|| Bagian Lima ||

1 1 0
                                    

Hari minggu pagi merupakan hari yang sangat menyebalkan bagi seorang Deva Aragntara Tejakusuma, di saat semua anak sekolah yang sekarang sedang tertidur menikmati tidur panjang mereka. Tapi tidak dengan Deva yang sekarang sudah berjalan bersama kedua orang tua nya untuk lari pagi di sekitar komplek rutinitas setiap pagi minggu mereka.

Deva berjalan malas di belakang kedua orang tua nya. Dia masih mengantuk dan ingin kembali ke tempat tidurnya tapi Ibu tiri yang baik itu memaksanya untuk segera bangun dan menjalankan rutinitas mereka.

" Yes, you are right, mother-mother komplek sini, kayak nya mereka udah hapal kalau kita jogging tiap the morning of the week " celetuk Bella sembari melirik beberapa ibu-ibu muda maupun yang sudah tua yang mencoba menggoda suaminya.

Dimas terkekeh geli mendengarnya sembari menoleh pada Ibu-ibu yang kini menjerit kesenangan saat rencana mereka berhasil membuat dirinya menoleh.

" You jangan bikin mereka jejeritan nggak jelas begitu ah, i don't like, and i was jealous with them. " ketus Bella membuang wajahnya ke arah lain.

Dimas yang melihat itu pun merangkul bahu istrinya tersebut sembari mencium puncak kepala perempuan itu.

Bella menoleh ke arah Dimas dengan pipi merona merah di perlakukan seperti itu membuat Ibu-ibu yang tadi jejeritan kesenangan kini jadi berteriak kesal.

" Apasih you, jangan coba-coba merayu I deh nggak mempan, you know? " ucap Bella masih ketus.

" Ya udah kalo gitu, aku ke tempat mereka aja ya...." ucap Dimas menunjuk rombongan ibu-ibu tadi berniat menjahili istrinya itu.

Bella melotot sembari mencubit pinggang suaminya tersebut dengan kesal. " Awas aja kalau you kesana, you tidur di luar this night okay... "

Dimas tertawa ngakak kemudian berbisik di telinga istrinya tersebut dengan suara pelan. " Emang berani tidur sendiri? Kamu tidur aja meluk aku, gimana kalau nggak ada aku pasti kamu nggak bis--

" OKAY STOP!! Kamu menang! "

Deva mendengus pelan merasa bosan melihat kemesraan kedua orang tuanya, sampai akhirnya dia berhenti berjalan dan mundur secara perlahan. Setelah jauh dari orang tua nya dia berlari menuju rumahnya namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah gerobak ketoprak lewat di sebrang jalan. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung berlari ke sebrang jalan dan memanggil nama pedagang ketoprak tersebut.

" MANG UJANG HEY WASSUP BRO!! " sapa Deva dengan riang saat sudah sampai di depan gerobak tersebut.

Mang Ujang pedagang ketoprak tersebut hanya tersenyum kecil sudah biasa dengan tingkah random Deva yang membuatnya harus mengucap istighfar dalam hati.

" Lama nggak liat mang, kemana aja?  Cari bini kedua ya mang? " tanya Deva langsung duduk di kursi yang tersedia.

Mang ujang mendelik tidak terima. " Enak aja kamu ngomong, istri saya sampai maut memisahkan cuma Eti... "

Deva tertawa pelan mendengarnya karena dia memang senang menggoda penjual ketoprak tersebut yang selalu membawa foto istrinya yang berada di Bandung terpampang di gerobaknya.

" Biasa aja dong mang, becanda juga. " katanya pelan.

" Kayak biasanya ya mang, saya mau pesan satu dulu, ntar kalo lapar lagi saya mesan lagi. Kayak biasa mang...." sambung Deva lagi.

" Iya iya tau mamang teh...." sahut Mang Ujang sembari menyiapkan mangkuk menyiapkan pesanan lelaki itu.

Deva mengedarkan pandangannya ke jalan besar di depannya, dia mengucek matanya saat melihat seorang perempuan yang menggunakan sepeda berhenti tepat di depan gerobak milik mang Ujang.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang