"Would you mind to have a breakfast with me?""Sure."
Pesan singkat itu membawa Yara pada satu cafe sederhana di kawasan kampus, tepat pukul 8 pagi di mana aktivitas kebanyakan orang baru dimulai–kecuali di hari Minggu seperti sekarang. Yara memesan secangkir coklat hangat untuk menemaninya menunggu Maraka yang tidak lagi memberikan pesan hingga saat ini.
"Udah lama? Maaf Kak, aku nganterin Rendi ke klinik dulu tadi." Suara gemerincing terdengar dari kunci motor yang ia letakkan sembarang di atas meja. Masih dengan gestur terburu, Maraka membuka jaketnya dan duduk–kemudian tertawa kaku.
"Nggak kok, belum lama." Bohong Yara. "Rendi kenapa?"
"Diare dia. Kebanyakan makan nggak bener."
"Terus sekarang keadaannya gimana?"
"Gapapa, kok, Kak. Cuma lemes aja."
"Ada yang ngurus nggak?"
"Adaa. Aman aman, diurus sama anak-anak kontrakan kok."
"Hati-hati. Jajannya jangan sembarangan, ya."
Maraka mengangguk. "Nggak sarapan, Kak?"
"Ini, sarapan." Tunjuk Yara pada secangkir coklat hangatnya.
"I thought that was just... a drink?"
"Habis ini aku pesen roti."
"Alright."
"Ada apa?" Maraka mengangkat sebelah alis mendengar pertanyaan itu.
"Ada apa gimana maksudnya?"
"Ya... ada apa? Tumben ngajak sarapan."
"Oh–" Maraka terkekeh. "Nggak ada apa-apa. Cuma pengen ngajak sarapan aja. Sebenernya ini udah jadi rutinitas aku Kak belakangan. Keluar pagi-pagi buat ngopi atau sarapan di tempat sepi. Biasanya sendiri, sih, sambil bawa laptop. Enak, Kak, lebih sepi daripada keluar malem-malem. Lebih fresh juga otaknya buat dibawa mikir. Tapi mata aku kayaknya mulai capek liat laptop terus, jadi–nggak jadi deh, Kak."
Giliran Yara yang mengerutkan kening. "Kenapa nggak jadi?"
"It would sounds really cheesy."
"Go on."
"You sure?"
Yara mengangguk.
"Capek liat layar laptop terus, jadi hari ini biar nggak capek aku liat Kak Yara aja."
"Oh, no..." respon Yara sebelum tergelak.
"Told ya it's cheesy."
"No worries. I could be cheese to your cake, I guess?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA PAGI
Ficção GeralAruna dan Maraka, mengarungi masa awal pendewasaan dengan banyaknya suara di kepala serta pilihan-pilihan pelik dan rahasia-rahasia yang dibagi berdua di penghujung malam.