PROLOG

79.3K 7.4K 1.7K
                                    

Pukul tiga pagi, saat dimana orang-orang seharusnya sudah larut dalam mimpi, melepas lelah dan penat setelah seharian beraktivitas; menjalani hari dengan menjadi dirinya sendiri atau menjadi orang lain demi bertahan hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pukul tiga pagi, saat dimana orang-orang seharusnya sudah larut dalam mimpi, melepas lelah dan penat setelah seharian beraktivitas; menjalani hari dengan menjadi dirinya sendiri atau menjadi orang lain demi bertahan hidup. Dua orang ini masih terjaga, dengan atau tanpa disengaja berpikir tentang banyak hal di waktu-waktu hening. Tentang hari kemarin, hari ini, masa depan, mimpi, kehidupan serta kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak  mereka lakukan di masa lampau.

Yara meraih ponselnya, membuka media sosial yang membuat ia jengah namun selalu menjadi pengisi waktu luang, melihat beberapa post dengan banyaknya wajah cantik yang dibumbui dengan deskripsi yang kadang sama sekali tidak berhubungan dengan foto yang mereka unggah. Yara kembali me-refresh timeline-nya saat satu video pendek muncul di baris paling atas, baru saja diunggah 24 detik yang lalu.


Video berdurasi kurang dari satu menit itu menunjukan adik tingkatnya yang juga merupakan anggota departemennya di Himpunan, Mark; dengan wajahnya yang terlihat tenang, memegang gitar dan memetik senarnya, membawakan sebuah lagu yang mungkin adalah kesukaannya. Ia ikut menyanyi dalam video itu, namun suaranya pelan, tertutup oleh suara petikan gitar yang lebih mendominasi.


"Produktif banget jam segini bikin cover video," batin Yara, sembari jarinya terus mengulang video itu beberapa kali, tanpa sadar, senyum mengembang di bibirnya hingga ia memutuskan untuk meninggalkan satu komentar pendek, "love the song" ketiknya.

Ia meraih earphone, membuka aplikasi penyetel musik dan mencari playlist yang biasa ia dengarkan sebelum tidur. Playlist itu berisi lagu-lagu sendu dengan nada-nada akustik yang ia rasa mampu membantunya untuk merasa tenang dan kemudian pergi tidur. Setelah menemukan playlist itu, Yara mengunci ponsel dan memejamkan matanya. Sebenarnya ia sama sekali belum merasa mengantuk, namun apa daya, malam sudah sangat larut dan ia harus memaksakan diri untuk terlelap karena hari esok masih menunggu untuk dijalani.

Lagu-lagu itu terus mengalun di telinga Yara, namun ia masih belum berhasil terlelap, terlebih ketika ponselnya bergetar, menandakan ada satu notifikasi yang masuk. Pikirannya bertanya, siapa yang menghubunginya pada jam segini? Juga untuk apa? Jika orang itu menghubunginya untuk menanyakan tugas kuliah atau memberikan kerjaan di himpunan, Yara bersumpah akan memarahinya karena mengusik di waktu yang sangat kurang baik. Ia meraba-raba ponselnya, dengan mata yang menyipit karena layar terlihat berkali lipat lebih terang di dalam redupnya ruangan, Yara membaca satu pesan yang masuk tersebut.




LINE
03.07 AM

Mark
Kak
Belum tidur?


Yara sedikit terbatuk melihat nama siapa yang muncul disana, nama seseorang yang videonya baru saja ia putar berkali-kali dan terus ia komentari dengan nada dan bahasa penuh kekaguman. Ia berdeham sebelum mengetikan jawaban, padahal untuk apa juga?


Yara
Belum hehehe

Mark
Kenapa blm tidur?

Yara
Gapapaa
Emg blm bisa tidur aja

TIGA PAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang