[7] Kapten tim basket

66 12 0
                                        


——— • MY FATE • ———


Thira benar, pelajaran Pak Saiful memang menyebalkan. Nadya tak bosan-bosannya merutuki gurunya itu dalam hati.

Hari ini, Pak Saiful yang biasanya menyuruh siswa maju kedepan mengerjakan soal Matematika sesuai tanggal, tiba-tiba menyuruh semua perangkat kelas untuk mengerjakan soal dipapan tulis. Tak terkecuali Nadya yang notabenenya sekretaris. Walaupun perangainya memang bijak, tapi dia sebenarnya payah dalam matematika.

Kekesalannya bertambah ketika sadar hanya tinggal ia sendiri yang belum selesai mengerjakan soal itu. Bagaimana mau selesai? Jika rumusnya saja ia tak ingat.

“Sudah Nadya, kelihatan sekali kamu tidak pernah membaca buku. Sekarang, kembali ketempat!”

Nadya menghela nafas lega dan kembali ke tempat duduknya walaupun kekesalannya belum mereda. Faktanya, ia selalu baca buku matematika setiap malam karena ia sadar ia payah dalam matematika tapi herannya mengapa rumus-rumus itu tak pernah melekat di otaknya?

“Baik, maju kerjakan soal di papan tulis tadi. Orang yang disamping Nadya! Itu–hmm siapa, iya Thira.”

Wah, sepertinya ini akan menjadi hari sial bagi Nadya dan Thira.

***

“Lo sih gak dengerin gue buat ikut! Kayak gini kan gue juga yang malu!” rutuk Thira sambil mengaduk-ngaduk jus kuininya. Jangan heran, dia hanya kesal karena malu tak bisa mengerjakan soal Nadya tadi.

“Ikut bolos ke UKS? Ih gak deh, mending gue malu daripada bolos nilai gue terancam!” Nadya menyeruput jus jeruknya. “Memang mesti banget ya ke UKS? Mau ketemu Brama lo?”

Spontan Thira mengangkat sendoknya hendak memukul dahinya ketika mendengar nama mantannya itu, tapi ia tahan, “Apaan sih ngapain ketemu dia?”

“Mana tau lo berpaling ke dia,ninggalin Farel.” lanjut Nadya sambil terkekeh.

“Sialan, gue tetep setia sama Farel dong!” kata Thira dengan bangganya. Nadya tersenyum.

“Lagian hari ini Pak Sepol sensi banget sih!” lanjutnya. Nadya mengangguk, setelah itu ia merogoh saku roknya mengambil handphone-nya yang sedari tadi bergetar.

Ting!

Line

P
P
Nadya
Hari ini kalo ketemu dia, bilang ya:)

Iya kak beres
read

“Siapa Nad?” tanya Thira. Nadya hanya menggeleng pelan. “Bukan siapa-siapa.” jawabnya memamerkan deretan giginya.

“Lo kan pernah bilang, sekalipun lo berbohong maka hidup lo gak bakalan tenang. Nah kasitau gue kalo mau hidup lo tenaaang!!!”

Nadya menghela nafas, baiklah ia akan mengalah untuk kali ini saja.

“Kak Gita, chat gue kalo gue lihat kak Ryan, bilangin ke dia.” jawab Nadya seadanya.

Thira mengkerutkan keningnya. “Ha?”

“Ngapain dia minta tolong ke elo? Kenapa harus elo? Eh bentar-bentar, SEJAK KAPAN LO DEKET SAMA KAK GITA??” tanya Thira dengan hebohnya membuat Nadya ingin menampol mulutnya kalau saja ia tak ingat Thira adalah sahabatnya.

MY FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang