London
Suasana malam ini tetap sama. Dingin. Berada di negeri orang lain tidaklah mudah. Itulah yang dirasakan Devian Raymond. Jauh dari tempat nya dibesarkan, dan datang ke negeri orang untuk mengejar mimpi.
"Heh. Apa yang kau pikirkan? Mengapa melamun?" ujar seseorang membuyarkan lamunan Dev.
Kayla. Dia lah teman perempuan yang paling dekat dengan Dev. Orang Indonesia juga. Kayla sering dimanjakan oleh Dev, pernah suatu malam Kayla menelpon Dev, mengaduh kesakitan karena sedang datang bulan. Dengan segera Dev menemui Kayla, memberi nya makan dan obat. Lalu menemaninya hingga ia tertidur, baru Dev bisa pulang.
Dev menganggap Kayla seperti adiknya sendiri. Bahkan mereka pernah digosipkan mempunyai hubungan. Tetapi berita itu tidak mempengaruhi persahabatan mereka.
"Sedang memikirkan sesuatu?" Ucap Kayla menyenggol bahu Dev, "biar aku tebak. Pasti lagi kangen orang tua kamu ya." lanjutnya. Bahkan dia tidak memberikan Dev kesempatan untuk menjawab.
"Sudahlah Dev. Mendingan kita pergi ke klub saja. Hiburan." Sahut seorang pria yang menegukan sisa air di gelas nya.
Namanya Erik. Teman Dev dan Kayla juga. Hobinya pergi ke klub, mabuk-mabukan, dan sering gonta-ganti pacar. Meski kelakuannya seperti itu, Erik tidak pernah mengencani seorang wanita sampai diatas ranjang. Dia akan selalu teringat ibu dan adiknya yang juga perempuan.
"Ish Erik! Kalau mau pergi ke klub pergi saja sendiri. Tidak perlu mengajak kita." jawab Kayla sedikit membentak.
"Heh!" Erik menjentikkan jarinya kejidat Kayla, "aku mengajak Dev. Bukan kau."
"Tidak masalah Kay, kita temenin Erik saja. Takutnya dia keblabasan" sahut Dev.
Alunan musik yang diiringi seorang DJ profesional mampu menghipnotis setiap orang yang mendengarnya. Hentakkan badan yang bahkan tidak akan diingat lagi setelah mereka sadar. Mereka yang datang ke tempat seperti ini berpikir bisa menghilangkan permasalahan hidup yang sedang mereka lalui, tapi tidak. Mereka hanya akan menambah masalah.
"Tuh kan merepotkan." Keluh Kayla berusaha menopang tubuh Erik yang berat.
"Ayo semua!!!" Ucap Erik mengangkat kedua tangannya, alhasil karena tidak seimbang tubuh Erik pun ambruk.
Dengan susah payah Dev dan Kayla kembali membopong tubuh Erik berjalan menuju mobil.
"Merepotkan jadi orang! Tidak ada untungnya." Geram Kayla pada Erik.
Dev yang melihat ocehan Kayla hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. Sedangkan Erik, ia lebih memilih menenggelamkan wajah nya diatas kasur.
Kayla yang mencoba melepaskan sepatu milik Erik malah tersungkur ke belakang, dengan sigap Dev menangkap tubuh Kayla.
Mereka saling menatap, tatapan penuh arti.
"A-aku... Mau ambil minum," ucap Kayla gugup.
23.15
"Masuk, diluar dingin." Ucap Dev yang berada disamping Kayla.
Sebuah perhatian yang terkesan dingin, begitulah cara Dev menunjukkan keperdulian nya.
"Soal tadi-" ucap Dev ragu.
"Tidak masalah." Jawab Kayla tersenyum tipis.
Kayla masuk lebih dulu, disusul Dev dibelakangnya. Mereka masih berada di apartemen Erik. Karena sudah larut malam dan terlalu dingin untuk pulang, mereka memutuskan untuk menginap.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Ever Be Mine
Romance"PERGI!!" ucap Adista dengan rasa takut, "berhenti disana!! jangan mendekat." lanjutnya berjalan mundur. "Akan aku jelaskan semuanya, berhentilah bersikap seperti anak kecil." jawab seorang pria yang berusaha mendekati wanita tersebut. "Apa lagi yan...