01. Gombal

12.1K 569 40
                                    

Kim Taehyung dengan segala kegombalannya pada si kelinci gembul, Jeon Jungkook.

[Semi-canon!TaeKook]



-----------------------



Beberapa hari ini, udara jadi lebih dingin saat pagi. Membuat Jungkook yang notabene tak menyukai dingin jadi sering badmood setiap pagi.

“Dingin?” Taehyung yang duduk di sebelahnya bertanya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke kantor Big Hit. Menyusul para hyung yang sudah lebih dulu berangkat pagi-pagi sekali.

Jungkook hanya mengangguk dengan bibir sedikit mengerucut. Taehyung jadi terkekeh melihatnya. Lucu.

Pemuda Kim lalu meraih kesepuluh jemari Jungkook yang dingin dan menautkannya dengan miliknya. Kemudian membawa tautan jemari mereka ke depan bibirnya dan meniupkan uap hangat di sana. Gestur sederhana yang membuat Jungkook tak berkedip melihatnya dengan pipi merona.

“Kau tau kenapa udara jadi lebih dingin saat pagi beberapa hari ini?” Taehyung tiba-tiba kembali bertanya. Tautan jemari mereka ia simpan di pangkuan. Tetap di genggam erat sehingga menyalurkan rasa hangat.

Jungkook menggeleng dan balik bertanya, “kenapa?”

“Itu karena saat ini peredaran bumi sedang berada jauh dari matahari.”

Jungkook mendengus separuh geli. Melepaskan tangannya dari genggaman Taehyung kemudian memasukkannya ke saku jaket yang ia kenakan. “Darimana kau tau hal-hal semacam itu, hyung?”

“Darimu.” Jawab Taehyung sambil mengerling ke arah Jungkook. Ia kemudian mengeluarkan ponsel dan mulai memainkannya. Mengabaikan kernyit bingung di raut si Jeon.

“Dariku?” Jungkook membeo.

“Hu-um.” Taehyung menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Merasa tak puas dengan jawaban yang di terima, Jungkook sedikit menggeser duduknya hingga ia menghadap Taehyung. “Kenapa aku?” lagi, ia bertanya.

Taehyung berhenti memainkan ponsel kemudian menatap Jungkook tepat di mata. Tersenyum begitu tampan kemudian berujar. “Karena kau adalah semestaku.”

Holy crap.

Jungkook bahkan tak bisa memikirkan kalimat balasan dan berakhir membuang muka ke arah jendela. Ia dapat mendengar kekehan Taehyung setelahnya, tapi pemuda Jeon memilih abai.

Kedua pipinya terasa panas sekarang.

.

.

.

Saat tiba di basement gedung, Jungkook langsung turun dan berjalan mendahului Taehyung. Pemuda Kim yang ketinggalan pun lantas berlari menyusul sambil memanggil-manggil Jungkook dengan ribut.

“Jungkook... Jungkook...”

Jungkook menoleh, menghentikan langkahnya dan mengernyit bingung, “Kenapa sih, Hyung?”

Taehyung yang sudah berada di samping Jungkook segera menarik pelan lengannya, “Jangan jauh-jauh.”

Lagi, Jungkook mengernyit bingung, “Memang kenapa?”

Cengiran kotak lalu menghias wajah Taehyung, seiring pemuda itu berujar.

“Nanti aku rindu.”

Mendengarnya, Jungkook lantas memutar bola mata jengah, meski tak ayal pipinya kembali menghangat. Dalam hati Jungkook menerka-nerka, apa yang Seokjin masukkan ke dalam sarapan pagi ini sehingga Taehyung bertingkah demikian?

.

.

.

Setelah beberapa jam berlatih, akhirnya latihan dance hari itu usai. Namun beberapa dari mereka masih sibuk mengoreksi gerakan sementara member yang sudah kelelahan memilih bergelimpangan di lantai. Salah satunya Jungkook yang duduk merapat ke kaca dan Taehyung yang tiduran dengan paha Jungkook sebagai bantal.

Alunan lagu Anpanman masih terdengar. Sesekali Taehyung yang tengah memejamkan mata ikut bergumam menyanyikan liriknya.

“Jungkook.” Taehyung memanggil kemudian. Jungkook yang saat itu tengah bermain game di ponselnya hanya mendengung singkat sebagai balasan.

“Jika aku jadi superhero, kau tau nama apa yang cocok untukku?”

Pertanyaan nonsens, Jungkook malas menyahutinya dan memilih diam berkonsentrasi pada game nya saja.

Tapi, Taehyung tidak suka di acuhkan, jadi ia merebut ponsel dari tangan Jungkook kemudian menegurnya, “Aku bertanya padamu, Jungkook.”

Erangan protes tertahan di kerongkongan ketika Jungkook menunduk dan melihat Taehyung sedang menatapnya tajam. Akhirnya Jungkook hanya menghela sambil memutar bola mata jengah karena terkadang, sifat kekanakan Taehyung itu lumayan menjengkelkan.

“Entahlah. IronMan? BatMan? AnpanMan?” jawab Jungkook asal.

Taehyung tersenyum menang, bangkit dari pangkuan Jungkook kemudian duduk menghadap pemuda itu dengan bertumpu kedua tangan. Jarak wajah mereka lumayan dekat sekarang. “Bukan.” Jawabnya.

“Lalu?”

Taehyung tiba-tiba mendekatkan wajahnya.

Your Man..” bisiknya tepat di depan wajah Jungkook, “I’ll be Your Man, Kook.” Kemudian mengecup bilah bibir Jungkook yang sedikit terbuka.

“Y-yak! Hyung!”

Taehyung buru-buru bangkit sambil tertawa kemudian lari demi menghindari amukan Jungkook. Sementara pemuda Jeon tengah bersiap melemparkan sebelah sepatunya ke arah Taehyung.

Tepat ketika sepatu itu melayang, Taehyung telah melesat keluar ruangan, di gantikan oleh Hoseok yang menyembul di balik pintu sehingga sepatu Jungkook telak mengenai kepalanya.

“Argh! Jeon Jungkook, apa-apaan?!” Raung Jung Hoseok sambil memegangi kepalanya dan menatap nyalang ke arah si pelaku pelemparan.

Jungkook sontak gelagapan, “Ma-maaf Hyuuung... itu gara-gara Taehyung hyung! Taehyung hyung yang salah, bukan aku!”

Dan Taehyung di luar ruangan terpingkal begitu puas.

Sialan, Kim Taehyung dan mulut manisnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-------------------





Seperti judulnya, book ini nantinya bakalan berisi drabble-drabble TaeKook.

Iya saya tau idenya pasaran dan humornya garing /paling ga bisa bikin cerita ringan dengan bumbu humor sebenarnya/

But i wanna try something new...

So..

See yaa....

TaeKook's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang