#GiGa 7

24 5 0
                                    

Hari ini adalah pelajaran olahraga, para murid cowok mengusir para cewek dari kelas dan monopoli untuk berganti baju training. Meski disertai gerutuan murid cewek tetap pergi ke toilet untuk berganti baju.

Setelah selesai berganti baju mereka kembali menuju kelas untuk menyimpan baju batik motif kotak-kotak itu.

"Ishh kenapa kita yang harus ngalah? Harusnya kan cowok yg ngalah! Sekarang tuh udah ada emansipasi wanita harus berani!" oceh Adel yang berjalan di sebelah kiri Giska.

"Wah pikiran lo udah maju ya." Giska menjawab dengan wajah berbinar bangga seraya menepuk-nepuk kepala Adel seperti hewan peliharaan membuat empunya kesal merasa diremehkan.

"Apaan sih Gis!" seraya menepis tangan Giska.

"Tadi diem aja, ngomong tuh di depan Del." balas Bella.

"Gue males ribut aja." elaknya.

"Alah alesan lo!" ucap Bella, mereka bertiga memasuki kelas nampak anak-anak cowok sudah duduk berkelompok. Mereka duduk dibangku masing-masing, Adel duduk dibelakang Giska dan Bella, teman sebangkunya ,Dara , tidak masuk kelas karena sakit.

"OMG GUYS OPPA UPDATE!!  ABS NYA NGGAK NAHAN!!!" teriak Adel tiba-tiba membuat semua orang dikelas kaget. Perlu digaris bawahi bahwa gadis ini fangirls garis keras!

"Jangan teriak-teriak bego kaget gue!" Giska berseru kesal. Bella juga tak kalah kesal gadis itu langsung melempar pulpenya ke arah Adel tapi meleset membuat Bella bertambah kesal.

"Gilee itu mulut apa toa masjid sih!" seru Jodi.

"Tau tuh bikin orang jantungan aja!" gerutu Ares ikut-ikut kesal karena teriakan Adel dia kalah bermain game padahal sedikit lagi dia menang.
Dan masih banyak lagi yang menggerutu kesal akibat ulah Adel.

Sedangkan cewek itu cuma cengegesan seperti orang gila.

"Ohhh cuma gara-gara ini lo heboh!" seru Rian yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Adel mengintip apa yang ada di layar ponsel itu.

"Ish ngapai lo? jauh-jauh!" usir Adel

"Alahh cuma kayak gitu aja dibangga-bangga in! Nih liat perut gue lebih sispack!" Rian mengangkat kaos olahraganya sehingga menampilkan perutnya yang kerempeng bukan sispack membuat seisi kelas tertawa geli.Sedangkan Adel mendengkus.

"Itu bukan sixpack tapi kurang gizi kali Ian!" seru Giska yang semakin membuat seisi kelas tertawa geli dan mengangguk menyetujui ucapan Giska.

"Lo mau liat sixpack yang nyata?" tanya Gazha  kepada Giska , tiba-tiba bersuara padahal tadi hanya diam dan tertawa melihat drama Adel.

"Alah nggak perlu. isi kelas ini juga palingan perut buncit dan kerempeng kaya Rian contohnya." ledek Giska, Bella manggut-manggut setuju.

"Setuju banget!" seru Adel semangat

"Wah Gis keterlaluan! Ini sakit!" seru Ares lebay seraya mengusap dada Rian dramatis dengan tempo cepat dengan Rian yang memasang tampang terluka juga mengusap dadanya. Sehingga menuai berbagai respon ada yang geleng-geleng kepala heran , tersenyum geli hingga pura-pura muntah.

Gazha tertantang mendengar ucapan Giska, cowok itu berjalan mendekat, saat tiba di depan meja Giska cowok itu berhenti.

"Ngapain lo?" tanya Giska curiga.

Gazha hanya tersenyum miring, lalu tangannya menarik ujung kaos yang ia gunakan hingga terangkat memperlihatkan perutnya  membuat seisi kelas menjerit kaget. Meski tidak sixpack tapi perut Gazha membentuk otot perut yang bagus mendekati sixpack.

Giska langsung memalingkan wajahnya dengan wajah memerah.
"Gazha sinting! Mata gue nggak suci lagi mama..!" seru Giska. Membuat Gazha tersenyum geli dan menarik kaosnya turun.

"Demi apa ternyata Gazha punya ABS! Ahhh tapi gue tetep sayang oppa kooky!"

"Dasar fangirl!" ledek Surya

"Bodo amat!"

"Kok demen sih sama plastik." ujar Rian dengan tampang heran yang membuat sebagian murid tertawa.

Adel melotot garang tidak terima atas hinaan cowok absurd itu.
"Biarin plastik juga enak dipandang daripada elo bikin eneg!" seru Adel berapi-api.

"Udah Del jangan didengerin, kalo idola lo plastik berarti dia sampah plastik." bela Giska

"Bener banget dasar limbah!" hina Adel. Giska dan Bella tersenyum geli melihat Adel yang begitu antusias.

"Wah kurang aj-" ucapan Rian terpotong karena guru memasuki kelas, mereka langsung diam dan duduk rapi di bangku masing-masing karena guru olahraga ini sangat disiplin.

*****

Giska mengendap-endap memasuki kelas sebelas ipa satu yang sepi karena penghuninya sedang olahraga di lapangan. Giska tersenyum setelah berdiri didepan bangku orang yang dikaguminya.

Matanya melirik kesana kemari memastikan tidak ada yang melihatnya atau murid yang kembali ke kelas. Tangannya meletakan sandwich dan sebotol air dingin yang dibawanya kedalam laci.

Seperti biasa selalu memberi notes di atas makanan tersebut seperti :

'Selamat makan kak dihabiskan ya jangan lupa minumnya juga :)  Doa juga ya kak by : Gis '

Gadis itu tersenyum puas melihat hasil karyanya. Sejak mengenal Davino dia sering menaruh bekal untuk kakak kelas yang dikaguminya itu. Setelahnya gadis itu bergegas keluar dengan senyum ceria secerah matahari pagi.

"Ngapain dek?" tanya seseorang seketika membuat Giska terdiam kaku baru saja kakinya menjauh dari pintu kelas itu. Cowok berkaca mata itu menatap curiga ke arah Giska karena dia tahu Giska bukan murid kelas sebelas.

Mampus gue!!

"I-itu kak anu..." Giska tampak berfikir mencari alasan yang tepat matanya bergerak tak pasti membuat cowok didepannya semakin curiga.

Haduhh Giska ayo berfikir

"Anu kenapa? lo mau maling?" tuduh cowok itu.

Giska langsung menggeleng kuat "Ya ampun kak apa ada tampang kriminal di muka gue!" seru Giska tidak terima.

"Abisnya lo mencurigakan."

Giska yang melihat Nina berjalan kearahnya langsung punya ide "Gue nyari kak Nina mau nanya pesenan."  jawabnya cepat. Untung saja dia ingat sedang pesan barang online pada Nina kakak kelasnya itu .

Tapi nampaknya cowok itu tidak percaya. "Bener Nin nih cewek pesen barang sama lo ?" tanya cowok itu setelah Nina sampai didepan mereka.

Nina memandang Giska dan cowok itu bergantian " Iya, kenapa?"

"Oh ya udah." balasnya lalu melenggang masuk ke kelas.

"Kenapa Gis?"

"Ah itu kak barangnya udah ada?"

"Ya belum dong kan paling nggak seminggu barang nyampe. Lo kan udah tau."

Sebenarnya Giska tau tapi hanya itu alasan yang iya punya. Giska nyengir kemudian menjawab " Ya kali kak bisa soalnya udah pengen banget pake tu jaket " ucapnya asal.
"Ya udah kak duluan deh." seru Giska sebelum Nina sempat menjawab ucapannya.

_____________TBC _____________

Dont forget vote and comments :)

Maafkan bila menemukan typo :D




GiGaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang