Part 14

548 115 19
                                    

"Jangan pergi."ucap Chanyeol sambil terengah-engah.

"Apaan sih, Chan."balas Yoona heran.

"Jangan pergi, Na. Gue mohon."ucapnya lagi. Chanyeol menatap Yoona dengan penuh harap agar Yoona mau mengikuti perkataannya.

"Lo nggak ada kerjaan lain apa selain ngisengin gue?"tanya Yoona kesal.

"Gue serius, Audrellya!"balas Chanyeol dengan tegas. Cukup membuat Yoona terkejut karena Yoona belum pernah melihat Chanyeol tegas dan serius seperti ini sebelumnya.

"Kenapa gue nggak boleh pergi? Lo siapa? Lo nggak ada hak buat ngatur-ngatur gue seenak jidat lo."balas Yoona yang nadanya ikut meninggi.

"Karena gue suka sama lo, Na."ucap Chanyeol dengan lantang.

"Chan? Lo kenapa sih?"tanya Yoona sambil menepuk pundak Chanyeol dan membangunkan cowok itu dari lamunannya. Iya, Chanyeol baru tersadar bahwa tadi itu hanya sekedar lamunannya. "Ada yang mau lo sampein?"tanya Yoona lagi pada Chanyeol.

Chanyeol pun meraih tangan Yoona dan mengambil ikat rambut yang selalu ada di pergelangan Yoona kemanapun ia pergi.

"Eh mau ngapain lo?"tanya Yoona panik. Chanyeol tak menjawab pertanyaan Yoona. Cowok itu terus melanjutkan kegiatannya, mengikat rambut Yoona. Bagi Chanyeol, Yoona sangat cantik ketika rambutnya digerai. Chanyeol nggak pengen Sehun melihat kecantikan Yoona saat ini. Meskipun mungkin bagi Sehun Yoona akan cantik bagaimanapun gaya rambutnya, tapi Chanyeol tetap mengikat rambut Yoona.

"Jangan dibuka iketan rambutnya sampe lo nyampe sini lagi. Awas aja kalau lo sampe berani buka tuh iketan rambut."ancam Chanyeol.

"Freak banget sih lo!"

"Na? Udah siap?"tanya Sehun yang kini tengah berada diantara Yoona dan Chanyeol. Cowok itu udah sangat siap untuk kencannya hari ini. Yoona pun mengakui bahwa Sehun keliatan tampan bahkan kelewat tampan.

"Eh kak, udah kok."balas Yoona sedikit canggung dan dia masih menunggu jawaban Chanyeol yang masih mematung dihadapannya.

"Kalau gitu kita berangkat sekarang."ucapnya.

"Hati-hati, Na." Chanyeol hanya mampu mengatakan itu pada Yoona. Ia tidak cukup berani untuk melakukan hal yang sama seperti pada lamunannya. Setelah melihat Sehun, Chanyeol mendadak tak mampu mengatakan yang sebenarnya pada Yoona. Sehun terlalu sempurna untuk Yoona dan ya, Chanyeol selalu merasa kalah oleh seniornya itu.

"Dari tadi lo cuma mau ngomong itu doang??"tanya Yoona yang nggak habis pikir. "Lo keringetan gitu cuma mau bilang hati-hati doang sama ngucir rambut gue?"ulang Yoona lagi.

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya, cowok itu sedang tak berselera untuk beradu argumen dengan Yoona saat ini. Ia merasa nyeri pada bagian hatinya.

"Ayo, Na."ajak Sehun lagi yang agak BT menjadi penonton diantara percakapan Yoona dan Chanyeol.

Yoona pun mengangguk. "Doain gue ya, Chan."bisik Yoona sambil tersenyum. Chanyeol mengangguk sambil tersenyum dengan amat terpaksa. "Goodluck."

Chanyeol hanya bisa menatap punggung Yoona yang semakin lama semakin menjauh dari pandangan matanya. Cowok itu merasa bodoh karena ia hanya bisa diam dan tak mampu mencegah Yoona. Dia merasa bahwa dirinya hanyalah seorang pengecut.

Chanyeol mengacak-acak rambutnya dan cowok itu membanting pintu asramanya. Ia mengambil air minum dan meneguknya namun sialnya air yang ia minum itu tak mampu meredakan rasa panas yang ada dalam dirinya. Ia begitu marah, marah pada dirinya sendiri. Bahkan meja yang ada di kamarnya pun menjadi sasarannya. Ia pukul meja itu sekeras-kerasnya hingga tangannya terluka.

High School ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang