itu.

"Itu mebuktikan juga kalau kau menyayangi ku, dong?" Aku tertawa kencang kali ini, Amy benar-benar malu karena ku, pipinya memerah, dan kurasa dia sedang terbang bersama sayapnya. "Luke, sudahlah! Atau aku tidak jadi memaafkan-mu." Dia memukul lenganku pelan, "Berani sekali perempuan aneh sepertimu mengancamku."

LA :: l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang