Malam ini Nada sudah terlihat rapi dengan make up tipisnya serta dress putih selutut tanpa lengan. Malam ini dia harus datang ke acara brithday party teman SMP nya dulu, atau lebih tepatnya musuh bebuyutannya sejak dulu. Dia berjalan turun dari tangga sembari menenteng slinbag berwarna hitam senada dengan high heels nya.
Nada melihat kakak iparnya yang tengah menatap ke arahnya dengan kening berkerut. Dia melengos tidak peduli dan berencana melewati saja tanpa mau berpamitan dengan istri kakaknya tersebut. Namun sangat sayang sekali sepertinya rencananya tidak berhasil ketika dia melihat kakaknya yang berdiri tepat di belakang istrinya itu berjalan ke arahnya.
" Mau kemana kamu malam-malam begini? " tanya Fandi sembari memperhatikan pakaian yang adiknya kenakan.
Nada membuang wajahnya sembari menghembuskan nafasnya kasar lalu kembali menatap kakaknya dengan wajah datar. " Ke birthday party teman aku, sekarang aku harus pergi dan nggak butuh izin kalian berdua. "
Fandi melotot marah pada adiknya tersebut, dia hendak maju menghampiri Nada namun dengan cepat Dinda menahan suaminya tersebut.
" Aku mohon jangan kebawa emosi, pelan-pelan nasehatinya. " ujar Dinda mendesah samar.
Fandi menghembuskan nafasnya kasar kemudian menatap adiknya itu dengan tatapan memohon. " Nada, ini sudah malam nggak baik buat perempuan seperti kamu berada di luar rumah. Kakak nggak mau kamu kenapa-napa, jadi tolong dengerin kakak....lebih baik kamu nggak usah pergi dan mulai belajar untuk meningkatkan nilai kamu. Kamu tau sendiri kan, nil--
" AKU NGGAK PEDULI!! " potong Nada berteriak kesal lalu pergi melangkahkan kakinya keluar dari rumah tanpa memperdulikan teriakkan kakaknya yang marah kepadanya.
Nada masuk ke dalam mobilnya melajukan mobil tersebut keluar dari halaman rumahnya untuk menuju tempat birthday party musuhnya itu. Malam ini dia akan datang bersama Elena karena temannya tersebut juga di undang.
Selama hampir setengah jam mengendarai mobilnya, Nada berhenti di sebuah tempat yang terlihat sepi di depannya. Dia keluar dari mobil berjalan masuk ke arah pintu masuk yang di jaga oleh dua orang lelaki bertubuh besar. Dia menyerahkan undangan birthday party dari musuhnya tersebut kepada salah satu lelaki bertubuh besar itu, setelah menerimanya kedua lelaki itu pun mempersilahkan dirinya masuk ke dalam.
Sesampainya di dalam Nada di sambut dengan suara musik yang terdengar memekakkan telinga, dan lampu kerlap-kerlip menyinari penerangan tempat itu yang minim cahaya. Dia menutup hidungnya saat mencium aroma alkohol di sekitarnya. Dia langsung berjalan menyusuri tempat tersebut dan mencari di mana tempat musuhnya itu mengadakan pesta.
" Sial, ini club apa kandang kambing sih? Bau banget lagi, si Oliv nggak ada duit kali ya sampai ngadain pesta di sini. " gerutu Nada kesal sendiri.
" WOY NADA!! "
Nada menolehkan wajahnya ke samping ketika mendengar namanya di panggil. Dia tersenyum lega saat menemukan Elena melambaikan tangannya ke arah dirinya.
" Lama bener lo datangnya? " tanya Elena ketika Nada mendudukkan diri di sampingnya.
Nada berdecak kemudian berkata dengan kesal. " Biasa, abang gue... "
Elena tertawa mendengar perkataan temannya tersebut membuat Nada langsung mendelik tajam ke arah dirinya.
" Gila ya abang lo itu benar-benar bikin patah hati kaum hawa tau nggak? Dia nikah sama cewek yang benar-benar cantik banget, ya gue mah apa atuh cum--
" Apaan sih kok jadi bahas abang gue! Mana tu si Oliv? Kok nggak ada dia nya? " potong Nada mengalihkan pembicaraan mereka.
Elena mendengus pelan kemudian berkata dengan nada ketus. " Oliv di belakang lo nyet! "
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Teen Fiction" Mantan itu memang ngeselin tau nggak?! Giliran di kejar malah lari, pas udah nggak di kejar malah balik ngejar! Kan tai ya?! " - Deva Argantara Tejakusuma - " Ya ya ya gue tau cinta datang terlambat, penyesalan selalu datang di akhir....tapi gue...