Part 17

544 101 15
                                    

Seperti biasa setiap Sabtu pagi Yoona pasti meluangkan waktunya untuk olahraga. Pagi-pagi buta Yoona keluar dari asrama dan berlari sekitaran Pelita Bangsa. Pelita Bangsa sangat luas sampai-sampai Yoona nggak pernah kuat kalau harus ngelilingin sekolahnya itu.

"Sendirian aja neng."sapa Chanyeol yang tiba-tiba udah berlari di samping Yoona.

Yoona menoleh ke sebelah kanannya mandapati Chanyeol berlari sambil tersenyum padanya.

"Udah sehat lo?"tanya Yoona.

"Udah dong, thanks to you. Makasih ya, Na enak banget cream soup-nya."puji Chanyeol. Chanyeol nggak bohong kok, masakan Yoona benar-benar enak menurutnya.

"Sama-sama. Syukur deh gue takutnya nggak enak malah."balas Yoona yang kemudian berhenti karena kelelahan.

"Eh tapi tunggu dulu, nggak dikasih racun kan, Na?"selidik Chanyeol sambil menatap Yoona penuh tanya.

"Gue kasih racun supaya lo nggak banyak tingkah."balas Yoona sambil tertawa, membuat Chanyeol otomatis langsung ikut tersenyum melihat Yoona tertawa seperti itu.

"Kalau gue mati, lo juga yang bakalan kangen, Na."

"Ih mana ada."bantah Yoona.

"Kenapa lo nggak ngasih ke gue langsung?"tanya Chanyeol yang ikut duduk di samping Yoona.

"Nggak enak lagi ngeganggu."

"Lo nggak pernah ganggu lagi."

"Gue baru tau kalau lo bisa mainin alat musik."ucap Yoona sembari mengusap keringat dengan handuk kecil yang dibawanya.

"Masih banyak hal yang nggak lo tau tentang gue, Na."balas Chanyeol sambil menatap langit. Ya, Yoona memang tak tau banyak tentang Chanyeol dan bagaimana Chanyeol secara tak langsung telah menghancurkan hidup Yoona.

"Oh ya? Apa aja tuh?"tanya Yoona penasaran.

"Ada aja. Kepo banget sih. balas Chanyeol jahil. "Lo bisa mainin alat musik?"tanyanya lagi.

Yoona terdiam, lagi. Lama banget rasanya dia nggak pernah bermusik lagi. Dulu, Yoona selalu duduk disamping ibunya mendengarkan ibunya bermain piano dan beberapa kali Yoona diajari oleh ibu tercintanya. Menari, bertiga dengan ibu dan ayahnya saat lagu-lagu terputar di ruang musik keluargnya. Hingga musik dan tari adalah hidupnya. Setelah ibunya meninggal? Yoona tak pernah mau menyentuh piano atau pun menari. Lagi-lagi luka telah membuatnya menjauh. Semakin lama Yoona semakin sadar, dia begitu meninggalkan dunianya dan menutup dirinya. Kehilangan ibunya membuat ia kehilangan hidup dan dirinya sendiri.

"Kok malah bengong?"tanya Chanyeol.

"Gue nggak suka main musik."jawab Yoona datar.

"Terus sukanya apa? Jangan bilang lo sukanya gue."celetuk Chanyeol yang membuat Yoona langsung salah tingkah. Sedangkan Chanyeol, dia lempeng-lempeng aja tuh.

"PD gila."bantah Yoona dan dia langsung pergi melanjutkan kegiatan olahraga paginya sebelum Chanyeol menemukan pipi Yoona yang rasanya memanas dan memerah. Bagaimana bisa Chanyeol mengatakan hal seperti itu dengan entengnya?

"Lah Na!! Tunggu!!"teriak Chanyeol yang berlari menyusul Yoona.

"Gue nggak salah ngeliat lo lari pagi?"tanya Kai ketika mendapati Krystal yang sedang lari pagi dengan ogah-ogahan. Sebenarnya Krystal berniat buat lari pagi bareng Chanyeol, sialnya dia bangun kesiangan. Krystal juga pengen kayak Yoona yang ngabisin weekend-nya olahraga bareng Chanyeol. Krystal juga pengen bisa lebih deket sama Chanyeol layaknya Yoona yang selama ini deket banget sama Chanyeol.

High School ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang