Aku memasuki Pizzaria sambil mencoba untuk menghilangkan rasa gugup ku.
Hell,aku benar-benar gugup. Kau tau lah,ini pertama kalinya aku pergi makan siang bersama seorang lelaki (saat aku makan siang dengan Luke dan semua sahabatku,itu tidak termasuk hitungan.)
Aku menarik napas dalam lalu menghembuskannya,dan kemudian berjalan menghampiri Drew yang sudah duduk manis di meja ujung ruangan. Ia bahkan sudah melambaikan tangannya padaku,mungkin maksudnya agar aku bisa melihatnya.
"Hey,Darcy." sapanya ketika aku sudah sampai di meja tempat Drew duduk.
"Hey,Drew." sapaku balik sambil duduk di kursi hadapan Drew.
"Aku sudah pesan pizza nya,dan kuharap kau tidak keberatan dengan pesananku..." ucapnya sambil menggaruk rambut nya.
"Tentu saja aku tidak keberatan. santai saja." jawabku sambil tersenyum. yah,walaupun dalam hati berharap agar Drew ternyata memesan pepperoni dan tidak memesan yang lain...
"Baguslah. Tadinya aku ragu karena aku tidak tau kau mau pizza apa,aku takut kau tidak menyukai nya.." jawabnya.
"Santai saja,Drew. aku menyukai semua makanan,aku banyak makan seperti babi." cerocosku tanpa sadar,dan ketika aku sadar akan ucapanku yang sama sekali tidak manis itu,aku langsung menutup mulutku.
Way to go,D.
Babi,katamu? ugh. Drew pasti ilfeel dan lari darimu.Aku mengira bahwa reaksi Drew akan menunjukkan reaksi tak suka ataupun jijik,Tapi reaksi nya ini benar-benar luput dari perkiraan ku.
Ia malah tertawa,tertawa tulus sekali,aku sampai melongo karena tak percaya ucapan bodohku malah membuatnya tertawa.
"You're hilarious. Kau sangat menyenangkan dan asyik untuk diajak ngobrol." Ucapnya setelah tawanya mereda,aku hanya tersenyum kecil dan berusaha untuk menyembunyikan pipi ku yang memanas.
Sialan,pujian dari orang asing selalu membuat ku malu.
"Kau juga." jawabku sambil menatap Drew,Drew juga menatapku tanpa mengurangi senyumnya.
Tak ada satu pun dari kami yang bicara setelah itu.
Suasana hening,aku merasa awkward karena tak pernah melakukan kencan seperti ini sebelumnya.
Aku mengetukkan jari ku di meja sambil berusaha untuk menyusun pembicaraan,kan mau tak mau aku harus menghentikan kesunyian ini. tapi...aku benar-benar tidak tau apa yang harus ku ucapkan..
Aku berusaha mengingat nasihat Grace tadi. Grace bilang,aku hanya perlu untuk menjadi diriku sendiri..
Tapi masalahnya,jika aku menjadi diriku sendiri,apakah Drew akan lari dariku dan tidak mau bersama ku seperti yang Ello lakukan?
Duh..
Aku benar bingung..Tapi tak apalah,Grace benar. aku harus menjadi diriku sendiri,tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.
Toh,rasanya tak akan adil untuk Drew jika saat kami sudah menjalin hubungan serius,dia baru mengenal diriku yang sebenarnya. tak akan adil jika ia melihat keberingasan ku saat kami sudah menjadi sepasanv kekasih dan dia susah mundur lagi.
Eh. kenapa aku jadi melantur begini?
"Oh god,i'm so awkward." i blurted out.
Drew menatapku kaget,mungkin kaget karena mendengar ucapanku yang tiba-tiba tadi.
Aku menatap wajahnya,lalu kembali menunduk malu."Kau tau..ini pertama kalinya aku pergi kencan dengan seorang lelaki. semua anak lelaki di sekolahku takut padaku,aku memang tomboy,bahkan Luke,sahabatku memanggil ku dengan sebutana half man. semua lelaki takut padaku dan merasa terintimidasi,mangkannya mereka tidak pernah berani mengajakku kencan." ucapnya lagi dengan kecepatan penuh,tanpa berani menatap wajah Drew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fairy: How To Be a Girl
FanficAku tidak percaya bahwa aku,Darcy Capella Styles yang dijuluki 'half man' oleh teman-temanku rela merubah sikap,penampilan,dan ucapanku hanya demi seorang lelaki yang kusuka. Aku benar-benar merubah diriku yang tomboy agar dia melihatku. Aku benar-b...