- Happy Reading -Gadis dengan mata bulat serta hidung mancungnya itu, kini mulai mengibaskan rambut panjangnya dengan gaya centilnya. Dia berjalan di koridor sekolah yang ramai oleh siswa-siswi baru, hari ini merupakan hari pertama siswa dan siswi baru mengikuti kegiatan belajar di SMA setelah Masa Orientasi Siswa atau MOS berlalu.
Nada Alunan Musica itu nama gadis tersebut, nama terunik yang di buat oleh kedua orang tua gadis itu. Bagaimana tidak, banyak orang yang mengerutkan kening ketika gadis itu mengenalkan dirinya dengan namanya tersebut. Sebagian orang merasa tidak percaya jika dia di beri nama tersebut, ya memang sudah begitu mau di apakan lagi. Dia tidak terlalu ambil pusing ketika teman-temannya mengejeknya karena memakai nama tersebut. Dia hanya bersikap biasa saja karena untuk apa meladeni orang-orang tersebut, toh itu hanya akan membuang waktu nya saja.
Nada merupakan seorang siswi di SMA GARDENIA sekaligus cucu dari pemilik sekolah tersebut. Nada merupakan anak dari keluarga berada, dia juga merupakan adik dari seorang pengusaha muda di Jakarta yang sedang naik daun karena kecerdasannya memimpin perusahaan yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, dia adalah Afandi Pratama Musica. Lelaki yang baru saja berusia 24 tahun dan sudah menikah beberapa bulan yang lalu dengan Dokter spesialis anak, Adinda Farasya Wibisono. Perempuan berhijab itu resmi menjadi istri dari idola kaum hawa tersebut.
Nada tinggal di rumah besar nya bersama kakak dan istrinya tersebut. Nada sudah tidak memiliki orang tua karena mereka telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya akibat kecelakaan yang di alami mereka sejak 4 tahun yang lalu. Kepergian kedua orang tua nya berhasil membuat keterpurukan untuk gadis tersebut, dia menjadi anak yang sangat susah di atur suka melawan dan bertindak seenaknya. Berbeda sekali dengan sikap nya saat kedua orang tuanya masih hidup.
Afandi aka Fandi kakaknya sudah lelah menghadapi tingkah adiknya tersebut, dia sudah menyerah untuk menasehati adik satu-satunya tersebut namun sang istri selalu menenangkannya untuk lebih bersabar terhadap adiknya itu.
Nada sendiri sekarang sudah kelas 12 di SMA nya, dia duduk di kelas IPA 1 kelas unggulan di SMA GARDENIA. Sekarang gadis itu tengah tertawa bersama para sahabatnya di depan kelas. Mereka sedang menertawakan seorang murid baru yang tengah menjadi bahan candaannya bersama kedua temannya itu.
" HAHAHAHA " suara tawa gadis itu terdengar keras sembari terus mengelilingi murid perempuan yang terduduk sambil menangis terisak.
" Nangis dia woy, udah ah kasian... " seru perempuan dengan pita merah di rambut panjangnya. Eriska Franda Rasbella.
" Biarin aja kali, biar tau rasa dia. " sahut perempuan yang menguncir rambutnya seperti ekor kuda. Elena Rastika Marsella.
Nada dan Elena tersebut terus saja tertawa tanpa memperdulikan keadaan murid perempuan tersebut. Nada berhenti tertawa saat melihat murid baru itu berdiri dari duduknya sembari membersihkan rok abu-abunya dengan kasar.
" Makanya jadi anak baru jangan songong! Lo nggak tau ya siapa gue? Gue ini cucu dari pemilik sekolah ini, dan gue nggak akan biarin orang-orang kayak lo ini bertahan di sekolah ini, ngerti lo! " sentak Nada dengan nada tinggi menatap tajam perempuan itu.
Murid tersebut mengangguk pelan kemudian berlari menjauhi Nada dan kedua temannya itu. Sedangkan Nada kembali tertawa sebelum akhirnya dia kembali masuk ke dalam kelas duduk di kursinya bersama kedua temannya tadi.
" Lo berdua tau nggak kalo kita ada PR hari ini? " tanya Elena dengan wajah polosnya bertanya pada kedua temannya tersebut.
Nada tersenyum sinis kemudian membuka tas nya mengeluarkan buku nya lalu membuka lembar demi lembar di bukunya setelah itu menoleh ke arah Eriska dan Elena yang menatap ke arahnya.
" Gue nggak ngerjain ternyata "
Eriska dan Elena menghembuskan nafasnya panjang sudah sangat tau jika temannya itu tidak akan pernah mau mengerjakan tugasnya maupun PR dari guru yang mengajar. Jika dia bukan cucu dari pemilik sekolah, mereka berdua sangat yakin bila Nada akan di keluarkan dari sekolah karena kelakuannya itu.
" Lagian ngapain sih, ngerjain soal begituan? Gue mah ogah banget, malesin banget. " ucap Nada sembari mengangkat bahunya acuh.
Eriska berdecak kemudian melirik sinis temannya tersebut. " Itu mah elo, kalau gue kayak lo udah mati gue di tangan bokap gue. "
Elena dan Nada tertawa mendengarnya pasalnya mereka sangat tau jika ayah dari teman mereka itu merupakan seorang kelapa sekolah di SMA GAREDNIA. Itu juga alasan yang paling membuat Eriska takut saat ketahuan melakukan pelanggaran di sekolahnya, karena ayahnya tersebut tidak pandang bulu untuk menghukum dirinya walaupun dia anak dari kepsek tersebut.
Eriska mendengus kesal melihat kedua temannya yang tidak kunjung berhenti menertawakan dirinya. Dia membuka buku PR nya yang sudah terisi oleh jawaban karena dia sudah mengerjakan semalam karena ayahnya selalu mengecek tas sekolahnya untuk mengecek ada tugas atau tidak. Iya protektif banget dan tentunya di siplin sekali.
Nada berhenti tertawa lalu tanpa aba-aba langsung mengambil buku milik Eriska membacanya sebentar kemudian tersenyum lebar ke arah Eriska yang kini menatapnya datar.
" Elen! Ternyata Eris ngerjain PR nya, ayok kita salin cepatan. Keburu Bu Endang datang ini. " katanya sembari meletakkan bukunya di tengah-tengah meja agar Eriska melihatnya juga.
Elena tersenyum mengangguk dan dengan cepat membuka bukunya menyalin isi jawaban dari temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Teen Fiction" Mantan itu memang ngeselin tau nggak?! Giliran di kejar malah lari, pas udah nggak di kejar malah balik ngejar! Kan tai ya?! " - Deva Argantara Tejakusuma - " Ya ya ya gue tau cinta datang terlambat, penyesalan selalu datang di akhir....tapi gue...