6

9.8K 1.4K 327
                                    

Taehyung menatap langit dalam diam. Ia tengah berada di atap gedung tua. Malam ini ia ragu sekedar mengunjungi Jungkook. Sejujurnya ia percaya Jungkook si polos itu akan bungkam. Ia pun sejujurnya tak perlu khawatir jika vampir yang ia lawan waktu lalu akan mendekati Jungkook. Naluri sesama pemangsa itu sama. Ketika korban direbut maka satu yang terlintas dari sosok yang dicuri mangsanya adalah korbannya tetap akan jadi mangsa si perebut. Dengan kata lain, Taehyung yakin vampir itu merasa ia telah membunuh Jungkook.



Alasan utama yang membuat Taehyung merubah keputusannya untuk tak membunuh Jungkook sama dengan alasannya untuk terus mendekat pada Jungkook. Satu alasan serupa--- Bahwa tubuhnya, nalurinya, serta akalnya menentangnya untuk menghapus bocah itu dari ingatannya.




Ia tak pernah terpengaruh separah ini. Ia tak pernah tertarik pada manusia namun entah mengapa Jungkook mengambil atensinya.


Mengapa pula dirinya harus dipertemukan dengan Jungkook untuk kesekian kalinya?



Taehyung merutuk. Ia tak mengerti pada dirinya. Satu yang ia ikuti hanya apa yang membuatnya merasa lega. Dan apa yang ia pilih saat ini jelas membuatnya merasa lebih baik.



Bahkan ketika malam kemarin ia dengan beruntung dapat menyicip Jungkook tanpa harus membuat dosa baru, ia terkejut tubuhnya masih sanggup terjaga. Ia tak lepas kendali. Padahal ia yakin sekali jika wajah Jungkook, bau Jungkook, manis darah Jungkook membuatnya merasa hidup. Dan saat itu harusnya ia tak lagi perduli pada Jungkook. Ia harusnya menggelap dan menghisap habis darahnya.



Satu yang ia ingat, debaran ribut jantung Jungkook beberapa malam ini selalu menggelitik telinganya.


Taehyung menggusak surainya kasar. Ini sudah pukul delapan malam. Tak ingin merenung seperti manusia, Taehyung memilih beranjak.


Tujuannya tentu kembali mengunjungi Jungkook.


~*°*~


Jungkook tengah termenung di balkon kamar ketika Taehyung dengan tiba-tiba melompat ke atas pagar balkonnya sebelum berdiri di sampingnya. Ia terkejut tentu saja.



"Hyung." Jungkook membungkuk singkat. Sedikit mengatur nafas begitu dadanya mulai kembali ribut.

"Ada apa dengan wajahmu?"


Jungkook sempat melongo ketika sadar Taehyung bertanya padanya. "A-ah, kenapa dengan wajahku?"


"Kau terlihat buruk. Pikiranmu jelas tengah kacau. Itu terlihat sekali."


Jungkook sontak menghela napas kasar. "Aku hanya tengah memikirkan banyak hal."


Taehyung nampak tak menjawab. Sibuk melirik raut Jungkook yang nampak tengah kesulitan. Tanpa alasan ia merasa tak nyaman. Ingin tahu sekaligus ingin meminta bocah itu untuk berlaku seperti biasa.



Lagi-lagi pikirannya tak karuan.


"Jungkook, ikut aku."

Jungkook masih mencoba menangkap maksud Taehyung ketika pemuda itu lebih dulu berjongkok.


"Naik."


Bersumpah, Jungkook ingin memukul dirinya sendiri begitu perutnya tiba-tiba melilit dan pipinya memanas tanpa tahu sebab.



"Cepatlah."

Tanpa menunggu lagi Jungkook akhirnya menjatuhkan tubuh pada gendongan di punggung Taehyung. Pasrah karena tak ingin Taehyung marah jika ia menolak.



Reeks Zonden (vkook)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang