Part 3

832 115 3
                                    

Krystal

"Apa?? Boarding school? Ayah nggak serius kan? Ayah cuma bercanda. Iya kan?"ungkapku yang nggak percaya dengan perkataan ayahku barusan. Apa? Menyekolahkanku di boarding school katanya. Hahahha nggak mungkin.

"Mana mungkin ayah sama bunda bercanda. Kami serius, Krystal."balas bunda.

"Ya udah sih, dek terima aja. Toh boarding school nggak seburuk itu."ungkap Kak Jessica, kakak satu-satunya yang kumiliki.

"Kakak enak. Sekolah di Paris yang emang sesuai sama keinginan kakak, belum lagi fasilitas memadai, tapi aku? Aku sekolah di 'Boarding School' sekolah asrama yang ketat banget sama yang namanya aturan, nggak bebas, ini itu dilarang, mau ini susah, mau itu susah, yang ada bikin bete tau nggak."bantahku.

"Dasar anak manja! Bisanya cuma mikirin yang kayak gitu. Apa nggak ada yang lain, Krys? Kamu itu manja, nggak mandiri, childish, nggak suka matuhin yang namanya peraturan, ya panteslah kalo bunda sama ayah masukin kamu ke Boarding School."ungkap Kak Jess.

"Iya. Kakak kamu bener, kamu tuh harus rubah sikap kamu yang buruk itu. Nah, hanya dengan masuk asrama sikap kamu bakal berubah, ayah yakin itu. Kakakmu semenjak jauh dari mama papa sikapnya jadi lebih dewasa."sambung ayah.

"Ya itu mungkin berlaku buat kakak, kalau aku kayaknya nggak deh. Aku suka aku yang sekarang. Mau digimana-manain juga aku ya tetep aku, nggak akan berubah."bantahku.

"Ayolah nak, sekolah asrama itu menyenangkan, disana kamu akan mendapatkan pengalaman baru, teman baru, kehidupan yang baru mungkin."kata bunda yang berusaha meyakinkanku.

"Apa jaminan ayah sama bunda kalau aku nggak bakal betah disana.?"tanyaku.

"Kamu boleh pulang, sekolah dimana pun kamu mau. Bahkan ayah akan belikan kamu mobil baru kalau kamu benar-benar nggak betah disana. Itu jaminannya."kata ayah yakin.

"Lho yah, kok si Krystal mau dibeliin mobil? Makin manjain Krystal aja deh ayah nih."keluh Kak Jess.

"Jessica, kamu nggak usah takut, bunda yakin kalo Krystal bakal betah disana. Lagian bunda sama ayah udah milih sekolah asrama yang paling bagus. Percaya deh."jelas bunda.

"Emang asrama mana sih bun?"Tanya Kak Jess yang mulai penasaran.

"Pelita Bangsa International Boarding School. Fasilitasnya sangat memadai. Ya, baguslah buat kamu, Krys."jawab bunda.

"Perasaan di Tangerang atau Jakarta nggak ada tuh sekolah yang kayak gitu."ucapku sambil mengingat-ngingat apakah ada nama sekolah macem itu di Tangerang bahkan di Jakarta.

"Memang nggak ada Krys, sekolah itu adanya cuma di Bandung."jawab ayah.

"What??? Bandung??? Are you kidding me???"tanyaku terkaget-kaget.

"No, I'm not. Ayolah sayang, ayah janji kamu nggak akan nyesel udah ngikutin kemauan ayah sama bunda."kata ayah yang terus membujukku.

"Oke. Kalau emang gitu, aku pilih boarding school aja. Kalo emang itu yang terbaik, aku bisa apa. Tapi bener ya, kalau nggak betah aku boleh pulang dan ayah harus nepatin janji ayah buat beliin aku mobil."jelasku.

"Iya sayang, ayah janji."

Sore itu menjadi sore yang cukup mencekam bagiku. Keputusan kedua orang tuaku untuk menyekolahkanku di boarding school adalah hal yang paling menakutkan bagiku. Oke, memang sikapku yang manja, boros, kekanak-kanakan, jauh dari kata mandiri, kadang seenaknya dan nggak pernah mengikuti peraturan itu membuat orang tuaku pusing sampai mereka memasukkanku ke boarding school. Tapi menurutku itu keterlaluan.

High School ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang