Chapter 10

202 37 6
                                    

Vote dulu baru baca yok :v
Happy reading..

~

"Maaf" kata seorang gadis sambil menunduk

"Gak papa, Nay" kata seorang laki-laki untuk yang kesekian kalinya.

"Maaf, Shan" kata Naya. Lagi.

"Iya gak papa, Sayang" kata Arshan dengan sedikit kesal.

Naya yang sedari menundukpun mendongkakkan kepalanya. "Sayang pala lo kamvret" katanya sambil mencubit lengan kiri Arshan.

"Aduh," kata Arshan sambil mengusap bekas cubitan Naya "Tadi aja meluk-meluk gak mau gue pergi. Lah sekarang malah nyubit" ledek Arshan.

Pipi Naya sudah memerah karena malu. Ia mengusap tekuk nya sambil memandang kearah lain "Makanya gue mau minta maaf ihh" kesal Naya sambil menghentak-hentakan kakinya.

Arshan tidak dapat menahan tawanya. Ia tertawa sedangkan Naya sedang kesal tingkat dewa.

"Hm ketawa aja terus sampe sukses" kata Naya sambil memutar bola matanya jengah.

"Iya, maaf" kata Arshan kemudian menghentikan tawanya.

"Gue serius minta maaf, Shan. Gue kalau udah khawatir suka panik" kata Naya serius.

"Ciee khawatir sama gue" goda Arshan.

"Gak jadi. Gue tarik semua kata-kata gue tadi. Se.mu.a.nya" kata Naya sambil menekan kata terakhir.

"Eh jangan dong"

"Bodo amat" Naya tetaplah Naya, cueknya tidak pernah bisa hilang.

"Becanda asli" kata Arshan.

"Hm. Btw kalau misalkan gue yang ninggalin lo, lo bakal gimana?" tanya Naya sambil menatap mata Arshan.

Arshan berdiri dari bangku taman yang sudah Ia duduki dengan Naya sejak 15 menit lalu. Posisinya Arshan sedang membelakangi Naya.

"Gue gak bakal nyari lo. Kayak lo nyari gue tadi" kata Arshan penuh keyakinan.

Naya sedikit terkejut dengan jawaban Arshan "Kenapa?" ia bertanya dengan nada sedikit kecewa.

"Karena gue tau. Yang namanya cinta sejati, gak bakal pergi. Apalagi melangkah sendiri"

~

"Kehabisan obat hm,?" tanya Rishan dengan nada kesal. Gimana gak kesal coba? Arshan sekarang sedang lompat-lompat tidak jelas dikasurnya, sedangkan Rishan sedang belajar dimeja belajarnya. Dan adik tergilanya itu mengeluarkan suara yang sangat menyakitkan telinga.

"Aaa huaaa gue bahagia, Bang. Beneran deh astagaaa" suara Arshan menggema didalam kamar Rishan.

Rishan hanya bisa menggeram kesal. Bukan adik gue, beneran dia bukan adik gue! Batin Rishan sambil membuang nafas kasar.

Arshan menghentikan aktivitas manjanya itu "Btw, Bang--"

"Apaan!?" potong Rishan dengan kesal yang tidak tertahan lagi.

"Wes Bang, selow aja" kata Arshan menenangkan.

"Hm apaan?" tanya Rishan.

"Gue udah punya gebetan dan gebetan gue udah welcome sama gue. Lo kapan punya gebetan, Bang?" tanya Arshan dengan wajah tidak berdosa.

NayaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang