[04] Penjelasan

71 12 1
                                    


——— • MY FATE • ———


Ini sudah dua hari semenjak gosip tentang Nadya menyebar. Mereka, mulai dari anak kelas satu sampai kelas tiga —mayoritas perempuan tak bosan-bosan membicarakan Nadya yang ketahuan dipeluk mesra oleh Ryan di bus, cowok populer disekolahnya itu.

Ryan Adrian, siapa yang tidak tahu cowok ganteng, tinggi, kaya dengan rambutnya yang badai itu? Hanya orang gila disekolahnya lah yang tidak tau dia. Dan jangan lupakan pacarnya.

Gita Savani, cewek tercantik dari segala cewek cantik disekolahnya. Matanya besar dan tajam, rambut lebat nan badai, hidung mancung, bibirnya tipis, dan tubuh yang langsing menambah kesempurnaan dalam dirinya. Dia sangat ramah kepada semua orang termasuk guru-guru. Primadona sekolah.

Ryan dan Gita, pasangan cogan dan cecan itu membuat mereka begitu terkenal dengan keindahan dan kemesraan mereka. Semua orang tau pasangan itu, banyak yang gemas dan setuju dengan hubungan mereka. Bahkan Pak Udin, tukang kebun sekolah pun senang sekali melihat mereka berdua.

Tak hanya ganteng dan cantik, mereka sangat berprestasi di banyak bidang pelajaran maupun ektrakulikuler. Walaupun Ryan sering sekali telat masuk ke kelas, itu tak pernah menganggu atau menurunkan prestasinya.

Dan begitu mendengar Ryan ketahuan berpelukan dengan Nadya, tidak sedikit yang menyalahkan Nadya karena mereka yakin ia telah merebut Ryan dari Gita. Kenapa Nadya yang disalahkan? Hey, siapa yang suka ketika kisah pangeran dan putri tak bersatu? Tak ada. Semua orang benci siapapun dan apapun yang menghalangi kisah cinta pangeran dan putri kan?

Kini, sang putri —Gita sedang berjalan melenggak lenggok di lorong-lorong sekolah. Sesekali ia tersenyum balik dan menyapa orang-orang disekitarnya. Hampir setiap orang menyapanya seperti:

“Pagi Gita”

“Selamat pagi kak Gita”

“Oyy Gitaaaa”

“Gita lo udah siap pr belum?”

“Liat pr dongg Gitaaa”

“Pagi kak Gita cantik”

Dan yang membuat Gita tertegun dan tertarik:

“Git, Ryan meluk-meluk cewek loh di bus. Ceweknya adik kelas kita, lo gaada niat ngelabrak gitu?”

***

“Woy!”

Nadya dan Thira menoleh bersama mencari sumber suara. Dan muncullah sesosok lelaki tampan dengan senyuman manisnya mendekat ke tempat penuh jajanan itu. Farel menarik satu bangku dan mendudukinya.

“Oy Farel!” sapa Thira dengan senyumannya terbaiknya.

“Hey, Thir.” balas Farel. “Lo pada lagi ngapain disini?”

“Ya, ngantinlah.” Nadya menjawab. “Btw, lo tumben kesini? Biasanya juga lo latihan basket mulu” kata Nadya.

Farel menaikkan satu alisnya.
“Gakpapa, gue cuma mau bilang kalo kalian pada jan lupa minggu depan terus minggu depannya lagi datang ke pertandingan basket gue. Harus dateng.” jelas Farel. Thira mengangguk-ngangguk mengerti sambil tersenyum.

“Masih lama kok, lo tenang aja kita pasti dateng yaelah.” jawab Nadya sesekali menyeruput jusnya.

“Sip dah.” Farel mengacak-ngacak rambut Nadya.

“Oya Rel, lo mau makan apa nih? Biar gue pesenin,” sahut Thira cepat, sambil berdiri. Farel menoleh,

“Ah, gausah Thir biar gue aja yang mesen–” jawab Farel. Thira menggeleng, “Gue aja gue sekalian mau nanya kenapa pesanan gue belum datang.” kata Thira tak mau kalah.

MY FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang