Nafas Giska tersenggal-senggal. Gadis itu duduk di pinggir jalan seraya meluruskan kakinya. Padahal baru lari dua putaran tapi napasnya sudah mengap-mengap. Pada dasarnya Giska jarang olahraga jadi baru olahraga sedikit sudah lelah.
"Hah... Gila! baru juga lari dua putaran napas udah mau putus aja." gerutunya dengan napas terengah.
Berkat ajakan Arico gadis itu harus terdampar di taman kompleks. Dan dengan kurang ajarnya ,Arico meninggalkan Giska seorang diri karena melihat ada gebetannya dan berniat melancarkan aksi PDKT. Padahal dia yang memaksa Giska menemaninya. Poor to Giska.
"Awas aja ntar di rumah abis kak Rico." ujarnya geram.
Dia sudah merelakan berpisah dengan bantal dan selimut nyamannya demi menemani kakak jonesnya itu agar tidak terlihat ngenes. Ehh malah dia yang harus terdampar sendirian di keramaian dengan ngenes.Giska berjengkit kaget saat sesuatu terasa dingin di pipinya. Menoleh, ternyata air mineral dingin. Dan mendapati Gazha yang tersenyum menyebalkan dengan menaik-turunkan alis tebalnya.Giska mendengus dan memalingkan wajahnya.
"Jangan bengong ,kata pembantu gue kemarin ayamnya bengong trus-
"Mati!" sela Giska seraya melotot galak.
"Wahhh lo kok tau? Lo cenayang ya?" ujar Gazha memasang wajah sok kaget kemudian duduk di sebelah Giska.
Giska mendengus kuat ,"Basi banget sih lo." jawabnya ketus, tangannya merampas air mineral di tangan Gazha dan meminumnya.
Cowok disampingnya hanya mengedikkan bahu. "Itu minum gue kenapa lo minum?" tanya Gazha, meskipun memang itu minuman untuk Giska tapi Gazha masih saja menggoda cewek disampingnya padahal Giska sedang menunjukkan taringnya.
"Kenapa nggak boleh?!" ujar Giska ngegas.
"Santaiii...canda kali. Lo mah marah-marah terus."
"Lo nguntit gue ya?" tuduh Giska matanya menatap penuh curiga.
"Hah gue nguntit lo? Atas dasar apa lo nuduh gue?"
"Lo kenapa bisa disini kalo bukan nguntit gue? Lo kan hobi banget bikin tensi darah gue naik. Atau... Lo sengaja ya bikin gue marah terus buat cari perhatian? Lo suka ya sama gue?" ujar Giska kelewat PD.
Gazha manaikkan alisnya kemudian tertawa terbahak-bahak sembari menepuk-nepuk pahanya. Giska menatap Gazha bingung, apa yang lucu coba.
"Lo... Pede banget sih. Gue disini abis main futsal sama mereka tuh." Gazha menunjuk dengan dagu kearah warung yang tidak jauh dari mereka. Giska melihat warung yang ditunjuk Gazha, disana terdapat Jodi, Aris, Surya ,Yudha , Rian dan beberapa remaja lain penghuni kompleks. Wajar sih kalau Gazha bisa bermain futsal disini , karena rumah Jodi juga di kompleks yang sama dengan Giska.
"Ohh." Giska membuang pandangannya. Malu. Karena sudah terlalu percaya diri.
"Mau kemana?" tanya Gazha saat melihat Giska berdiri.
"Lari." sahut Giska pendek. Dan langsung berlari meninggalkan Gazha. Mana mungkin dia masih bertahan disini saat dia sudah mempermalukan dirinya sendiri. Terkadang ia merutuki mulutnya yang suka bicara terlalu narsis.
"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Giska saat melihat Gazha lari sejajar dengannya.
"Siapa yang ngikutin lo? Emang ini jalan punya lo? Bukan kan?." sahutnya santai tanpa memandang Giska yang terlihat kesal.
"Terserah! Awas masih ngikutin gue." Giska berlari menjauh bukan lagi mengelilingi taman tapi menuju jalan pulang.
"Giska...Giska kenapa sih lo makin gemesin kalo marah-marah." gumamnya seraya tersenyum sendiri dan geleng-geleng nggak jelas.
Gazha berlari menyusul Giska yang sudah jauh didepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GiGa
Teen FictionAwalnya hidup seorang Giska Amanda normal-normal saja. Tenang seperti air mengalir. Namun semuanya tidak lagi sama setelah kehadiran sosok murid baru bernama Gazha Albiales . Kehadiran nya mengubah hidup Giska . Tingkah menyebalkan Gazha selalu memb...