Chapter 14

223 34 7
                                    

Vote and comment ya gaes :)

~

Raka mulai kesal dengan tingkah laku teman yang baru sehari ia kenal ini. Ia kesal karena sejak beberapa menit lalu ia disini, ia hanya mendengar celotehan orang kurang belaian.

"Gue kira-kira ngelakuin kesalahan apa sih? Sampai-sampai dia gak mau berangkat bareng?" tanya Arshan dengan tatapan lurus kedepan.

"Lo bunuh nyamuk kesayangannya ka--"

"Oke mulai sekarang gue gak akan bunuh nyamuk!" kata Arshan memotong perkataan Raka.

"Bego! nih ya Shan kalo cewek yang kita suka gak mau sama kita, yaudah lepasin! Toh cewek kan gak cuma dia yang ada didunia"

"Iy--"

"Baaaa!" kata Ririn sambil menggebrak meja kantin yang ditempati Arshan dan Raka.

"Astaga kucing gue beranak lima!" kaget Raka sambil mengelus dada.

"Aduhh panas ogeb ngapain pake gebrak meja segala sih" kata Arshan kemudian bangkit dan menyapu tangannya yang terkena tumpahan air panas dari mie seduh Raka.

"Oh iya gue lupa. Gue lagi nyeduh mie" kata Raka santai.

"Astaga maaf Shan gue niatnya cuman mau ngagetin" kata Ririn.

"Hm gak papa"

"Mending ke uks sana kasih salep" kata Ririn.

"Iya deh gue duluan" kata Arshan kemudian berlalu pergi.

"Lo duduk disini temenin gue makan" kata Raka.

"Kok gue?"

"Karena gara-gara lo temen gue pergi. Udah duduk cepetan!"

"Sabar napa ngegas banget" kata Ririn kemudian duduk dibangku yang bekas Arshan duduki.

~

"Assalamualaikum?" kata Arshan sambil membuka pintu Uks.

"Waalaikumsalam, masuk" kata seorang perempuan berpakaian sama seperti Arshan.

"Ini tangan gue kena air panas ada sa--" Arshan terdiam ditempat setelah mengetahui siapa petugas PMR yang jaga di Uks hari ini.

"Nay?"

"Sini tangannya biar gue obatin" kata Naya.

Dengan refleks Arshan mengulurkan tangannya.

Naya mengasih salep ketangan Arshan kemudian membalutnya dengan kain kasa.

"Panas banget pasti?" tanya Naya tanpa menatap Arshan.

"Ya gitu" kata Arshan gugup.

"Santai aja jangan gugup gitu kali" kata Naya.

"Abis nya lo akhir-akhir ini cuek sama gue"

Naya tersenyum. Ia menarik tangannya kemudian berjalan kearah pintu.

"Ada sesuatu yang gue ragukan, Shan" katanya kemudian berlalu pergi meninggalkan banyak pertanyaan dikepala Arshan.

"Maksudnya apa si?"

~

"Malam ini jangan lupa, Nay"

"Iya Rin, iya" kesal Naya.

"Bawain kado kesukaan gue kalo perlu" kata Ririn dengan santainya.

"Sayangnya gue gak mau"

NayaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang