——— • MY FATE • ———“Nad, Paman sama Bibi bakal pulang lusa malem, jadi kamu baik-baik ya dirumah. Kunci pintu jangan lupa. Kalo ada orang yang gak dikenal, jangan sembarang dibawa masuk.” kata Bibi sambil mengepak barangnya di koper.
Nadya mem-pausekan game-nya di handphone-nya. Menoleh pada Bibinya yang tak kunjung berhenti mengepak barangnya dari tadi siang. Ini sudah malam, Nadya sampai heran sebanyak apa barang-barang yang dibawa Bibinya itu untuk menghadiri pesta pernikahan kerabatnya di luar kota? Seolah mereka ingin pindah saja.
“Iya-iya Nadya tau kok. Oh, iya ngomong-ngomong kenapa banyak banget bawaannya? Kayak mau pindah aja.” tanya Nadya. "Paman sama Bibi mau lanjut berlibur dulu ya disana?" lanjutnya.
“Eh bukan loh, ini barang-barang juga punya paman, makanya banyak banget,” jawab Bibi.
“Loh, terus paman kemana? Kok gak pulang?” tanya Nadya lagi.
“Paman udah duluan ke bandara pulang kerja tadi.” jawab Bibinya.
Nadya manggut-manggut, pantas ia tak melihat Paman sejak tadi.
“Oh iya nad, sehabis pesta pernikahan kayaknya kami gak langsung pulang ya. Soalnya mau ngunjungin Kak Vanesha dulu di Semarang, gak papa kan?” tanya Bibi. Kini Bibi menoleh ke Nadya dengan seulas senyum.
“Hm iya gapapa kok. Nadya kan uda gede. Oh iya, titip salam buat kak Vanesha ya Bi, bilang semangat buat skripsinya.” kata Nadya.
Bibi mengancungkan jempolnya.
“Berhubung kami jadi pergi seminggu, jadi Bibi udah nyewa orang kok buat jagain kamu. Jadi kamu gak usah khawatir,”
“Nyewa orang? Sia–?”
"PERMISI, BIBI! PAMAN! NADYAA!"
Belum sempat Nadya bicara, ia sudah dikejutkan dengan suara yang tak asing di indera pendengarannya. Buru-buru ia menuruni anak tangga untuk membuka pintu.
“Farel?” pekiknya. Dilihatnya sesosok lelaki berhoodie ditemani koper tengah berdiri didepannya.
Lelaki itu menyengir, “Hehe, helo Nadya,” sapanya.
“Lo ngapain kesini?”
“Suka-suka guelah, biasa juga gue kesini lo gak heran,” jawab Farel sambil menggeret kopernya masuk ke dalam rumah.
“Eh, lo belum jawab pertanyaan gue!” seru Nadya mecegah Farel masuk.
“Eh nak Farel dateng juga. Nah tuh dia orangnya Nad yang Bibi sewa buat jagain kamu.” sahut Bibi tiba- tiba muncul di belakang Nadya sambil terkekeh.
Nadya memasang wajah datar, sudah diduganya Farel lah yang diminta tolong oleh Bibi. Nadya menatap bergantian Bibi dan Farel yang terkekeh bersama.
Yaelah Bi, ini mah bukan sewa namanya pikirnya.
“Jadi, Farel bakal nginep disini?” tanya Nadya menatap Farel ogah-ogahan.
“Oh, ya jelas,” jawab Bibi.
“Kenapa harus Farel?”
“Ya, karena cuma Farel deket sama kamu, dan yang Bibi percaya.” jawab Bibi.
Nadya pasrah dan tak menjawab lagi. Bibi menyuruh Farel masuk, disusul Nadya. Nadya menatap Farel tajam dan Farel hanya membalasnya dengan menjulurkan lidahnya.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara klakson taxi di depan rumah. Bibi pamit kepada keduanya.
“Nah, kalian baik-baik ya disini. Bibi pergi dulu ya. Nadya baik-baik jangan nakal.” ucap Bibi mengelus surai rambut Nadya.
![](https://img.wattpad.com/cover/160055540-288-k305228.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FATE
Teen FictionTentang kehidupan Nadya, gadis yang trauma dengan suara sirine ambulans. Tentang kehidupannya bersama takdir.