#GiGa 9

17 4 0
                                    

Jam terakhir adalah saat di mana kegiatan belajar-mengajar dalam kondisi tidak kondusif.

Seperti yang terjadi di kelas X Isos 4. Pelajaran terakhir hari ini adalah pelajaran Sosiologi dimana penjelasan dari guru adalah dongeng penghantar tidur paling ampuh. Beberapa siswa dan siswi tampak tertidur lelap dengan aman karena duduk dibangku paling belakang.
Penyiksaan untuk yang duduk didepan seperti Giska karena tidak bisa curi-curi kesempatan seperti mereka yang duduk di bangku belakang.

"Hoammmm.... Ah gila gue ngantuk banget ini guru dongeng nggak selesai-selesai." ujar Giska pelan setelah menguap untuk kesekian kalinya. Matanya memerah karena menahan kantuk luar biasa.

"Sabar Gis, lima menit lagi udahan." Bella menyemangati. Keadaannya tidak jauh berbeda dengan Giska matanya juga memerah dan berair karena menahan kantuk. Bukan tidak menghargai guru tapi kondisi yang mendukung mereka seperti itu. Dan penjelasan guru yang belibet membuat pelajaran semakin membosankan untuk mereka ditambah penjelasan yang suka melenceng jauh dari materi yang dibahas membuat pelajaran itu semakin tidak menarik.

Dan benar saja lima menit kemudian bel pulang berbunyi disambut suka cita bagai hujan dimusim kemarau.

"Akhirnyaaaa...." Giska mendesah lega.
Gadis itu segera mengemasi alat tulis dan buku-bukunya.

"Gis, gue duluan ya nyokap WA gue katanya nenek gue sakit!"ujar Bella dengan wajah panik.

"Ya ampun kok bisa, yaudah buruan sana nanti kabarin ya. Gue jadi khawatir sama nenek semoga cepet sembuh." jawab Giska ikut cemas, nenek Bella sudah seperti neneknya sendiri. Giska cukup dekat karena sering berkunjung kesana bersama Bella.

Bella mengangguk, "Pasti gue kabarin" ujarnya seraya melangkah keluar kelas dan melambai pada Giska.

Setelah Bella pergi , Giska melanjutkan merapikan mejanya dan memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal dan bergegas keluar kelas.

Saat akan mencapai pintu tubuh Giska tertarik kebelakang karena seseorang menarik kucir kudanya.
"Gazha sinting lepasin tangan lo!"teriak Giska saat tahu siapa dalang penarikan kucir rambutnya.

Gazha manaik-turunkan alisnya menggoda, bibirnya tersenyum miring.
"Bilang dulu Gazha ganteng, pinter dan baik hati." ucapnya tidak tahu diri.

Mata Giska melotot tidak percaya "Emang sinting lo ya!! Otak lo ada nggak sih sebenarnya!"makinya emosi.

"Gis-gis mulut lo kok nggak ada manis-manisnya sih." jawabnya nggak nyambung.

"Ngomong dulu ntar gue lepasin" lanjutnya.

"Ogahh nggak sudi gue!" jawabnya emosi, dengan kekuatan penuh Giska menginjak sepatu Gazha membuat sang empunya berteriak kesakitan dan refleks melepaskan tangannya dari rambut Giska.

"AW... Sial!Dasar cewek bar-bar!" umpatnya seraya meringis menahan perih di kakinya.

Giska berlari pergi serta melambai- lambai dan menjulurkan lidahnya meledek Gazha.

"Lo juga sih usil amat ama Giska." kata Jodi yang dari tadi menonton aksi konyol mereka.

"Udah jadi hobi gue gangguin Giska. Hobi nggak disalurkan itu mubazir." jawabnya nyeleneh membuat Jodi geleng-geleng kepala.

"Hobi lo nggak berfaedah banget sih miris gue sama hidup lo."

"Yang penting gue seneng." jawabnya acuh seraya merangkul Jodi keluar kelas menuju lapangan futsal.

*****

Nafasnya terengah setelah berlari dari kelas menuju gerbang.
"Btw ngapain gue lari-lari sampe sini? Si Gajah juga nggak bakal ngejar juga kali." ujarnya bicara sendiri.

Giska menoleh saat tiba-tiba pundaknya di tepuk seseorang dari belakang.
"Jangan ngomong sendiri dek, udah jalan sendiri kaya jones trus ngomong sendiri miris banget dek" ucap orang itu seraya menggeleng dramatis.

Giska melongo maksudnya udah jones gila juga gitu, wah kurang ajar batinnya teriak tidak terima diperlakukan seperti itu
Giska melirik seragam cowok itu yang ternyata bertag name Deas Kusumawijaya.

Giska tahu dia salah satu teman Davino, Giska sering melihat mereka bersama tapi dia tidak akan diam saja dihina seperti itu meski kenyataan memang jones tapi nggak perlu di perjelas dan ditambah gila juga kali.

"Eh kak itu mulut nggak punya filter apa gimana sih? Ngejeplak sesuka hati aja!" sahutnya emosi.

Belum sempat Deas menyahut ,Davino lebih dulu menginterupsi.
"Eas lo nih ngulah mulu sih.." ucap Davino yang baru datang bersama Rangga dan Dewa. Davino menatap Giska membuat gadis itu salah tingkah.

"Maafin temen gue ya emang suka SKSD nggak jelas. Jangan di masuk in hati." ucapnya seraya tersenyum manis yang makin membuat Giska panas dingin. Tanpa dijelaskan Davino tahu Deas suka mengusili dan mengganggu orang maka dia berinisiatif meminta maaf agar cewek didepannya tidak emosi.

Nikmat mana yang kau dustakan, beruntung banget bisa dapet senyum manis kak Davino, batinnya berteriak girang.

Meski begitu dia tidak boleh lemah, tidak boleh menunjukkan bahwa ia terpesona dengan Davino.
Giska berdehem untuk melancarkan tenggorokannya yang terasa kering. Ia manahan sekuat tenaga rasa gugupnya dihadapan Davino.
"Yang salah kan dia ,kenapa kakak yang repot-repot minta maaf."

Davino menatap Deas memperingatkan membuat cowok itu mendengus tidak suka karena mangsanya akan lepas. Tapi ia juga tidak bisa melanjutkan jika Davino sudah memperingatkan seperti itu. "Oke fine , gue .." Deas melirik tag name cewek didepannya.
"..minta maaf dek Giska Amanda yang cantik."

"Nggak usah modus." sahutnya Giska ketus lalu berjalan pergi meninggalkan Davino dan teman-temannya.

"Lahh gue minta maaf malah dibilang modus, memang serba salah jadi cowok ganteng." ujarnya narsis.

Membuat teman-temannya menonyor Deas berjamaah.
"Gimana nggak sensi minta maafnya pake gombal segala Deas..Deas udah salah nggak tau diri lagi." sahut Dewa tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini.

__________*****__________

Holaaa saya comeback lagi😂udah lama nggak nulis sibuk sama dunia nyata wkwk
Semoga masih ada yg baca , jangan lupa vote ya nggak susah kok tinggal klik bintang dibawah wokee👍
Psssttt...part ini pendek😆

GiGaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang