Chapter 12

187 29 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen

~

"Bundaaa" teriak Arshan dari dalam kamar. Bukannya suara Maya yang ia dengar melainkan suara tawa dari luar.

"Siapa suruh susah dibangunin" kata Rishan dari luar kamar.

"Jauhin buah pisangnya kalau gak Asan gak sekolah nih" ancam Arshan dari dalam kamar.

"Udah-udah kasian adik kamu. Ambil pisangnya gih terus bawa kedapur dan kamu juga siap-siap sekolah" kata Maya sambil menghentikan tawanya.

"Sip, Bun" kata Rishan sambil memegang knop pintu kamar Arshan sedangkan Maya sudah turun kebawah.

Arshan memang phobia dengan buah pisang. Entah itu karena apa.

Clek..

Setelah 2 detik terdiam. Rishan langsung tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya.

"Astaga, San. Ya ampun lo pagi-pagi udah ngasih gue sarapan lawakan aja" kata Rishan sambil memegangi perutnya.

"Diem deh lo, Bang. Cepetan bawa pisangnya dari kasur gue" kata Arshan ketus.

Gimana gak ketawa coba. Arshan sedang berdiri diatas meja belajarnya sambil memeluk guling putihnya.

"Iya-iya" kata Rishan masih memegang perutnya kemudian Rishan menghampiri pisang tersebut yang berada dikasur Arshan. Pisang tersebut seperi tak tahu apa-apa bak putri tidur di film-film kartun.

Dan setelah itu Rishan keluar kamar Arshan pun turun dari atas meja sambil tersenyum sinis.

"Gue bales ntar lo, Bang. Tunggu aja" kata Arshan kemudian ia tertawa seperti penjahat yang sedang memikirkan rencana.

Arshan terbatuk-batuk karena tawanya terlalu nyaring menurutnya.

"Ya ampun cocok juga rupanya gue jadi penjahat" kata Arshan kemudian masuk kekamar mandi sambil terkekeh geli.

~

"Nay, sehatkan?" tanya Ririn setelah Naya menaruh bokongnya dibangku tepat disebelahnya.

"Sehat. Kenapa emang?" tanya Naya sambil memperhatikan seluruh tubuhnya.

"Lo kok bisa berangkat bareng Arshan sih?," tanya Ririn kemudian berfikir sebentar "Oh iya lo kan tetanggaan ya" jawabnya kemudian tertawa pelan.

"Ya gitu"

"Ihh gue nanya panjang kali lebar terus dikasih luas dan lo jawabnya cuma gitu? Kapan sih sifat cuek dan ketus lo itu ilang, Nay" kata Ririn dengan kesal.

"Kapan-kapan?" jawab Naya bahkan nadanya seperti bertanya.

"Au ah kesel" kata Ririn kemudian keluar kelas.

"Yah ngambek. Palingan cuma 5 menit" kata Naya kemudian menaruh tas nya di meja.

Setelah 2 menit Ririn kembali lagi kemeja dengan tampang bahagia.

"Astaga ada murid baru lagi. Tapi gue kesel, setiap ada murid baru pasti masuknya kekelas 11 ipa 2" kata Ririn kemudian duduk dibangku tepat sebelah Naya.

"Gak jadi ngambek?" tanya Naya.

"Ngambeknya gue tunda sampe istirahat Ibu Alicia keburu dateng soalnya" kata Ririn kemudian memutar bola matanya jengah.

NayaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang