Lucas sudah beberapa kali menguap di perjalanan. Dia terlihat begitu Lelah, dengan acara tanda tangan bukunya, dan beberapa pertemuan hari ini.
Brad memutar setir mobilnya dan masuk ke sebuah halaman rumah yang membuat Lucas mengangkat badan yang tadi di sandarkannya.
"Hm, lebih bagus dari ekspetasiku." Kata Lucas dengan sedikit semangat muncul dari suaranya.
Brad tersenyum. Dia merasa sedikit bangga dengan kesan yang di berikan Lucas itu.
Cahaya terang dari dalam rumah, mulai terlihat keluar dari pintu yang mulai terbuka. Sesorang lelaki berjalan keluar menyambut mereka. Brad turun dari bangku pengemudi dan menyapa lelaki itu. "Sudah lama menunggu?"
"Tidak sama sekali. Ayo, silahkan masuk." Balas lelaki itu dengan ramah.
Lucas menyusul turun dari mobil, dan mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Matanya mengelilingi sesisi rumah yang cukup luas itu. Sudut bibirnya terangkat, menunjukkan dia menyukai calon rumah barunya.
Ketiga lelaki itu duduk di ruang utama yang hanya memiliki satu set sofa.
"Aku membeli minuman instan di jalan tadi karena dapur benar-benar kosong."
"Terima kasih. Tapi bagaimana kalau kalian berkenalan dulu."
"Aku baru saja akan melakukannya." Lelaki pemilik rumah, menatap Lucas dengan ramah. "Senang bertemu denganmu. Aku pemilik rumah ini, namaku Jonathan."
Lucas mengangkat tangannya menyambut jabatan tangan Jonathan. "Aku Lucas. Senang bertemu denganmu juga."
"Kau bisa melihat-lihat rumah jika kau mau."
"Oh tidak perlu. Aku sudah melihatnya dari foto-foto yang Brad berikan." Jawabnya singkat merasa cukup puas dengan keadaan yang sudah dilihatnya.
Lucas mengambil sekaleng kopi instan di atas meja untuk sedikit menghilangkan rasa kantuk yang masih mengganggunya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk menghilangkan kebosanannya, sementara Brad dan Jonathan sibuk dengan percakapan mereka sendiri.
Seperti biasa, Lucas sibuk dengan menikmati gambar-gambar fotografi, yang di bukanya di sebuah website. Tapi, tiba-tiba sebuah bar biru muncul di atas layar ponselnya, yang juga di dampingi suara kicau burung twitter.
Bukan hanya Lucas. Ponsel Jonathan juga berbunyi tepat bersamaan miliknya. Lucas tidak bisa menahan matanya yang langsung menatap ponsel yang berbunyi di atas meja.
"Sepertinya kau punya social media juga." Kata Lucas mendengar suara twitter yang berdering tadi.
"Aku memakainya hanya untuk memeriksa sesuatu." Jawab Jonathan.
Lucas mengangguk lalu kembali ke dalam ponselnya.
@sunsunny: bukan hari ini
Lagi? Lucas membuka notifikasi itu dan tanpa berpikir panjang, dia kembali memberi tanda hati di sana dan mulai mengetik balasan.
@LucasRussett: @sunsunny : apa yang sedang kau tunggu?
Lucas menutup aplikasi twitter lalu kembali ke website yang sedang dinikmatinya tadi. Ada banyak gambar yang di simpannya dari sana. Mulai dari satu pohon yang berdiri sendirian di bawah atap langit biru, bangku taman yang di letakkan di taman yang sepih tapi tidak sendirian karena ada seseorang duduk di atasnya, sampai pada lampu jalan yang bercaya sendirian, sementara lampu yang lain mati di udarah dingin musim gugur.
Sebuah notifikasi kembali muncul. Tapi kali ini, Lucas tidak heran lagi. Dia sudah memprediksi notifikasi baru akan muncul. Tapi bukannya balasan, sebuah pesan masuk ke dalam direct message-nya
YOU ARE READING
Fallen Moon
RomanceSunny masih mengikat erat janji sahabat kecilnya, dengan harapan Jonathan pasti kembali untuknya. Setelah sepuluh tahun, Jonathan berhasil mengajarinya menunggu. Sunny terus menunggu janjinya. Tapi, bukan hari ini. Bukan hari ini juga, sampai Lucas...