8

7.7K 1.3K 150
                                    

Jungkook terbangun ketika suara ribut Kyuhyun di luar pintu kamar membuatnya terpaksa segera turun dari ranjang dan menyambut pemuda itu.


"Changmin-hyung mengajak kita keluar. Kita akan jalan-jalan. Mandi dan ganti bajumu kita berangkat pukul sembilan nanti."



Jungkook masih sibuk mengusap wajah ketika nyatanya sang kakak sudah tak lagi berada dihadapannya. Ia bahkan baru ingat ini hari libur.

"Sepasang kekasih itu pasti menjadikanku alasan untuk bisa pergi berdua." Jungkook mengerang pasrah. Ia tak mungkin menolak.


~*°*~


Dan acara jalan-jalan itu benar terlaksana. Rasanya lebih bisa dibilang berkeliling Seoul karena Jungkook yang kini duduk pada jok belakang mobil Changmin hanya menatapi jajaran pemandangan kota. Mereka berhenti sesekali ketika ingin membeli sesuatu.




Jungkook tak keberatan. Rasanya mungkin lebih untung daripada berdiam dirumah.


Ia pun tak begitu bosan mengingat nyatanya kakaknya dan Changmin tak membiarkannya melamun sendiri. Mereka mengajaknya berbincang apapun yang bisa diujar.


Jungkook mulai menikmati ketika mobil mereka melewati jajaran pohon rindang. Mungkin jalanan menuju desa atau apapun karena Jungkook belum pernah melewatinya. Ia bosan melihat gedung tinggi. Pepohonan hijau yang rindang seperti yang tengah ia tatap jauh nampak lebih memikat.




Mereka masih tenang menyesapi pemandangan hijau sekitar. Sampai pada segerompol pengemudi mobil yang sebelumnya mendahului mereka tiba-tiba berhenti dan keluar. Jungkook sontak mengrenyit bingung.



Hingga ketika beberapa dari mereka mulai mengeluarkan senjata tajam bahkan pistol---- Jungkook kaku ditempat.




"Hyung." Jungkook ingin memanggil dua kakak didepannya keras namun suaranya tercekat.



Suara ribut Kyuhyun serta pemandangan ketika Changmin dipaksa keluar dengan todongan pistol menjadi pandangan terakhir Jungkook ketika para pria yang mulai mengambil alih kuasa mobil Changmin mendekatinya.




Jungkook tak tahu namun satu yang ia dapati adalah gelap.



~*°*~


Sebuah takdir baik atau buruk itu tak pernah bisa diharapkan untuk sekedar tahu kapan terjadi.



Dan Jungkook sama sekali masih tak percaya ketika takdirnya membawanya terbangun dalam keadaan duduk pada jok belakang mobil yang berdebu. Sedang didepannya dua kakaknya nampak tak sadarkan diri dengan darah dikepala.



Jungkook terisak tanpa suara. Menatap dua tangannya yang penuh luka lecet. Mungkin para pria itu sengaja membuatnya tak bisa menggerakkan lengan sebab rasa perih.



Ia sadar mereka dirampok. Namun ia tak berharap berada dalam posisi semacam ini.


Ia bisa menatap tak ada apapun didepannya sedang jika ia menatap samping ia bisa melihat mobil mati yang ia duduki berada diujung jurang. Banyak tumbuhan liar menutup sekitar namun terik matari masih membuatnya dapat melihat jelas.


Jungkook menggigit bibir. Satu gerakan kecil membuat mobilnya terhuyung. Ia yakin jika ia memaksa bergerak maju sekedar meraih kakaknya maka mereka akan jatuh.




Isakan Jungkook mulai terdengar. Ia tak tahu apakah kakaknya masih hidup atau tidak. Ia menangisi takdirnya. Ia masih ingin hidup, masih ingin tumbuh menjadi dewasa lagi. Ia masih ingin bertemu keluarganya. Dan ia masih ingin mencintai vampirnya.




Reeks Zonden (vkook)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang